Mengenal Eksotisnya Keindahan 7 Kain Tradisional Indonesia

Thursday, July 14, 2022

Sumber: pixabay.com

Mempunyai 37 provinsi, puluhan ribu pulau, dan ribuan suku tentu membuat Indonesia sangat kaya. Dari segi alam Indonesia bahkan punya ratusan tempat menarik, belum lagi dari segi budaya. Salah satu bukti kekayaan budaya Indonesia terlihat dari banyaknya ragam kain tradisional dari berbagai daerah. Ada beragam motif kain seperti batik, tenun, songket, dan masih banyak lagi.

Tertarik untuk mengetahui ragam kain tradisional Indonesia dan cara pembuatannya? Yuk kita bahas di bawah ini:

7 Kain Tradisional Indonesia

1. Songket Palembang (Sumatera Selatan)

Sumber: freepik.com

Sejarah kain songket Palembang tidak bisa dilepaskan dari legenda kerajaan Sriwijaya dan kesultanan Palembang Darussalam. Salah satu warisan yang ditinggalkan kerajaan Sriwijaya adalah kain tenun yang disebut songket.

Kain songket Palembang merupakan kain yang dirangkai dari berbagai jenis benang. Menurut sebagian orang masyarakat Sumatera Selatan, keindahan kain songket Palembang tidak lepas dari pengaruh pedagang Tiongkok yang membawa benang sutra ke Indonesia. Kemudian penambahan benang perak dan emas semakin mempercantik motif songket tersebut. Benang-benang tersebut kemudian ditenun dengan pola yang rumit dengan alat tenun.

Kain songket Palembang biasanya digunakan sebagai pelapis pakaian wanita atau pria. Kain tradisional ini dapat digunakan untuk pernikahan adat, upacara adat, dan lainnya.

2. Tapis (Lampung)

Tapis adalah kain khas dari Lampung yang memiliki banyak jenis dan motif. Kain tapis digunakan oleh masyarakat untuk menghadiri acara-acara perayaan adat, pernikahan, khitanan, kenaikan pangkat, dan masih banyak acara-acara lainnya.

Kain Tapis Lampung memiliki 9 motif dengan gambar dan desain yang berbeda-beda. Kain tapis dibuat dengan cara tradisional dirajut menggunakan tangan. Bahan yang digunakan adalah benang emas dan benang bolah serta jarum. Membutuhkan kejelian dan kesabaran membuat kain Tapis Lampung ini.

3. Songket Sambas (Kalimantan Barat)

Songket sambas adalah kain tradisional turun temurun yang memiliki motif ciri khas Kalimantan barat. Kain sambas dapat digunakan di berbagai acara misalnya upacara adat, perkawinan, pengantin, dan lainnya. Songket sambas biasa juga disebut kain lunggi.

Pada masa pemerintahan Raden Bima (sultan sambas ke 2 1668 – 1709) masyarakat Melayu mulai mengenali kain batik dan kain songket. Sejak saat itu kain ini mulai dikembangkan dan menjadi warisan turun temurun masyarakat Sambas.

4. Sasirangan (Kalimantan Selatan)

Kain sasirangan merupakan kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan yang diwariskan secara turun-temurun. Merujuk Hikayat Banjar, kain ini sudah dibuat pada sekitar abad ke-7 dengan nama kain langgundi.

Kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk pengobatan (batatamba) serta mengusir dan melindungi diri dari gangguan roh jahat. Agar bisa digunakan sebagai alat pengusir roh jahat atau pelindung badan, kain sasirangan dibuat berdasarkan pesanan (pamintaan) –sehingga dikenal pula sebagai kain pamintaan

Nama sasirangan dipakai sesuai cara atau proses pembuatan kain ini, yaitu “sa” berarti satu dan “sirang” berarti jelujur. Kain ini dibuat dengan teknik tusuk jelujur, kemudian diikat dengan benang atau tali dan dicelup ke pewarna pakaian. Banyak orang menyebut kain sasirangan sebagai “batik Banjar”. Padahal proses pembuatannya berbeda dari batik yang menorehkan malam (lilin) dengan canting.

Pada mulanya kain sasirangan menggunakan bahan dasar dari benang kapas atau serat kulit kayu. Seiring kemajuan teknologi, sasirangan dibuat dari bahan lain seperti sutra, satin, santung, blacu, kaci, polyester, hingga rayon.

