You're only here for a short visit.
Don't hurry, don't worry. And be sure to smell the flowers along the way - Walter Hagen
"Dari sana nampak jelas Ngarai Sianok, nanti sekalian kita foto-foto di Lobang Jepang," lanjut bang Mus lagi.
Gak pake mikir, kami semua langsung aja setuju dengan ajakan bang Mus.
Beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 14 Juli 2015, salah seorang wartawan koran SINDO Batam menelepon saya. Asrul Rahmawati namanya. Kebetulan nama dan nomer HPnya sudah tersimpan di dalam memori HP saya. Sebelumnya kami memang pernah bertemu waktu acara bedah buku Exploring Natuna di Batam Trade Expo bulan April lalu. Waktu itu kami memang sengaja bertukar nomer telepon, karena masing-masing kami rupanya meyakini, kalau suatu hari nanti nomer telepon itu akan sangat berguna.
Dengan mengusung tema Semarak Ramadhan, acara berbuka puasa di Nagoya Mansion Hotel & Residence ini benar-benar membawa kesemarakan tersendiri bagi para tamu yang hadir. Nuansa Semarak Ramadhan sudah terasa sejak kita memasuki hotel ini. Ornamen-ornamen berbentuk masjid, bulan dan bintang, terpasang di setiap sudut Nagoya Mansion Hotel & Residence. Dan akan semakin terasa semarak ketika memasuki area lantai 2.
Tahun ini adalah kali kedua rombongan Engineering PT. Batamec Shipyard berbuka puasa di Turi Beach Resort. Dan lagi-lagi kami kebagian tempat di Aqua Poolside, seperti tahun kemarin. Sebenarnya kami ingin mencoba Emerald pool, tapi kami kalah cepet (lagi) dengan rombongan lain. Yoweslah gakpapa, mau di manapun, yang penting kita bersama kan gaees.. halah!
Great Wall ala Koto Gadang atau yang biasa disebut Janjang 1000 oleh penduduk setempat ini merupakan salah satu destinasi yang paling ingin saya kunjungi di Sumatra Barat. Waktu awal-awal diresmikan dulu, saya pernah melihat tempat ini diliput oleh salah satu televisi swasta, keliatan keren banget dengan view Ngarai Sianok yang mempesona. Saya jadi makin mupeng ingin melihat langsung Great Wall ala Koto Gadang ini.
Saya berdiri terpaku. Keindahan alam yang berpadu dengan kemegahan budaya Minangkabau terhampar di hadapan saya. Sungguh. Ini merupakan perpaduan yang sangat indah. Sebuah rumah gadang berdiri dengan kokoh. Di depannya terdapat empat buah rangkiang atau lumbung yang ukurannya tentu saja lebih kecil dari si rumah gadang. Semua terlihat asri, karena selain tempat ini berada di kaki Gunung Marapi, di halaman rumah gadang pun terdapat taman yang tertata rapi. Semua terasa menyejukkan mata. Saya benar-benar merasa sedang berada di sebuah perkampungan Minangkabau.
Jarak dari Padang ke Padang Panjang sekitar 72 km melewati jalan yang berkelok-kelok. Kalau tak terbiasa, mungkin akan merasa sport jantung berkali-kali. Andai perjalanan dilakukan pada pagi atau siang hari, pasti pemandangan sekitar akan tampak memukau. Sayang saya melewati jalan itu ketika hari sudah gelap. Ketika melewati Air Terjun Lembah Anai yang berada di tepi jalan pun saya sudah tidak bisa melihat ke-elokannya, kecuali suara deru air yang seolah ditumpahkan begitu saja dari atas bukit sana. Suaranya terdengar dekat sekali.
Segala sesuatu yang pertama kali pasti akan membuat kita excited. Seperti juga kali ini, perjalanan pertama saya menjejak Bumi Minangkabau. Sumpah! Saya excited banget dengan perjalanan ini. Bagi saya, perjalanan kali ini mempunyai banyak keistimewaan.
