Berkunjung ke Minangkabau Village merupakan salah satu cara mempelajari sejarah dan budaya Minang dengan lebih menyenangkan. Bukan hanya mempelajari lewat benda-benda yang dipamerkan di dalam rumah gadang, tapi kita bisa merasakan sensasi sejenak menjadi urang awak dengan berdandan ala anak daro dan marapulai.
Masih belum bisa move on dari acara kopdar ama temen-temen blogger di Semarang niih.. Jadi ceritanya sekalian dibagi aja ke media. Kali ini ngomongin tentang kulinernya dulu, mie kopyok dan es pankuk. Kalo penasaran seperti apa sih mie kopyok dan es pankuk itu? Dateng aja langsung ke Semarang yaa.. atau silakan dibaca di sini deh... [KLIK]
Apa sih teh obeng itu? Teh obeng itu.. minuman paling ngehits di Kepri, hehehe... Tapi jangan pernah membayangkan minuman ini adalah sejenis teh yang dicampur obeng, atau disajikan dengan obeng sebagai pengaduknya. Teh obeng ini kalau di daerah lain lebih dikenal dengan nama es teh. Ya, es teh yang biasa kita nikmati itu kalau di Batam berganti nama menjadi teh obeng.
Rumah-rumah adat yang ada di sini dibuat persis seperti rumah adat sesungguhnya tapi dalam ukuran mini, setinggi kurang lebih 1,5 meter. Dibangun di atas hamparan rumput luas, dan setiap rumah adat dikelilingi pagar tanaman. Sehingga masing-masing rumah terlihat seolah memiliki taman dan halamannya sendiri. Sungguh asri dan menyegarkan mata.
Tidak salah kalau ada yang bilang, Lagoi itu kawasan wisatanya orang berduit. Lokasinya yang cukup jauh dari pemukiman penduduk menambah kesan eksklusif bagi kawasan ini. Apalagi kalau melihat jajaran resort mewah yang bertebaran di sana. Ditambah lagi dengan berbagai fasilitas seperti lapangan golf yang diakui sebagai yang terbaik di Asia Tenggara dan berbagai macam permainan water sport yang semuanya di charge dalam dollar. Wuih… kesan mewah itu akan semakin jelas terlihat.
Ngomongin pariwisata Lombok, seolah tak ada habisnya. Pulau kecil ini memang penuh pesona. Mulai dari bentangan alamnya, kulinernya, budayanya, kearifan lokalnya, hingga keramahtamahan penduduknya, membuat siapa pun yang pernah berkunjung ke sana, selalu merindu untuk kembali. Demikian juga dengan saya. Dua kali mengunjunginya, rasanya masih selalu saja kurang. Dan menuliskannya dalam catatan seperti ini, merupakan salah satu cara saya untuk 'mengunjunginya' kembali.
Sabtu siang, aku baru aja ngeliat timeline twitternya majalah Ummi yang udah majang cover majalah terbaru edisi bulan Agustus 2015. Seneng banget ngeliatnya, soalnya beberapa waktu lalu aku sempat dikabarin kalo tulisan perjalanan yang kukirim setahun lalu bakal dimuat di edisi ini. Hehehe, antrianya lama bener ya.. setahun bo'..
Beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 14 Juli 2015, salah seorang wartawan koran SINDO Batam menelepon saya. Asrul Rahmawati namanya. Kebetulan nama dan nomer HPnya sudah tersimpan di dalam memori HP saya. Sebelumnya kami memang pernah bertemu waktu acara bedah buku Exploring Natuna di Batam Trade Expo bulan April lalu. Waktu itu kami memang sengaja bertukar nomer telepon, karena masing-masing kami rupanya meyakini, kalau suatu hari nanti nomer telepon itu akan sangat berguna.