5. Ulap Doyo (Kalimantan Timur)

Tenun ulap doyo telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia sejak 2013. Tenun tradisional yang dikembangkan oleh suku Dayak Benuaq ini merupakan salah satu kekayaan Nusantara yang tak ternilai.

Tenun ulap doyo memiliki kualitas yang istimewa. Tenun ini juga ramah lingkungan karena terbuat dari bahan alami. Benangnya terbuat dari serat daun doyo (Curliglia latifolia). Pewarna kainnya juga berasal dari berbagai tanaman yang tumbuh di hutan.

Untuk pewarna, beragam tanaman dan materi lain digunakan sebagai bahan. Warna merah, misalnya, berasal dari buah glinggam, kayu oter, dan buah londo. Warna coklat diperoleh dari kayu uwar. Warna hijau diperoleh dari daun putri malu. Warna kuning dari umbi kunyit. Sementara warna hitam diperoleh dari jelaga hasil pembakaran damar atau serat daun pohon kebuau.

6. Kain Ulos (Batak, Sumatra Utara)

Sumber: freepik.com

Kain ulos merupakan kain adat yang cukup unik pada proses pembuatannya. Kain yang berasal dari suku Batak ini biasanya pembuatannya menggunakan benang kapas dan diwarnai dengan cara merendam benang ke dalam pewarna alami yang berasal dari tanaman. Warna biru terbuat dari tanaman indigo, warna merah dari kayu secang dan mengkudu, warna kuning berasal dari kunyit, sedangkan hitam dihasilkan dengan mencampurkan mengkudu dengan indigo, serta hijau adalah campuran indigo dan kunyit.

Prosesnya yang lama dan unik membuat kain ulos memiliki kekhasan tersendiri. Tidak heran banyak wisatawan yang ingin mengetahui prosesnya bahkan ingin memilikinya, baik sebagai kenang-kenangan maupun oleh-oleh untuk teman dan sanak saudara. Kain ulos tradisional masih bisa kamu temukan di tiga desa yaitu Tongging, Paropo, dan Silalahi di pesisir barat laut Danau Toba.

7. Kain Karawo (Gorontalo, Sulawesi Utara)

Proses pembuatan kain tradisional Karawo adalah dengan cara mengiris dan mencabut benang dari serat kain yang sudah jadi. Lalu disulam dengan jarum dan aneka ragam benang sesuai motif yang diinginkan.

Karena pembuatan motif kain Karawo yang masih dikerjakan dengan cara tradisional dan penuh ketelitian. Maka harga jual kain tersebut bisa dibilang sedikit mahal. Namun harga tersebut akan sebanding dengan keindahan kain dan kualitas yang ditawarkannya.

Event Gorontalo Karnaval Karawo 2022

Terinspirasi dari keindahan kain tradisional Indonesia termasuk kain Karawo. Maka kementerian pariwisata menyelenggarakan event karnaval tahunan di Sulawesi Utara yang disebut dengan Gorontalo Karnaval Karawo.

Berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini Gorontalo Karnaval Karawo mengusung tema “Gorontalo Inspiring Sulawesi” yang digelar secara hybrid pada tanggal 6 - 11 Juni 2022 di Grand Palace Convention Center Kota Gorontalo.

Banyak pihak yang terlibat dalam lima hari rangkaian kegiatan Gorontalo Karnaval Karawo 2022 ini. Pertama, para penyulam yang berkesempatan untuk mengikuti Lomba menyulam, mengiris, dan mengikat Karawo, serta Lomba desain motif Karawo. Kedua, para pelaku UMKM yang bisa turut serta dalam kegiatan Culinary Expo untuk memperkenalkan rempah khas Gorontalo. Ketiga, para pegiat seni yang berkolaborasi untuk penampilan tarian mupun musik etnis Gorontalo. Menariknya, anak-anak juga memiliki kegiatan khusus yang berisi edukasi seputar kain karawo dalam rangkaian bernama Karawo Kid!

Selain penyelenggaraan event kebudayaan untuk mengenal kain tradisional. Masih banyak event kegiatan budaya tahunan lainnya di Indonesia. Catat dan pastikan kehadiranmu dengan mengunjungi website Indonesia Travel Event sekarang juga.

You Might Also Like

0 komentar