Terpukau Takjub di Bayt Al Qur'an Al Akbar

Wednesday, June 14, 2023


Kalau berkunjung ke Palembang, coba sempatkan untuk singgah di Bayt Al-Quran Al-Akbar atau yang juga dikenal sebagai Museum Al Qur'an Raksasa. Lokasinya berada di Pondok Pesantren Al Ihsaniyah, tepatnya di Jl. M. Amin Fauzi, Soak Bujang, RT 03, RW 01, Gandus, Palembang.

Museum Al Qur'an Raksasa

Bangunan museum sekilas tampak seperti rumah tinggal biasa. Namun, siapa sangka di dalamnya tersimpan karya seni yang tak hanya indah, namun juga telah mendunia. Setelah melepas alas kaki, saya pun memasuki museum. Sampai di dalam museum, mata saya langsung disambut Al Qur'an raksasa berbentuk lembaran kayu yang dipasang seperti jendela di bangunan bertingkat lima. Seketika, perasaan takjub langsung membuncah, memenuhi ruang hati. 

Saat saya berkunjung, sedang ada acara pengajian di lantai 1 Bayt Al-Quran Al-Akbar yang dihadiri oleh ibu-ibu dari daerah setempat. Sebentar menyimak tausiyah yang disampaikan ustad, saya kemudian mengamati sekeliling bagian dalam bangunan. Saya takjub sewaktu melihat ayat- ayat suci terpampang indah di sekeliling ruangan. Benar-benar istimewa.

30 juz ayat suci Al-Quran terukir indah pada 630 lembar kayu tembesu berukuran 177 cm x 140 cm dengan ketebalan 2,5 cm. Ayat-ayat suci itu dipercantik dengan ornamen ukiran khas Palembang. Terlihat elok dan megah. Selain untuk menyebarkan agama Islam, tujuan dibuatnya Al-Quran berukuran raksasa dengan bentuk khas ini juga untuk mempromosikan budaya dan tradisi Palembang dalam bentuk karya seni ukir yang sudah ada sejak zaman Sriwijaya ke wisatawan lokal maupun mancanegara. 

Meskipun lembaran-lembaran ayat suci Al Qur'an itu ditopang oleh besi penyangga yang kokoh, namun setiap lembaran mushafnya bisa diputar 360 derajat. Sehingga pengunjung dapat dengan mudah membaca ayat-ayat suci Al Qur'an yang terukir di kedua sisinya. 

Penggunaan kayu tembesu sebagai material ukir ayat suci Al-Quran bukanlah tanpa alasan. Kayu tembesu terkenal sebagai kayu berkualitas terbaik, sengaja dipilih agar mushaf atau naskah ayat Al-Quran ini awet dan tahan lama. Di samping itu, penggunaan kayu tembesu adalah sebagai bentuk memuliakan kitab suci umat Islam ini. 

Terdapat panggung lebar dengan satu undakan berkarpet merah di depan mushaf-mushaf Al Qur'an tersebut. Dari tempat ini para pengunjung bisa leluasa untuk melemparkan pandangan ke seluruh penjuru museum. 

Memasuki galeri Al Qur'an, saya merasa seperti sedang berada dalam labirin ayat-ayat suci-Nya. Segala buncah perasaan syukur, takjub, juga haru berbaur dalam hati.


Proses Panjang Pembuatan Al Qur'an Raksasa

Gagasan pembuatan Al Qur'an raksasa ini tercetus pada tahun 2002, setelah Ustad H.Syowatillah Mohzaib merampungkan pemasangan kaligrafi, pintu dan ornamen Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. Sebagai pecinta seni kaligrafi dan ukiran khas Palembang, serta demi kelestarian seni, gagasan tersebut dikerjakan dan akhirnya dibuatlah satu keping lembaran kaligrafi Al Qur'an, yaitu Surat Al-Fatihah. 

Tepat pada tanggal 1 Muharram 1423/15 Maret 2002, atas inisiatif H. Marzuki Alie dan pengurus Masjid Agung Palembang, satu keping Al Qur'an raksasa yang terbuat dari kayu tembesu berukuran 177 cm x 140 cm dengan ketebalan 2,5 cm, dipajang pada acara bazar peringatan tahun baru Islam yang diketuai oleh H. Marzuki Alie sendiri. 

