Piala dunia merupakan salah satu ajang olahraga terbesar di dunia yang memberikan bentuk keceriaan berbeda. Hal ini bukan hanya dirasakan oleh mereka para atlet yang mewakili negara untuk berjuang meraih kemenangan saja tetapi juga seluruh masyarakat dunia. Setelah ajang tersebut berlangsung, akan disusul kembali dengan Asian Games 2018. Perhelatan olahraga yang satu ini juga tak kalah dinanti. Apalagi dalam kesempatan kali ini, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah. Sudah banyak sekali tempat jual merchandise Asian Games 2018 yang ramai diserbu pembeli. Ini artinya masyarakat antusias sekali menyambut pesta olahraga yang besar tersebut.
Tulisan ini lanjutan dari postingan sebelumnya. Tentang perjalanan kami 24 jam menikmati Jogja dengan mobil sewaan. Sebuah perjalanan spontan yang tanpa rencana dan tanpa tujuan 😁😁😁
Jogja itu tempat bertemunya rindu dan kenangan. Jadi siapa pun yang pernah berkunjung ke Jogja, pasti bakal rindu untuk kembali. Entah rindu ama suasananya, rindu ama kulinernya, rindu ama orang-orangnya, atau rindu ama kenangan manis tentang mantan yang pernah tercipta di sini. Bener gak? Kalau saya sih, iya! Makanya saya gak pernah bosan untuk selalu kembali ke Jogja.
Spontaneity is the best kind of adventure - anonymous
Pagi itu, kami sedang dalam perjalanan mau nganter para krucil berenang ketika saya iseng membuka-buka applikasi OTA di smartphone. Hehehe isengnya saya ya begini ini. Suka iseng cari-cari tiket entah kemana. Nyari doank loh ya, belinya mah kagak... 😁😁
Anambas
Pulau Bawah, Tempat Terpencil dengan Kemewahan Maksimal di Indonesia
Thursday, June 07, 2018
Pulau Bawah | Dok. Edi Sutrisno
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia yang selalu menawarkan hal terbaik untuk dikunjungi oleh turis mancanegara dan domestik saat berlibur. Salah satunya adalah Pulau Bawah, yang merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.
Blessed are those who see beautiful things in humble places where other see nothing - anonymous
Dari kaca spion mobil saya bisa melihat meronanya langit Sumba sore itu. Kak Arto memacu mobilnya dengan laju. Sesekali matanya melirik kaca spion, seolah ingin memastikan bahwa matahari sore itu berada tetap di tempatnya dan tidak buru-buru turun ke peraduannya. Diam-diam, saya pun berharap begitu...