Beberapa waktu lalu, saya pernah menyimak obrolan dua teman alumni MP di timeline Facebook. Obrolan itu membahas tentang menikmati kopi dengan menggunakan alat yang namanya french press. Para penggemar kopi mungkin sudah pada tau dengan alat penyeduh kopi yang satu ini. Sebuah alat berbentuk teko yang dilengkapi dengan plunger yang menyatu dengan tutup tekonya. Dengan menggunakan french press kita bisa menikmati kopi tanpa ampas. Prinsip kerjanya adalah dengan melakukan penekanan pada tutup si french press untuk menyaring ampasnya.
Merindukan suara bedug maghrib!
Itulah yang saya rasakan selama menjalankan puasa Ramadhan di Singapura. Padahal, bagi orang yang berpuasa, suara bedug maghrib merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu. Di Singapura, kumandang adzan memang tidak diperbolehkan terdengar sampai keluar masjid. Dari 69 masjid yang ada di Singapura, hanya dari Masjid Sultan yang berlokasi di Muscat Street lah kita bisa mendengar suara adzan yang berkumandang lewat speaker. Jadi bila berpuasa di Singapura, saya selalu membawa jadwal sholat yang saya download dari www.muis.gov.sg. Mendengarkan radio juga merupakan salah satu pilihan lain untuk mengetahui waktu sholat.
Itulah yang saya rasakan selama menjalankan puasa Ramadhan di Singapura. Padahal, bagi orang yang berpuasa, suara bedug maghrib merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu. Di Singapura, kumandang adzan memang tidak diperbolehkan terdengar sampai keluar masjid. Dari 69 masjid yang ada di Singapura, hanya dari Masjid Sultan yang berlokasi di Muscat Street lah kita bisa mendengar suara adzan yang berkumandang lewat speaker. Jadi bila berpuasa di Singapura, saya selalu membawa jadwal sholat yang saya download dari www.muis.gov.sg. Mendengarkan radio juga merupakan salah satu pilihan lain untuk mengetahui waktu sholat.
Assalamu 'alaikum mbak Dian. Aku ada perlu niih.. Kira-kira mbak mau nggak ngisi pelatihan nulis buat anak-anak?
Pesan di WhatsApp dari Kasiyanto, seorang teman yang saya kenal di Kelas Inspirasi Batam itu cukup bikin kaget. Bukan karena pesan itu dikirim beberapa menit menjelang jam 12 malam, tapi saya beneran kaget ama isi pesannya. Ngisi pelatihan menulis? Gak salah niih? Jujur saya gak PD dan sama sekali merasa belum pantas untuk ngasih pelatihan tentang menulis. Saya mah apa atuuuh.. Cuma remahan peyek dalam kaleng Khong Guan.
Masjid Jabal Arafah namanya. Masjid yang berada di pusat keramaian Kota Batam, tepatnya di Jalan Imam Bonjol, Nagoya ini merupakan ikon baru wisata religi di Batam. Letaknya persis di samping Nagoya Hill, sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Batam. Tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini juga difungsikan sebagai sarana rekreasi keluarga.
Kemarin malam, abis solat teraweh tiba-tiba aja pengen ngemil nasi biryani. *cemilannya kok ngeriiii... hehehe.. Untungnya suami juga lagi pengen roti prata. Cocok! Karena udah kompakan gini, kami pun cusss meluncur ke Restoran Martabak HAR yang ada di Nagoya. Lumayan jauh juga sih dari tempat tinggal kami di Tanjung Uncang. Tapi gpp deh, demi sepiring nasi biryani dan seporsi roti prata. Nom! Nom!
Pernah nggak ngalamin kejadian kayak gini, lagi seru-seruan chit chat di WhatsApp tiba-tiba HP lowbatt? Atau yang lebih nyebelin lagi, waktu traveling trus nemu moment bagus, pas ngeluarin HP buat moto ternyata HP-nya mati gara-gara lowbatt. Pernah nggak ngalamin kejadian kayak gitu? Jujur, saya sering banget ngalamin yang kayak gitu. Dan rasanya, gemeeeesss banget...
