Bamboo Rafting, Bikin Way Kanan Semakin Asyik

Saturday, October 14, 2017


Langit sudah mulai gelap ketika mobil yang dikemudikan Verry memasuki kawasan rest area. Sebuah tempat singgah yang berada tak jauh dari gapura yang menjadi penanda bahwa kami sudah memasuki Kabupaten Way Kanan.

Ini merupakan kali ketiga saya mengunjungi Way Kanan, kabupaten di utara Lampung yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatra Selatan. Jarak sejauh 167 km yang terbentang dari Bandar Lampung ke Way Kanan selalu terasa dekat, karena saya melewatinya bersama orang-orang yang menyenangkan. 

Pinjem punggung ya, Ver.. bukan untuk bersandar kok, cuma untuk dijepret aja, hahaha...

Ibarat cinta, Way Kanan itu adalah cinta pertama saya pada Lampung. Cinta yang hadir sejak pertama kali saya melihat hamparan sawah di Jukuh Batu dan rumah berumur ratusan tahun di Gedung Batin dari foto yang diposting mas Yopie Pangkey. 

Seneng bisa ngeliat langsung hamparan sawah di Jukuh Batu

Rumah Pak Rajamin di Gedung Batin

Kali ini saya bersama teman-teman blogger datang ke Way Kanan untuk meramaikan acara Gedung Batin Bamboo Rafting. Acara seru ini bakal diikuti oleh para penggiat pariwisata, komunitas, wisnus, juga wisman. Tercatat ada 27 orang wisman yang telah mendaftar untuk mengikuti event ini. Mereka berasal dari 12 negara, di antaranya Singapura, Belanda, Ukraina, Jerman, dan Madagaskar. 

Gedung Batin Bamboo Rafting

Tak menunggu sampai Verry mematikan mesin mobil, saya, mbak Rien, yuk Annie, Rian dan Angga pun berlompatan turun. Kalau bagi kami berempat, tentu karena sudah tak sabar untuk segera menghirup lagi udara Way Kanan. Tapi kalau buat Angga, sepertinya dia ingin buru-buru melepaskan diri dari dekapan himpitan koper, helm, dan pelampung di jok belakang. 

Sambutan di Rest Area

Seharusnya jam 3 sore rombongan wisman itu sudah tiba di rest area. Tapi mereka baru sampai beberapa saat setelah adzan maghrib selesai berkumandang. Wajah-wajah para penyambut yang terdiri dari polisi, tentara, kemenpar, komunitas K@WAN dan GenPI Way Kanan yang semula resah mulai terlihat sumringah. 

Hepi wefie di rest area

Para penyambut terlihat bahagia bisa bertemu dan berfoto bersama para wisman yang datang. Tapi kalo buat saya, yang bikin saya bahagia petang itu adalah karena bisa bertemu lagi dengan bang Rinto Macho dan Wijatnika, dua orang baik hati yang memang saya rindukan. 

Buat saya, ini adalah sambutan yang paling manis.. Kopi Putri Malu

Di rest area itu kami asik ngobrol sambil menikmati buah-buahan segar yang memang sudah disediakan. Kelapa muda dan kopi Putri Malu khas Way Kanan pun tak ketinggalan dijadikan suguhan. Obrolan hangat, penuh canda tawa. Sungguh merupakan sebuah sambutan yang teramat manis. 

Makan Malam Bersama Bupati Way Kanan

Suguhan dan jamuan di rest area itu rupanya baru prolog. Karena setelahnya, kami semua langsung diajak ke rumah dinas Sekda Way Kanan untuk makan malam bersama Bupati Way Kanan, Bapak Raden Adipati Surya. Wuiih.. dengernya aja udah bikin saya hepi. 

Suasana di rumah dinas Sekda Way Kanan malam itu sudah ramai. Salah satu sudut gazebo di belakang rumah telah disulap menjadi tempat jamuan makan malam. Saya dan yuk Annie udah nyengir-nyengir kesenengan waktu melihat ada penampakan pempek pistel di atas meja. Yess! Ngirup cuko kitaaa... 

