Singgah Sebentar di Pulau Air Raja

Thursday, June 11, 2015


Satu hal yang paling menyenangkan tinggal di daerah kepulauan itu adalah banyaknya pulau-pulau cantik yang antri menunggu giliran untuk disinggahi. Di Batam sendiri, ada sekitar 300 pulau, baik yang berpenghuni maupun pulau kosong. Dan dari 300 pulau itu, belum ada setengahnya yang sudah pernah saya kunjungi. Jadi gak heran, apabila saya selalu excited kalau ada kesempatan untuk mengunjungi pulau-pulau tersebut. Pulau Air Raja salah satunya.

Meski namanya tidak tercantum di dalam peta, tapi ternyata, pulau kecil yang masuk dalam wilayah Kecamatan Galang ini menyimpan sebuah situs peninggalan sejarah. Perigi Air Raja nama situs peninggalan tersebut. 

Dalam acara jelajah pulau bersama teman-teman kantor beberapa waktu yang lalu, Pulau Air Raja menjadi salah satu tujuan kami. 

***

Matahari bersinar cerah ketika pompong yang kami tumpangi meninggalkan Pelabuhan Punggur. Perahu nelayan, pulau-pulau besar dan kecil menjadi pemandangan yang menemani kami selama hampir 1 jam perjalanan.

 di dalam pompong

Lega ketika akhirnya pompong yang kami tumpangi merapat di dermaga kayu Pulau Air Raja. Rumah-rumah panggung yang berjejer di sepanjang bibir pantai seolah menyambut kami, mengucapkan salam selamat datang. Pohon-pohon nyiur yang menjadi latar rumah-rumah milik nelayan terlihat kontras dengan birunya langit. Air laut di bawah saya terlihat jernih, berwarna hijau kebiruan. 

 Menuju Pulau Air Raja

 Dermaga kayu di Pulau Air Raja

Saya berdiri di atas dermaga kayu. Menikmati apa yang tersaji di depan mata. Saya merasa nyaman dengan kehidupan di sini. Begitu tenang dan asri. Jauh dari segala hiruk-pikuk kota besar. Setelah puas membingkai pesona pulau kecil yang luasnya hanya sekitar 5 km persegi ini, saya bergegas menuju salah satu rumah penduduk yang ada di ujung dermaga. Di sana teman-teman saya sudah duduk sambil menikmati es kelapa muda. 

 Welcome drink, es kelapa muda

Di depan rumah yang kami singgahi, ada tanaman cabe yang menarik perhatian. *gak pernah ngeliat taneman cabe ya, mbak?! Eh tunggu dulu, cabe yang ini, bukan cabe biasa... apalagi cabe-cabean. Cabe yang ini warnanya ungu terong. Dan uniknya lagi, dalam satu pohon cabe ada dua warna cabenya, warna merah seperti cabe pada umumnya, dan warna ungu terong. Belakangan baru saya tau, kalau ternyata emang ada bibit cabe rainbow. 

 Cabe rainbow di Pulau Air Raja

Setelah puas terkagum-kagum ama tanaman cabe, tak lama kemudian, satu persatu hidangan tersaji di atas karpet yang sudah dihamparkan di teras rumah. Wuiih.. sepertinya kami akan makan besar hari ini. Sotong goreng tepung, ikan asam pedas, juga rendang nangka. Masih ditambah dengan satu baskom besar mangga hasil kebun sang pemilik rumah. Apa lagi yang kurang? Makan siang ditemani angin sepoi-sepoi sambil memandang laut. Sementara lidah dimanja oleh nikmatnya hidangan hasil laut yang segar. Keramahan penduduk Pulau Air Raja melengkapi jamuan makan siang itu. Sungguh merupakan keramahan yang tidak dibuat-buat. Kedatangan kami ke sini memang untuk bersilaturahmi dengan penduduk Pulau Air Raja.

 Mari makaaaan...


 Mangga hasil kebun tuan rumah
***

Setelah puas bersantap dan mengobrol santai dengan tuan rumah, tentu saja kami tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengunjungi situs Perigi Air Raja. Sebuah peninggalan sejarah yang menjadi latar belakang nama Pulau Air Raja. Bagi saya pribadi, mengulik kisah di balik nama sebuah tempat itu selalu saja menarik.  