Patience and persistence are the keys to unlock doors of success. With these two virtues, you grow in reasoning and experience - Ogwo David Emenike
Siang yang terik. Udara kering dan berdebu langsung menyambut ketika aku menjejakkan kaki di tempat ini, Dusun Kinahrejo. Sebuah dusun yang terletak 30 kilometer ke arah utara dari pusat kota Yogyakarta. Tepatnya berada di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta.
Kapal Golden Cheng Ho II didominasi warna merah dan keemasan. Kapal sepanjang 30 meter dan lebar 8 meter dengan ornamen khas Tiongkok itu terlihat mencolok di salah satu sudut Golden City, Batam. Relief besar berbentuk naga berwarna emas di bagian depan memberi kesan mewah pada kapal yang dibuat tahun 1991 di Tiongkok ini.
"Mbak Dee, nama lengkapnya siapa? Rosdiana bukan? Cek twitter, Rosdiana menang lomba traveloka."
Pesan di inbox facebook dari mbak Zulfa (www.emakmbolang.com) sore itu, tanggal 10 Juni 2015 membuat aku buru-buru mengecek lini masa twitter milik traveloka. Di situ tertulis 10 nama sebagai pemenang lomba blog #TiketGratisTraveloka dengan tema Andai aku bisa terbang gratis, aku akan menemuinya. Dan di urutan ke-6 ada nama Rosdiana tertulis di situ.
Kalo ngomongin ikan bakar, saya selalu teringat rumah. Ikan bakar paling enak menurut saya adalah ikan bakar bikinan mama. Apalagi ditambah cacahan mangga muda sebagai pelengkapnya. Orang Bugis nyebutnya ceccak pao. Wuihh! Itu rasanya bener-bener tiada duanya. Ya, sebagai orang Bugis asli, menu ikan gak pernah absen dari atas meja makan. Entah itu dibakar, dimasak pallumara, ataupun sekadar digoreng. Yang jelas, semua enak!
Satu hal yang paling menyenangkan tinggal di daerah kepulauan itu adalah banyaknya pulau-pulau cantik yang antri menunggu giliran untuk disinggahi. Di Batam sendiri, ada sekitar 300 pulau, baik yang berpenghuni maupun pulau kosong. Dan dari 300 pulau itu, belum ada setengahnya yang sudah pernah saya kunjungi. Jadi gak heran, apabila saya selalu excited kalau ada kesempatan untuk mengunjungi pulau-pulau tersebut. Pulau Air Raja salah satunya.
Batam termasuk salah satu dari sembilan titik di wilayah Indonesia yang diresmikan sebagai Jalur Samudera Cheng Ho. Delapan titik lainnya adalah Banda Aceh, Belitung, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya, dan Denpasar. Jalur Samudera Cheng Ho di Batam baru diresmikan pada tanggal 22 Februari 2015 yang lalu oleh Menko Kemaritiman Bapak Dwisuryo Indroyono Soesilo dan Menteri Pariwisata Bapak Arif Yahya.
Jejeran roti beraneka bentuk dan rupa yang tertata manis di atas rak sungguh merupakan sambutan yang hangat dari Kez's Bakery & Restaurant sore itu. Aroma yang menguar dari aneka roti, ditambah dengan penataan ruang yang aduhai, pasti akan membuat siapa pun mendadak merasa lapar seketika. Tak terkecuali kami sekeluarga.
Miniatur Rumah Gadang di Golden City
True friends are never apart. Maybe in distance, but not in heart - anonymous
Pada tau pecel lele kan? Dulu, waktu saya masih bocah yang imut, lucu dan menggemaskan, pas pertama kali ngeliat tulisan menu pecel lele terpajang di warung-warung tenda pinggir jalan, yang ada di bayangan saya adalah nasi pecel dengan lauk ikan lele goreng. Sampai waktu pertama kali diajak mama makan pecel lele saya merasa bingung. Bayangan saya tentang pecel lele pun buyar. Mana pecelnya? Ini kan lele goreng ama sambel terasi plus lalapan?