Dinner bareng bapak bupati Way Kanan yang murah senyum

Bapak Bupati Way Kanan menyapa kami ramah. Seneng banget rasanya, ternyata beliau masih mengingat kami semua. "Ayo makan! Pijok-pijoknya besok ya.. Tapi saya besok gak bisa hadir, karena ada acara di Negeri Agung. Tapi kalau sudah selesai, saya usahakan langsung menuju Gedung Batin. Kita pijok-pijok lagi.."



Wefie bareng bapak Bupati Way Kanan, Raden Adipati Surya

Tanpa perlu ditawari dua kali, kami pun langsung mengantri untuk mengambil makan. Alhamdulillah, makan makan malam yang nikmat dalam suasana penuh keakraban. Para wisman pun terlihat begitu menikmati jamuan makan malam itu. Kebanyakan dari mereka menyukai tempe.

Bapak Bupati berfoto bersama wisman peserta bamboo rafting

Malam itu, saya dan teman-teman blogger menginap di rumah seorang warga yang lokasinya tidak jauh dari rumah dinas Sekda. Jadi setelah acara makan malam, kami cukup berjalan kaki saja. Yaa, itung-itung bakar kalori setelah menikmati sepiring penuh makanan enak. Padahal sampe di rumah, kami pesta pempek lagi sampai tengah malam, hehehe.. 

Pagi yang Cerah di Way Kanan

Pagi yang cerah. Cuaca yang cocok untuk bersenang-senang. Pagi itu Samgar yang menjemput kami. Senang bisa bertemu dia lagi dalam suasana dan tampilan yang berbeda. Pagi itu Samgar berkemeja rapi, dan bersepatu pantofel. Beda dengan tampilannya waktu pertama kali kami bertemu di atas sekoci milik BNPB kala kami menyusuri Sungai Way Besai bulan April lalu. 

"Nggak turun?" Tanya saya waktu melihat penampilan Samgar pagi itu. 

Melihat penampilannya yang seperti itu memang rasanya gak mungkin kalo dia berniat untuk ikut bamboo rafting. 

"Enggak. Biniku pengen nonton aja."

Sebelum ke lokasi start bamboo rafting, kami diajak singgah di Rusunawa tempat para peserta bamboo rafting lainnya menginap. Yang menginap di sini adalah para peserta dari beberapa komunitas yang berasal dari luar Way Kanan. Sementara para wisnus menginap di rumah Pak Ali di Gedung Batin. 

Bersama K@WAN di Rusunawa

Para peserta bamboo rafting sudah meninggalkan Rusunawa. Mungkin sudah bergerak menuju lokasi start bamboo rafting. Di situ kami hanya bertemu dengan teman-teman dari K@WAN. Ada Verry, Surya, Aji, Desva, Ayu, Thini, Rini, dan lainnya. Senang bisa bertemu mereka lagi. Para pemuda yang penuh semangat dan punya andil besar dalam memajukan pariwisata di Way Kanan. Way Kanan harus berbangga karena punya K@WAN. 

Tak berlama-lama di Rusunawa, kami pun meluncur ke lokasi start bamboo rafting di Dusun Tiga Serangkai, Kampung Gunung Katun. Di sana sudah ramai. Rombongan komunitas sepeda dan komunitas motor trail pun sudah bersiap di lokasi. Mereka pun akan turut memeriahkan event Gedung Batin Bamboo Rafting ini.

 Para peserta bamboo rafting menuju lokasi start

 salah seorang peserta dari komunitas trail adventure

para peserta dari komunitas sepeda

Rakit bambu, sepeda, dan motor trail akan start bersama-sama dari Dusun Tiga Serangkai dan finish bersama-sama di Gedung Batin. Tapi tentu saja, mereka akan melewati trek masing-masing. Ya iyalah, masa iya itu sepeda ama motor trail mau atraksi di tengah Sungai Way Besai?

Dari rombongan kami, cuma mbak Rien dan Ika yang ikut bamboo rafting. Saya, yuk Annie, Rian, dan beberapa teman dari K@WAN langsung menuju ke Gedung Batin untuk menyambut para peserta di garis finish. 

