Dengan mengusung tema Semarak Ramadhan, acara berbuka puasa di Nagoya Mansion Hotel & Residence ini benar-benar membawa kesemarakan tersendiri bagi para tamu yang hadir. Nuansa Semarak Ramadhan sudah terasa sejak kita memasuki hotel ini. Ornamen-ornamen berbentuk masjid, bulan dan bintang, terpasang di setiap sudut Nagoya Mansion Hotel & Residence. Dan akan semakin terasa semarak ketika memasuki area lantai 2.
Tahun ini adalah kali kedua rombongan Engineering PT. Batamec Shipyard berbuka puasa di Turi Beach Resort. Dan lagi-lagi kami kebagian tempat di Aqua Poolside, seperti tahun kemarin. Sebenarnya kami ingin mencoba Emerald pool, tapi kami kalah cepet (lagi) dengan rombongan lain. Yoweslah gakpapa, mau di manapun, yang penting kita bersama kan gaees.. halah!
Kalo ngomongin ikan bakar, saya selalu teringat rumah. Ikan bakar paling enak menurut saya adalah ikan bakar bikinan mama. Apalagi ditambah cacahan mangga muda sebagai pelengkapnya. Orang Bugis nyebutnya ceccak pao. Wuihh! Itu rasanya bener-bener tiada duanya. Ya, sebagai orang Bugis asli, menu ikan gak pernah absen dari atas meja makan. Entah itu dibakar, dimasak pallumara, ataupun sekadar digoreng. Yang jelas, semua enak!
Pada tau pecel lele kan? Dulu, waktu saya masih bocah yang imut, lucu dan menggemaskan, pas pertama kali ngeliat tulisan menu pecel lele terpajang di warung-warung tenda pinggir jalan, yang ada di bayangan saya adalah nasi pecel dengan lauk ikan lele goreng. Sampai waktu pertama kali diajak mama makan pecel lele saya merasa bingung. Bayangan saya tentang pecel lele pun buyar. Mana pecelnya? Ini kan lele goreng ama sambel terasi plus lalapan?
Warung Podomoro namanya. Beberapa kali lewat di warung ini kami selalu urung untuk mampir. Antriannya kadang bikin perut yang udah lapar jadi makin keroncongan. Belum lagi menurut informasi dari beberapa teman, yang pernah makan di warung ini, kalo pesen makan di sini tuh lamaaaa banget nunggunya. Sampe 1 jam. Kadang lebih. Haaaa?! Bisa makin klotekan nih perut kalo pas laper trus mampir makan di sini. Tapi menurut si teman juga, makanan di sini emang recommended. Jadi pantes aja kalo pengunjungnya sampe rela antri begitu.
Mendung bergayut manja di langit Batam ketika kami sampai di depan The Hills Hotel. Halaman depan hotel yang difungsikan sebagai area parkir kendaraan bagi tamu semua terisi penuh. Wow! Banyak juga tamu yang menginap di The Hills akhir pekan ini, pikir saya. Berhubung anak saya masih tidur, jadi cuma saya yang turun untuk check-in, sementara suami tetap di mobil menemani Lala.
Satu lagi nih cafe yang suasananya terbilang asik di Batam. Namanya Chillax & Relax. Cafe ini baru dibuka pada bulan Januari 2015. Tapi saya baru taunya sekitar beberapa minggu yang lalu lewat instagram. Aku beneran dibikin penasaran ama foto-foto makanannya yang diunggah di halaman instagram. Dan demi menuntaskan rasa penasaran yang kian menggebu, makanya saya putuskan untuk mampir dan mencoba langsung makanan yang looks yummi itu.
Selama ini orang lebih mengenal Bintan karena wisata pantainya yang cantik mempesona. Tak heran bila wisata pantai selalu menjadi tujuan utama orang berlibur ke Bintan. Tapi jangan salah, Bintan juga punya potensi wisata pegunungan looh. Dan hal inilah yang dijadikan peluang oleh pengelola De Bintan Villa. Bertempat di kaki Gunung Bintan, De Bintan Villa hadir menawarkan suasana baru berlibur di Pulau Bintan. Nuansa alam pegunungan.