Lokasi situs Perigi Air Raja ini tidak jauh dari dermaga, hanya perlu berjalan kaki sekitar 30 meter melewati jalan setapak yang sedikit mendaki. Meski siang itu matahari bersinar terik, tapi rimbunnya pepohonan membuat suasana di sekitar menjadi lebih adem. Tak lama kami sudah sampai di sebuah gapura tembok berwarna kuning yang merupakan pintu masuk menuju perigi. Saya berhenti sejenak membaca tulisan yang ada di tembok batu itu. Ternyata itu adalah cerita tentang asal mula terjadinya Perigi Air Raja. 

 Foto bareng di gerbang perigi

Di situ dikisahkan, bahwa pada jaman dahulu, pada masa peemerintahan Datuk Raja Munsang Arafah, rombongan dari Kerajaan Bintan akan berlayar ke Johor, Malaysia, menggunakan perahu Lancang Kuning. Rombongan itu terdiri dari 5 orang raja, 30 orang pengawal dan 2 orang cucu kembar Datuk Raja Munsang Arafah. Di tengah perjalanan, perahu Lancang Kuning dihadang oleh badai yang cukup besar, sehingga akhirnya terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni. 

Setelah 3 hari 3 malam terdampar di pulau, rombongan tersebut mulai kehabisan air minum. Mereka sudah mencari ke mana-mana, tapi setetes air tidak juga ditemukan. Akhirnya kelima raja berdoa dan memohon pada Allah. 

Kemudian Datuk Raja Munsang Arafah memahat sebuah batu. Air mengalir dari batu yang dipahat tersebut. Lalu dibuatlah dua perigi yang diberi nama seperti nama kedua cucu kembar Datuk Raja Munsang Arafah, yaitu Putri Srikandi dan Putri Cahaya Nilam.

Datuk Raja Munsang Arafah beserta keluarganya akhirnya tinggal di pulau ini sampai akhir hayat mereka. Dan sekarang, saya berdiri di pulau tak berpenghuni yang menjadi tempat terdamparnya para raja dari Kerajaan Bintan beratus tahun silam. Dan kisah tentang terjadinya dua buah perigi itulah yang akhirnya diabadikan menjadi nama pulau ini, Pulau Air Raja. 
 
***

Dua buah perigi itu dipisahkan oleh sebuah bangunan yang tampak seperti pelaminan dengan hiasan khas Melayu. Kain berwarna kuning yang warnanya terlihat mulai pudar dan tampak kotor menutupi kedua bangunan perigi. Sayang sebenarnya. Seharusnya, situs peninggalan sejarah seperti ini bisa lebih dijaga lagi, dan dilestarikan keberadaannya. 

 Foto bareng di antara dua perigi

Salah satu perigi, kain penutupnya sudah terlihat kusam

Meskipun kain penutupnya tampak kotor, tapi sampai sekarang kedua perigi tersebut masih terus mengeluarkan air. Menurut cerita yang saya dapat dari penduduk setempat, perigi tersebut tidak pernah kering meskipun musim kemarau. 

Bertambah lagi pengetahuan saya tentang sejarah salah satu dari ribuan pulau yang ada di Indonesia. Liburan nanti, ke pulau mana lagi ya?

 Sisi lain Pulau Air Raja

You Might Also Like

25 komentar

  1. itu bibit cabenya beneran bisa dimakan? lebih pedes mana sama cabe rawit biasa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Katanya sih bisa mbak, tapi aku sendiri belum pernah nyoba, hehehe...

      Delete
    2. kmrn nggak boleh ambil 1 biji yg ungu? hihihihihi

      Delete
    3. Hehehe.. gak kepikiran untuk minta barang sebiji pun mbak, saking takjubnya.. hahahaha...

      Delete
  2. "Riwayat" kesukaanku jalan-jalan menurun dari orang tua. Nggak melulu ke tempat wah kadang-kadang aku diajakin ayah-ibu ke desa-desa tempat kerabat jauh tinggal. Yang begini ini nih asyiknya. "Gaul" sama warga setempat, nyobain hasil kebunnya, makan rame-rame...

