Mengintip Museum Konferensi Asia Afrika Bandung

Friday, January 06, 2023

Museum kaa bandung

Pagi itu cuaca Bandung teramat cerah. Saya dan teman-teman BLUS asyik berjalan kaki menyusuri ruas Jalan Asia Afrika. Masih ada banyak waktu untuk menikmati Kota Bandung sebelum waktunya kami check-in di Savoy Homann Hotel. Setelah menikmati sejenak suasana di Alun-Alun Kota Bandung, kami pun menyeberang ke Museum Konferensi Asia Afrika yang berada di Jalan Asia Afrika No 65, Bandung. 

Setelah mengisi buku tamu, kami pun asyik menyusuri ruang pameran tetap dalam museum yang memamerkan koleksi berupa diorama dan foto-foto dokumenter peristiwa yang melatarbelakangi Konferensi Asia Afrika, Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, Konferensi Asia Afrika 1955, dan dampak Konferensi Asia Afrika bagi dunia internasional. Di sini juga ada profil negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika yang dimuat dalam sarana multimedia. 


Untuk menikmati apa yang dipamerkan dalam museum ini, tentunya ada peraturan-peraturan yang harus ditaati. Seperti tidak berisik, tidak makan, minum, atau merokok dalam museum. Tidak diperkenankan menyentuh artefak, tidak diperkenankan mengambil foto menggunakan flash dan tripod, juga tidak diperkenankan merekam video di dalam museum. 


Museum Konferensi Asia Afrika, sesuai dengan nilai sejarahnya, berlokasi di Gedung Merdeka tempat sejarah Konferensi Asia Afrika dikibarkan, tempat Kemitraan Asia dan Afrika ditegakkan demi masa depan yang lebih baik.

Museum ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada masa itu, yaitu Bapak Soeharto, pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak acara Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika.

Untuk menyambut Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 serta Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika, museum ini direnovasi. Perubahan pada Museum Konferensi Asia Afrika akan berlangsung terus, menuju pada satu museum dengan berbagai ruang pameran pilar-pilar Kemitraan Asia Afrika, dilengkapi dengan perpustakaan modern Asia Afrika. 

Sejarah Konferensi Asia Afrika

Berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, tidak serta merta mengakhiri situasi permusuhan antarbangsa. Situasi dunia terus saja memanas akibat adanya "Perang Dingin" antara Blok Barat dan Blok Timur. Ditambah lagi dengan masih adanya penjajahan, terutama di kawasan Asia dan Afrika. Pengembangan senjata nuklir juga semakin menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang dunia selanjutnya. 


Saat situasi dunia menjadi semakin tak menentu, berlangsunglah Konferensi Asia Afrika pada tanggal 18-24 April 1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka Bandung, dan diikuti oleh perwakilan dari 29 negara. Hasil Konferensi Asia Afrika yang terkenal adalah Dasasila Bandung, atau sepuluh prinsip Bandung. Prinsip-prinsip ini kemudian menjadi pedoman bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika dalam menggalang solidaritas dan kerja sama Internasional. Semangatnya telah menambah kekuatan moral bagi para pejuang kemerdekaan bangsa-bangsa tersebut. 

Sekilas Tentang Gedung Merdeka

Gedung Merdeka, arsitektur yang sarat makna dan tak lekang oleh waktu. Berlokasi di Jalan Asia Afrika Bandung, gedung ini berdiri pada tahun 1895 sebagai tempat perkumpulan orang-orang Eropa, Societeit Concordia. 

Gaya Art Deco pada gedung ini ditonjolkan oleh C.P. Wolff Schoemaker pada tahun 1921 untuk memberikan warna rekreasi pada Gedung Merdeka. Pada tahun 1940, A.F. Aalbers menambahkan gaya Internasional pada Gedung Merdeka dengan maksud untuk menarik lebih banyak lagi anggota untuk bergabung di Societeit Concordia. 


Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini sempat berganti nama menjadi Dai Toa Kaikan dan digunakan sebagai pusat kebudayaan. Menjelang Konferensi Asia Afrika tahun 1955, gedung itu mengalami perbaikan dan diubah namanya menjadi Gedung Merdeka oleh Presiden Republik Indonesia Sukarno. 

Fasilitas Museum

Museum Konferensi Asia Afrika ini penataannya cukup rapi, sehingga membuat pengunjung merasa nyaman. Selain itu, Museum Konferensi Asia Afrika ini juga mempunyai fasilitas yang lengkap. 

1. Perpustakaan

Kalau teman-teman tertarik dengan segala hal yang berkaitan dengan sejarah konferensi-konferensi yang berlangsung di Bandung seperti Konferensi Asia Afrika atau Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005, teman-teman bakal merasa betah di perpustakaan ini. Karena perpustakaan Museum Konferensi Asia Afrika ini memiliki koleksi lengkap buku-buku sejarah, politik, sosial, dan budaya negara-negara Asia Afrika. Ada juga dokumen-dokumen mengenai Konferensi Asia Afrika, KTT Asia Afrika 2005, maupun konferensi-konferensi pendahulu. Perpustakaan ini juga dilengkapi Braille Corner untuk disabilitas.


2. Ruang AudioVisual 

Museum ini juga memiliki Ruang AudioVisual yang menayangkan film-film dokumenter mengenai kondisi dunia hingga tahun 1950-an, Konferensi Asia Afrika, konferensi-konferensi pendahulu, hingga KTT Asia Afrika 2005. Selain itu, ditayangkan juga film tematik lengkap dengan diskusi film secara berkala mengenai kehidupan sosial budaya bangsa-bangsa Asia Afrika. 

3. Internet

Di Museum Konferensi Asia Afrika ini juga tersedia fasilitas komputer dengan koneksi internet dan Wi-Fi.

4. Kedai Cenderamata

Di bagian akhir museum, terdapat toko souvenir yang menjual berbagai merchandise Museum Konferensi Asia Afrika mulai dari gantungan kunci sampai kaos. Bisa untuk dijadikan oleh-oleh atau sekadar kenang-kenangan.

Waktu Kunjungan

Museum Konferensi Asia Afrika ini buka setiap hari, kecuali hari Senin dan hari libur nasional. Pengunjung bisa menikmati museum ini secara gratis. Adapun waktu kunjungan adalah sebagai berikut:

Hari Selasa - Kamis : 08.00 - 16.00
Hari Jumat : 14.00 - 16.00
Hari Sabtu - Minggu : 09.00 - 16.00
Istirahat : 12.00 - 13.00

Bagaimana Menuju Museum Konferensi Asia Afrika?

1. Dari Terminal Bus Cicaheum

Naik bus kota jurusan Cicaheum - Leuwi Panjang. Turun di Halte Bus Asia Afrika. Jalan kaki sejauh kurang lebih 100 meter ke arah barat (ke arah Alun-Alun Kota Bandung).

2. Dari Terminal Bus Leuwi Panjang

Naik bus kota jurusan Cicaheum - Leuwi Panjang. Turun di perempatan Jalan Braga-Naripan. Kemudian jalan kaki ke arah selatan sejauh kurang lebih 100 meter menuju Jalan Asia Afrika.

3. Dari Stasiun Kereta Api Kebon Kawung Bandung

Naik angkutan kota jurusan St. Hall - Gedebage. Turun di perempatan Jalan Braga-Naripan. Kemudian jalan kaki ke arah selatan sejauh kurang lebih 100 meter menuju Jalan Asia Afrika.


You Might Also Like

0 komentar