Satu lagi yang bikin saya terpesona di Dusun Sade selain cerita tentang kawin culik dan kotoran kerbau, yaitu kain-kain tenun cantik yang berwarna-warni. Di Dusun Sade kami juga diajak melihat langsung proses pembuatan kain tenun khas Lombok. Di sini, aktifitas menenun kain yang dilakukan oleh para wanita suku Sasak menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan. Sambil memperhatikan betapa terampilnya para wanita ini memainkan jemarinya menenun helaian benang, mata kita juga akan dimanja oleh jejeran kain-kain yang sudah jadi. Cantik.
Warung Podomoro namanya. Beberapa kali lewat di warung ini kami selalu urung untuk mampir. Antriannya kadang bikin perut yang udah lapar jadi makin keroncongan. Belum lagi menurut informasi dari beberapa teman, yang pernah makan di warung ini, kalo pesen makan di sini tuh lamaaaa banget nunggunya. Sampe 1 jam. Kadang lebih. Haaaa?! Bisa makin klotekan nih perut kalo pas laper trus mampir makan di sini. Tapi menurut si teman juga, makanan di sini emang recommended. Jadi pantes aja kalo pengunjungnya sampe rela antri begitu.
don't try this at home! Foto koleksi pribadi
Mendengar nama ular kobra, kebanyakan orang langsung bergidik ngeri duluan. Maklum aja, karena selama ini kobra dikenal sebagai hewan yang mempunyai bisa (racun) mematikan. Apalagi kalo ngeliat penampilan si ular yang bisa berdiri dan mengembangkan lehernya. Makin serem aja kan ngeliatnya. Padahal, gak semua ular yang bisa berdiri dan mengembangkan lehernya itu kobra loh, bisa jadi itu kobra KW, atau mungkin juga itu king kobra. Nah lho? Makin bingung aja kan? Beruntung kuliah malam Sioux beberapa waktu lalu membahas tentang perbedaan antara kobra (naja naja sputatrix) dan king kobra (ophiophagus hannah). Makasih buat ilmunya ya, mas Aji Rachmat.
Ngomongin pesona Lombok memang gak akan pernah ada habisnya. Mulai dari pantai-pantainya yang cantik mempesona, Gunung Rinjani-nya yang merupakan gunung tertinggi ke-3 di Indonesia (3726 mdpl), budaya dan kearifan lokalnya yang masih terjaga hingga kini, sajian kulinernya yang sedap menggoda lidah, hingga keramahan penduduknya.
Mendung bergayut manja di langit Batam ketika kami sampai di depan The Hills Hotel. Halaman depan hotel yang difungsikan sebagai area parkir kendaraan bagi tamu semua terisi penuh. Wow! Banyak juga tamu yang menginap di The Hills akhir pekan ini, pikir saya. Berhubung anak saya masih tidur, jadi cuma saya yang turun untuk check-in, sementara suami tetap di mobil menemani Lala.
Satu lagi nih cafe yang suasananya terbilang asik di Batam. Namanya Chillax & Relax. Cafe ini baru dibuka pada bulan Januari 2015. Tapi saya baru taunya sekitar beberapa minggu yang lalu lewat instagram. Aku beneran dibikin penasaran ama foto-foto makanannya yang diunggah di halaman instagram. Dan demi menuntaskan rasa penasaran yang kian menggebu, makanya saya putuskan untuk mampir dan mencoba langsung makanan yang looks yummi itu.
Sumber foto dari sini
Beberapa hari ini, hampir tiap malam grup WhatsApp Sioux ngadain kuliah malam dengan tema-tema menarik. Lumayan banget buat nambah-nambah informasi dan pengetahuan seputar dunia ular. Kali ini yang dibahas adalah Pseudoxenodon Inornatus alias kobra KW. Nah lho! Jadi bukan cuma tas branded aja yang KW ya, ular juga ada KW-nya :)
Bungarus Candisus. Sumber gambar dari sini
Udah
lama niih gak posting tulisan tentang ular di sini. Mumpung semalem
barusan nyimak kuliah singkat di grup WhatsApp Sioux Indonesia tentang
perbedaan ular welang dan ular weling, jadi pengen nge-share hasilnya di
sini.
