abroad
Ranca Upas dari jendela mobil |
Malam terakhir di Bandung. Waktunya cari penginapan! Hehehe.... Kenapa baru di malam terakhir kami cari penginapan? Karena, dua malam sebelumnya kami sangat beruntung bisa menginap di rumag Egi yang nyaman di Lembang. Dan malam ini rencananya kami mau cari penginapan yang dekat dari Stasiun Kiara Condong. Biar gak ribet, soalnya kereta kami berangkat jam 6 pagi. Jadi, pulang dari Ranca Upas agenda kami adalah mampir ke Kartikasari dulu buat beli oleh-oleh trus baru deh cari penginapan.
Ranca Upas, Ciwidey |
Kawah Putih |
De Ranch, Lembang |
De Ranch yang beralamat di Jl. Maribaya nomer 17, Lembang ini berada di ketinggian 1242 mdpl. Sebelum berangkat ke Bandung, aku sempat browsing tentang tempat-tempat menarik di Lembang. Banyak banget ternyata. Sebut saja, Kampung Gajah, Rumah Sosis, Bosscha, dan masih banyak lagi yang lain. Satu yang menarik perhatianku adalah De Ranch. Aku tergoda ama tagline-nya, Wisata Kuda ala Cowboy. Hohoho... Kapan lagi bisa bergaya kayak di pilem-pilem :D
Kawah Ratu, Tangkuban Parahu |
Penampakan Gunung Burangrang dari jendela kamar |
Setelah kemarin menikmati perjalanan laut dari Batam ke Singapura disambung perjalanan udara dari Singapura ke Surabaya, hari ini kami melanjutkan perjalanan darat dengan moda kereta api dari Surabaya ke Bandung. Yuhuuu... our holiday is begin!
Prolog
Sebuah perjalanan bukan hanya sekedar berpindah dari tempat satu menuju tempat lain, ada nilai lebih yang bisa kita dapat dari setiap perjalanan yang kita lakukan. Entah itu berupa sahabat baru, pengalaman baru bahkan masalah baru. Tak ada perjalanan yang biasa, karena pasti ada beragam kisah disana. Jadi nikmatilah setiap perjalanan, dan kini biarkan jemariku menari mengeja huruf demi huruf hingga terangkai sebuah kalimat yang akan merangkum perjalananku pada hari Minggu 12 Juni 2011 kemarin, untuk sebuah kenangan tak terlupakan.
Pak Robert mengantar kami sampai ke dermaga, kemudian kami naik ojek balik ke P Guest House. Karena disinilah kami akan dijemput oleh mobil yang akan membawa kami kembali ke Hatyai. Sekitar 10 menit kami menunggu, akhirnya datang juga sebuah kendaraan L300 berwarna putih yang selama 5 jam kedepan nanti akan menjadi tumpangan kami sampai ke Hatyai.
Perjalanan ke Hatyai lancar2 aja. Dalam perjalanan hanya sekali kami berhenti untuk beristirahat di daerah Trang. Aku cuma turun untuk beli air mineral. Selebihnya aku hanya duduk2 menikmati hawa sejuknya Trang sambil memperhatikan keadaan sekitar. Teringat omongan salah satu temanku, kalau di Thailand kita akan kesulitan untuk membedakan mana yang perempuan asli, dan mana yang perempuan ‘jadi2an’… hehehe… Karena perempuan jadi2an disini terkenal cantik2 banget. Sesekali aku dan Oke menebak2, kira2 perempuan2 yang ada disekitar kami itu asli apa enggak ya…?! Hahahaha….
Kami berjalan kaki menuju rumah Pak Robert. Menurut cerita Pak Robert, penduduk di desa itu semuanya masih ada hubungan keluarga. Jadi semua saling kenal. Rumah Pak Robert adalah sebuah rumah panggung berwarna coklat yang cukup besar. Setelah meletakkan tas, kami langsung turun dan berkenalan dengan keluarga Pak Robert yang lain. Karena besok adalah hari raya Idul Adha, jadi malam ini para ibu2 mulai sibuk memasak. Keluarga besar Pak Robert jarang yang bisa berbahasa Inggris, jadi kami berkomunikasi menggunakan bahasa universal, yaitu bahasa isyarat Pak Robert lah yang menjadi penerjemah bahasa diantara kami.
Rasanya baru aja kita bisa nikmatin tidur diatas kasur, bukan meringkuk seperti kemarin2 di dalem bis, eh alarm di HP ku sudah berbunyi. Seperti yang sudah disampaikan petugas hotel semalam, bahwa kami akan dijemput jam 8 pagi di hotel untuk kemudian dibawa ke Ao Nang, untuk kemudian naik speed boat menuju Phi phi island.