Soacialite's Crib namanya. Sebuah cafe yang baru dibuka pada bulan Maret 2015 yang lalu. Dari luar, cafe ini terlihat biasa saja. Seperti cafe-cafe lain pada umumnya. Di lantai bawah ada beberapa meja dan kursi dari kayu yang penampakannya mengingatkan saya pada bar-bar dalam film koboi. Rasa penasaran gara-gara postingan beberapa teman di instagram-lah yang membuat saya akhirnya mengajak suami untuk dinner di sini.
Kalau di Jogja terkenal yang namanya nasi kucing, di Batam ada yang namanya nasi meong. Kalo dibilang mirip, sebenernya enggak juga. Tapi kalo dibilang beda, ya sebenernya sih sama aja. Hahaha.. ribet ya penjelasannya. Intinya sih, baik nasi kucing maupun nasi meong, adalah sama-sama nasi dengan lauk tertentu dengan porsi sedikit, sehingga terlihat seperti makanan kucing atau meong.
Sumber foto : www.relcih.com.sg
Menginap di RELC International Hotel merupakan pengalaman pertama saya menginap di hotel di negeri merlion, Singapura. Selama ini kalau saya ada urusan di Singapura, entah itu sekadar jalan-jalan atau urusan kantor, saya tidak pernah menginap di hotel. Biasanya sih numpang nginep di rumah temen.
Alunan kecapi dan suling nan merdu langsung memenuhi indera dengar kala kami memasuki resto ini. Sebuah resto yang kental dengan nuansa Parahyangannya, Bandoeng Resto. Deretan meja dan kursi yang terbuat dari bambu terlihat lengang. Sepertinya pengunjung resto ini lebih memilih bersantap di area lesehan atau di saung-saung yang tersedia.
Sudah cukup lama saya mendengar nama Om Ganjen disebut-sebut di kalangan pecinta kuliner Batam, khususnya penggemar pempek Palembang. Katanya siiih, kalo mau cari pempek paling enak di Batam, Pempek Om Ganjen lah jawabannya. Penasaran donk ya... seenak apa sih? Trus apa bener, yang jual emang ganjen? hahahaha...
Setiap mudik ke Sidoarjo, saya selalu menyempatkan untuk berkumpul dengan sahabat-sahabat masa SMP saya. Kalo dulu jaman masih pada single ngumpulnya bisa sambil rafting atau main keluar kota, sekarang bisanya cuman ngumpul sambil nyobain tempat makan baru di seputaran Surabaya aja. Itu pun personilnya udah gak bisa lengkap karena beberapa udah pada hijrah ke kota lain. Tapi yang penting tetep ngumpul dan seru-seruan bareng.
Batam Postcrosser ngadain meet up lagi. Meet up kedua ini akhirnya terwujud juga setelah beberapa kali gagal terlaksana. Ya, maklumlaah.. postcrosser Batam ini membernya emak-emak gaul plus nona-nona muda energik yang super sibuk. Jadi ya, sulit banget buat kita untuk bisa ngompakin waktu. Lah masa, janjian dari bulan Desember tahun kemarin baru bisa terlaksana di bulan Maret tahun ini :D
Di Engineering Department tempat saya bekerja, ada satu tradisi yang sudah berjalan turun-temurun, yaitu welcome party untuk para new comer. Welcome party ini artinya, para new comer mentraktir orang se-department dengan gaji pertamanya. Saya sendiri tidak tau sejak kapan tradisi ini dimulai, yang jelas, ketika saya bergabung di department ini awal tahun 2006 yang lalu, tradisi welcome party ini sudah berjalan. Semakin banyak new comer yang bergabung, semakin menyenangkan. Karena itu artinya, makan-makan kita akan lebih special, hehehe.. Seperti kali ini, total ada 8 orang new comer yang belum
Beberapa meja kayu terhampar di
atas terpal plastik. Temaram cahaya lilin yang ada di atas setiap meja semakin
menambah kesan romantis. Sebuah gerobak, juga dengan penerangan seadanya berada
di antara meja-meja kayu itu. Pemandangan itulah yang terlihat dari sebuah
angkringan yang berada di halaman kompleks ruko Batavia, Batuaji, Batam.