Proses pembuatan Al Qur'an ukir dikerjakan di kediaman Ustad H. Syofwatillah, di jalan Pangeran Sido Ing Lautan Lorong Budiman, No. 1009 Kelurahan 35 Ilir, Tangga Buntung Palembang. Awalnya, pembuatan Al Qur'an raksasa diperkirakan selesai tahun 2004, tapi meleset dari target karena terkendala dana dan bahan kayu tembesu yang sudah mulai langka. 

Proses pengerjaannya memakan waktu sekitar tujuh tahun. Teknik pengukiran yang rumit dan tidak bisa dikerjakan sendirian, menyebabkan lamanya proses pembuatan. Proses pembuatan mendapat pengawasan yang ketat dan melibatkan berbagai keahlian personil dalam tim. 

Sebelum diukir di atas papan, ayat-ayat Al Qur'an terlebih dahulu ditulis di atas kertas karton, baru kemudian dijiplak ke kertas minyak. Sebelumnya, tulisan ayat Al Qur'an di atas karton dikoreksi dulu oleh tim pentashih yaitu para ulama ahli Al Qur'an dan para hafidz sehingga jika terjadi kesalahan bisa langsung diperbaiki secepatnya.

Jenis kaligrafi yang digunakan dalam ukiran Al Qur'an raksasa ini adalah Khat Naskhi yang merupakan standar Al Qur'an terbitan Arab Saudi dan Kementrian Agama Republik Indonesia. 

Pembuatan Al Qur'an Al-Akbar baru rampung pada tahun 2008. Ayat Al Qur'an dari juz 1 hingga juz ke-30 berhasil diukir dalam 315 lembar bolak-balik kayu tembesu, sehingga total ada 630 halaman. Kurang lebih ada 40 meter kubik kayu yang digunakan untuk membuat Al Qur'an raksasa ini. Biaya pembuatan keseluruhan menghabiskan dana sekitar 2 miliar. 

Bayt Al-Quran Al-Akbar diresmikan pada 30 Januari 2012 oleh Bapak Susilo Bambang Yudoyono (SBY) yang sewaktu itu masih menjabat sebagai presiden RI. 

Sebelum terpajang megah di Museum Al-Qur'an, lembaran-lembaran ayat suci Al-Qur'an yang terpahat indah pada kayu tembesu ini sempat dipamerkan selama 3 tahun di Masjid Agung Palembang. Tujuannya adalah untuk mendapatkan koreksi dari masyarakat umum. Khususnya para hafidz Qur'an. 

Dan kini, Bayt Al-Qur'an Al-Akbar menjadi tujuan wisata religi yang menjadi kebanggaan seluruh umat muslim di Indonesia, khususnya masyarakat Sumatera Selatan. Tertarik untuk mengunjungi Museum Al-Qur'an Raksasa ini? Siapkan infak sebesar Rp 5.000 per orang.

Cara Menuju ke Bayt Al Qur'an Al Akbar

Bagi wisatawan yang berasal dari luar kota, untuk menuju Bayt Al Qur'an Al Akbar bisa naik angkutan umum jurusan Tangga Buntung dan turun di bawah Jembatan Musi II, kemudian lanjut naik angkutan umum jurusan Gandus. 

Tapi hingga saat ini, akses transportasi untuk menuju ke Museum Al Qur'an ini masih sangat terbatas. Sehingga lebih banyak pengunjung yang datang menggunakan kendaraan pribadi. Atau kalau mau praktis, gunakan saja jasa ojek online. 

Tata Tertib Bagi Pengunjung 

Meskipun ini adalah destinasi wisata religi bagi umat muslim, namun pemeluk agama lain juga dipersilakan jika ingin berkunjung. Tapi tentu saja, ada aturan-aturan dan tata tertib yang harus dipatuhi oleh siapa pun yang berkunjung ke sini.

  • Pengunjung wajib menutup aurat. Bagi perempuan wajib mengenakan jilbab atau kerudung. Sementara laki-laki wajib mengenakan celana panjang atau kain sarung. Bagi pengunjung tidak mengenakan pakaian seperti yang ditetapkan, pihak pengelola telah menyediakan pinjaman kerudung dan kain sarung.
  • Bagi yang ingin melakukan foto pre wedding, wajib mengenakan busana muslim dan dilarang melakukan adegan berpelukan. 
  • Dilarang merokok, membuang sampah dan meludah sembarangan di area Museum Al Qur'an.

***

Tulisan ini dimuat di Koran Sindo Batam edisi Sabtu, 21 April 2018



You Might Also Like

0 komentar