Sekitar pukul 3 bis yang kami naiki berhenti di sebuah rumah makan di daerah perbatasan antara Malaysia dan Thailand. Semua penumpang turun untuk makan, ke toilet atau sekedar melemaskan otot2 setelah sekian lama duduk di dalam bis. Sebelum turun dari bis setiap penumpang diminta untuk mengumpulkan paspor. Rupanya untuk keperluan mengisi form white card atau kartu imigrasi Thailand, jadi kita ga perlu susah2 lagi ngisi white card.
Pas lagi bongkar2 file di laptop, eh nemu cerita ini... Yang sebenernya merupakan cerita perjalananku di bulan November 2009 kemaren. Udah lama juga sih..., tapi karena belom di posting jadi aku posting sekarang aja deh...
===========================================================
Prolog : Perjalanan ini tercipta dari obrolan iseng di sebuah warung mi ayam di Panbil, Batam. Awalnya Ika yang pengen banget bisa backpackeran ke negara tetangga. Maka keluarlah ide2 gila dari kami (aku, Oke, Ika n Dayu) Akhirnya kami sepakat menjadikan Thailand sebagai tujuan kali ini. Mulai lah kami browsing berbagai info di internet. Dan setelah semua siap, tiba2 Dayu n Ika memilih gak jadi pergi. karena ada hal lain yang gak memungkinkan mereka untuk pergi.. Hal ini sempat membuat aku n Oke ragu, terus atau ikut mundur..?! Tapi karena udah terlanjur semangat n udah keburu apply cuti, akhirnya aku n Oke tetep berangkat walaupun cuma berdua aja...
Sudah lewat tengah malam ketika tiba² HP ku berdering. Ahaaaa…. Ini panggilan yang emang udah aku tunggu² dari tadi. Karena emang aku udah siap, jadi langsung aja aku turun. Ternyata Pak Fendi dan 2 orang rekannya sudah menunggu di bawah. Disamping sebuah mobil berwarna kuning yang kelihatannya penuh sesak dengan joran dan tas² berisi peralatan mancing. Pak Fendi memperkenalkan 2 orang rekannya. Pak Arman dan Pak Din Ayam.
Membayangkan kemping di sebuah pulau kosong yang untuk mencapainya hanya bisa menggunakan pompong, menjauh dari kebisingan dan hiruk pikuk kota, melupakan sesaat semua urusan kerja, menikmati gemuruh ombak, kicauan burung dan hembusan angin… Siapa sih yang gak mau…?!?! Dengan kekuatan tekad dan semangat 45 akhirnya perjalanan ini bisa kita wujudkan…
Sabtu,
06 Desember 2008
Jam
9 pagi aku, mama, udee n reva udah berada di dalem bis nomer 334 yg akan
membawa kami ke Jurong east interchange. Dari sini kami akan naik MRT ke Kranji
dan dilanjutkan naik bis nomer 170 yang akan membawa kami ke terminal Larkin,
Johor Bahru. Sampai di Kranji ternyata antriannya udah panjang. Walau masih
belum sepanjang antrian waktu aku mau ke gunung Ledang waktu itu.
Pulau Lengkana, Batam 29-30 Maret 2008
Meskipun sempat tertunda, akhirnya jadi juga kita kemping ke Pantai Indah. Tanggal tua, belum gajian, dan jumlah pengikut yang jauh lebih sedikit dari biasa rupanya tidak menyurutkan niat kami, para pecinta jalan². Dengan tekad yang kuat dan niat yang tulus ikhlas akhirnya kita memutuskan untuk tetep berangkat.
Gunung Ledang, Johor, Malaysia (15-17 Agusutus 2008)
Pfffiuuuhh…., akhirnya sampai juga aku di terminal Larkin, Johor Bahru. Tempat yang kami sepakati untuk berkumpul sebelum melanjutkan perjalanan ke gunung Ledang. Disana sudah menunggu Bang Ical, Teh Lina dan Antok. Aku molor 2 jam lebih dari waktu yang diperkirakan…
Pfffiuuuhh…., akhirnya sampai juga aku di terminal Larkin, Johor Bahru. Tempat yang kami sepakati untuk berkumpul sebelum melanjutkan perjalanan ke gunung Ledang. Disana sudah menunggu Bang Ical, Teh Lina dan Antok. Aku molor 2 jam lebih dari waktu yang diperkirakan…