Waktu pertama kali tau kalau di Surabaya ada tempat wisata mangrove ini, saya dan suami langsung excited. Bukan kenapa-kenapa sih, soalnya selama 25 tahun saya hidup dan bertumbuh di Kota Pahlawan ini, saya sedikit kesulitan untuk mencari tempat refreshing bernuansa alam. Paling deket kalo gak ke Pandaan, ya ke Malang.
Selama ini orang lebih mengenal Bintan karena wisata pantainya yang cantik mempesona. Tak heran bila wisata pantai selalu menjadi tujuan utama orang berlibur ke Bintan. Tapi jangan salah, Bintan juga punya potensi wisata pegunungan looh. Dan hal inilah yang dijadikan peluang oleh pengelola De Bintan Villa. Bertempat di kaki Gunung Bintan, De Bintan Villa hadir menawarkan suasana baru berlibur di Pulau Bintan. Nuansa alam pegunungan.
Bertemu dengan seorang teman yang selama ini hanya dikenal lewat dunia maya selalu membuat saya excited. Ya, terlebih kalau pertemanan kami di dunia maya sudah terjalin cukup lama. Pertanyaan-pertanyaan yang kerap muncul di benak kalau mau kopdar ama temen maya adalah, apakah nanti obrolan kami bisa se-nyambung obrolan-obrolan selama ini yang terjalin di dunia maya? Apakah dia bakal seheboh postingan-postingan blog-nya? Apakah dia sekonyol komen-komennya selama ini? Semua tanya itu tak akan pernah terjawab kalau belum bertemu muka secara langsung.
Soacialite's Crib namanya. Sebuah cafe yang baru dibuka pada bulan Maret 2015 yang lalu. Dari luar, cafe ini terlihat biasa saja. Seperti cafe-cafe lain pada umumnya. Di lantai bawah ada beberapa meja dan kursi dari kayu yang penampakannya mengingatkan saya pada bar-bar dalam film koboi. Rasa penasaran gara-gara postingan beberapa teman di instagram-lah yang membuat saya akhirnya mengajak suami untuk dinner di sini.
"Aku mau jadi dokter!"
"Aku mau jadi pilot!"
"Aku mau jadi polisi!"
Riuh suara anak-anak di kelas 6C SDN 006 Batuaji itu masih membekas di benak saya. Saya tersenyum sambil mengamini dalam hati cita-cita mereka. Rekaman peristiwa di hari inspirasi itu begitu lekat hingga hari ini. Wajah-wajah polos nan bersemangat dengan berjuta cita dan impian itu tak akan pernah saya lupakan.
***
Aku menggigitnya perlahan. Menikmati setiap gigitan, hingga dia lumer sendiri di dalam mulutku. Sesekali aku mencelupkannya dalam secangkir teh yang sengaja kubuat khusus untuk menemaniku menikmati kue ini. Padahal biasanya aku lebih memilih secangkir kopi di pagi hari. Tapi tidak untuk kali ini. Kenangan yang membungkus kue ini akan lebih 'menggigit' kalau aku menikmatinya dengan secangkir teh. Ya, seperti dulu... Saat aku masih bisa menikmatinya setiap pagi..
Kalau di Jogja terkenal yang namanya nasi kucing, di Batam ada yang namanya nasi meong. Kalo dibilang mirip, sebenernya enggak juga. Tapi kalo dibilang beda, ya sebenernya sih sama aja. Hahaha.. ribet ya penjelasannya. Intinya sih, baik nasi kucing maupun nasi meong, adalah sama-sama nasi dengan lauk tertentu dengan porsi sedikit, sehingga terlihat seperti makanan kucing atau meong.
Sumber foto : www.relcih.com.sg
Menginap di RELC International Hotel merupakan pengalaman pertama saya menginap di hotel di negeri merlion, Singapura. Selama ini kalau saya ada urusan di Singapura, entah itu sekadar jalan-jalan atau urusan kantor, saya tidak pernah menginap di hotel. Biasanya sih numpang nginep di rumah temen.