    Baca tulisan mbak Dee ini mengembalikan memori kenangan lebih dari 20 tahun lalu mbak. Kangen luar biasa....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget, Yan... Aku justru lebih suka kalo jalan-jalan ke tempat seperti ini. Sebuah tempat yang gak terkenal, tapi ternyata di situ ada keunikan dan sesuatu yang khas.

      Jadi? Kapan mau ke Batam lagi? :D

      Delete
  3. widiiiih keren cabe nya warna-warni di daerah saya belum ada yang warna-warni hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi.. saya juga baru pertama kali itu ngeliat cabe warna-warni.. makanya langsung norak, hehehe...

      Delete
  4. ITU MANGGANYAAAAAAAA,,, dirujak itu enak ituuuuuuu slurrrpp...

    Btw banyak pulau di Batam mengenai transportasi gimana mbak? Susah apa gampang? Pembangunan sudah merata belum di sana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu mangganya dicocol pake kecap ama cabe aja udah enak, Lid...
      Kalau transportasi antar pulau di sini pake pompong (kapal kayu pake mesin tempel) Untuk pembangunan di pulau-pulaunya sendiri belum merata.. Ada pulau yang udah lengkap sarana & prasarananya, ada juga yang masih kurang terutama masalah listrik dan air bersih..

      Delete
  5. Enaknya bisa menjelajahi pulau tiap minggu, coba kalau kami tinggal di sana pasti Ivon ngajakin mbolang terus :-))
    Btw kemarin cabe rainbow sempat booming ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener, Wan.. setiap minggu satu pulau, hahahaha....
      Hoho sempat booming. Aku pertama kali tau ya di Pulau Air Raja ini, sebelum booming dulu...

      Delete
  6. kisah perigi air raja baru tau setelah baca tulisan ini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, aku juga baru tau setelah berkunjung ke pulau ini... :)
      Makasih udah mampir di sini ya...

      Delete
  7. asiknya yaa tinggal di batam bisa menclok2 di banyak pulau..aku blom pernah ke batam, padahal ada beberapa sepupuku disana ><"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayok ke Batam, mbak Dew... nanti kita island hopping rame-rame :)

      Delete
  8. Ya ampun ada cabe rainbow. Mauuuu. Aku penggemar pedas kelas beraat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah mantap nih Zahra! Penggemar cabe euy... Belum pernah nyobain cabe rainbow, kira-kira pedes gak ya?

      Delete
  9. mbak Dee mau donk diajak jalan2 kepulau...daku selalu bersemangat kalo sudah liat indahnya Alam...
    Senangnya punya kenalan penulis ya...tambah pengetahuan... terus semangat menulis mbak..biar selalu bisa berbagi ilmu...berbagi duit juga boleh..hahahaha mulai melantur.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuuuk ,mbak Sarah... Nanti abis lebaran kita island hopping lagi rame-rame yaa... Masih banyak pulau yang menunggu untuk disinggahi niih.. :)

      Delete
  10. Paling suka baca ksiah-kisah petualangan pulau seperti ini. Selalu ada hal menarik :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget mbak... Selalu ada cerita yang berbeda dari setiap pulau yang kita kunjungi ya :)

      Delete
  11. Hah, Batam aja punya 300 pulau... Asyiknya, Mbak Dee An. Gak cuma bisa lompat pulau, bila lunjak2 pulau nih namanya... hehehe. Btw, cabenya cakep amat, seh Mbak. Malah sayang buat dimakan, yaks..ira

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Ira.. tepatnya 305 pulau. Pake peribahasa sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui bisa banget tuuh... :D
      Jadi penasaran, itu cabe yang ungu kalo dibikin sambel, warnanya jadi ungu gitu juga gak ya?

      Delete
  12. Beneran mbak Dee 300 Pulau???? Subhanallah negeriku, bentang pulau masih banyak yang belum terjelahah.

    Itu seger cabenya, alami dari bibit tanaman yang terpecaya. Cocok buat rujak buah sama mangga. ssrrppppp... ngiler.

    ReplyDelete