Pohon Menari di Pantai Walakiri

Saturday, April 01, 2023

pantai walakiri

Dari Bukit Persaudaraan, kami lanjut ke Pantai Walakiri. Berharapnya sih bisa menikmati sunset yang cakep di sana, sebagai penutup rangkaian perjalanan kami di Sumba. Pantai yang berlokasi di Desa Watumbaka, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur ini emang punya pesona spektakuler waktu sunset.

Jarak dari Bukit Persaudaraan ke Pantai Walakiri tidak terlalu jauh. Cuma sekitar 18 km aja. Jalan yang dilewati juga sudah bagus. Dengan mengemudi santai, cuma perlu waktu sekitar 30 menit aja untuk sampai di Pantai Walakiri. 

Apa yang Menarik di Pantai Walakiri?

Sampai di Pantai Walakiri, kami disambut oleh mendung tebal yang menggantung di langit. Sepertinya niat untuk menikmati sunset yang spektakuler dari Pantai Walakiri gak bakalan terwujud niih.. 

pantai walakiri

Kami berjalan menyusuri hamparan pasir putih yang membentang di sepanjang pantai. Suasana pantai ini cukup asyik. Meskipun lokasinya tidak jauh dari pemukiman penduduk, tapi suasananya cukup tenang. 

ada yang lagi mojok 🤭😁

Gak seperti pantai dan tempat wisata lain di Sumba yang minim fasilitas, di Pantai Walakiri sudah tersedia fasilitas seperti toilet dan warung.

Pohon Menari yang Jadi Ikonnya Pantai Walakiri

Kami langsung menuju sisi pantai yang ditumbuhi pohon-pohon yang penampakannya seperti sedang menari. Pohon-pohon inilah yang jadi ikonnya Pantai Walakiri. 


Pohon-pohon menari ini sebenarnya adalah pohon-pohon bakau atau mangrove. Masyarakat sekitar menyebutnya pohon mangrove kerdil. Karena memang ukurannya yang tidak sebesar pohon normal pada umumnya. 

pohon menari di Walakiri

Kalo pas momennya golden sunset, trus air lautnya sedang surut, penampakan pohon-pohon menari di sini bakal spektakuler banget. Kami cuma melongo takjub waktu melihat foto Pantai Walakiri yang jadi profil picture whatsapp Kak Domi. Asli cakep banget! Nah, niatnya kami pengen punya foto yang cakep kayak gitu juga…

profil picture whatsapp Kak Domi

Pantai Walakiri Tanpa Golden Sunset

Mendung tebal yang menggantung di langit sore itu memupuskan harapan kami untuk bisa dapet foto se-spektakuler foto yang jadi profile picture Kak Domi. Kebetulan pula sore itu air lautnya belum surut. Masih setinggi lutut. Jadi susah kalo mau bikin foto refleksi. 


Jadi sore itu, kami gak berlama-lama di area pohon menari. Selain karena emang cuaca dan kondisi laut yang kurang mendukung, di sana lagi ada pasangan yang melakukan foto pre wedding. Yaaa, gak enak aja kalo kami juga foto-foto di situ. 

ada yang lagi foto pre wedding

Anak-Anak Manis di Pantai Walakiri

Akhirnya kami melipir ke tepi pantai. Kami memilih nongkrong di depan sebuah warung sambil menikmati kelapa muda. Kebetulan di Pantai Walakiri ini ada warung yang jual makanan dan minuman ringan juga kelapa muda. 

minum kelapa muda di tepi pantai

Kami duduk-duduk sambil menikmati senja terakhir di Sumba. Sewaktu kami asyik ngobrol, kami melihat beberapa anak kecil sedang asyik main pasir di tepi pantai. Awalnya cuma ada 4 orang anak. Tapi lama-lama jadi makin banyak. Sekalian aja kami bagi-bagi kado buat mereka. Karena emang kado-kado kecil untuk anak-anak Sumba itulah yang jadi tujuan utama perjalanan kami. 

Baca cerita suka duka kami bagi-bagi kado untuk anak-anak Sumba di sini

Jadinya kami malah asyik ngobrol, berbagi cerita dan bermain dengan Nona, Jetrin, Ayu, Nia, Alonso, dan masih banyak lagi anak-anak lainnya. Mereka semua tinggal di sekitar pantai. 

sore bersama mereka

Senyum ceria dan celoteh ramai anak-anak di Pantai Walakiri senja itu jadi penutup yang manis perjalanan kami di Sumba. Dan sore itu, meski kami gak beruntung menikmati pohon menari berlatar golden sunset, tapi kami bahagia bisa menghabiskan waktu dengan anak-anak manis di Pantai Walakiri. 


Terima kasih, Sumba!

You Might Also Like

0 komentar