Mbak Rien dan Ika bersama para peserta dari komunitas trail adventure

Rute bamboo rafting kali ini lebih pendek dari yang pernah saya ikuti bulan April lalu. Kalau yang dulu para peserta harus menyusuri sungai sejauh 10 km dari Desa Banjarmasin ke Desa Banjarsari dengan waktu pengarungan sekitar 2 hingga 2,5 jam. Yang sekarang ini jaraknya hanya 4,2 km saja dengan waktu pengarungan hanya sekitar 1 hingga 1,5 jam.


Gedung Batin Petjaaaah!

Wherever you go, go with all your heart. Begitu bunyi salah satu kutipan dari Confusius. Saya pun selalu begitu. Ke manapun pergi, saya selalu pergi dengan sepenuh hati. Tapi sayangnya, waktu pulang saya kerap lupa membawanya kembali. Dan kali ini, rasanya separuh hati saya masih tertinggal di Gedung Batin. 

Saya pernah menuliskan kalimat itu dalam salah satu postingan di blog. Tulisan yang saya buat sepulang dari Gedung Batin pada bulan Juli tahun 2016 lalu. Bulan April kemarin, saya kembali mengunjungi Gedung Batin, dan menginap selama dua malam di rumah pak Rajamin. Sekarang, saya kembali lagi ke sini dalam suasana berbeda. 


Gedung Batin 2016 | Foto by: mas Yopie

Gedung Batin 2017 | Foto by: Rian

Satu hal yang membuat saya jatuh cinta pada Gedung Batin adalah suasana dan kesederhanaannya. Tapi hari itu, saya melihat Gedung Batin dalam balutan suasana yang sama sekali beda. Gedung Batin sedang berpesta! Melihat kemeriahan dan keramaian di Gedung Batin ini, perasaan saya jadi nano-nano. 

Senang rasanya ketika bertemu lagi dengan pak Ali, bu Ali, juga pak Rajamin. Mereka masih mengingat kami. Bahkan pak Ali masih mengingat kejadian Indra yang memilih tidur di kolong meja makannya untuk mencari kehangatan. Keramahan yang seperti ini yang bikin saya betah dan selalu rindu untuk kembali ke Gedung Batin. 

Kejadian ini yang paling diingat oleh Pak Ali

Seru-Seruan di Way Besai

Di tepian Sungai Way Besai, tempat dimana keriuhan pesta hari itu berlangsung, suasananya lebih ramai. Banyak warga yang memanfaatkan keramaian ini untuk membuka lapak dagangan. Pedagang makanan, minuman, pakaian, souvenir, dan mainan anak-anak kebanjiran rejeki. Mobil pintar yang menggelar buku-buku bacaan gratis untuk dibaca di tempat pun ramai dipadati pengunjung. 
 Nyeberang jembatan dulu

 Suasana di tepi Sungai Way Besai, rame banget

Para ibu menikmati keramaian

Mobil pintar ini diminati pengunjung

Saya, yuk Annie, Rian, Angga, Verry, dan Thini menikmati kemeriahan dari salah satu warung kopi. Menikmati lalu lalang pengunjung, melihat anak-anak bermain ayunan. Sambil mendengar alunan suara yang tak selalu merdu dari salah satu gazebo yang sepertinya hari itu memang disediakan untuk memfasilitasi warga yang ingin bernyanyi. 

Kami menuju tepian sungai agar bisa mengambil gambar dengan lebih leluasa. Saya jadi ingat, setahun lalu saya, mbak Rien, kak Rosanna, Rian, Indra, mas Yopie, diajak oleh bang Rinto Macho, Desva, dan Heri untuk menikmati sore di Sungai Way Besai ini. Kami duduk di atas sebatang pohon tumbang sambil berbincang santai. 

Di tepian Sungai Way Besai setahun yang lalu

Waktu itu Indra sempat mengusulkan agar Sungai Way Besai ini dimanfaatkan untuk bamboo rafting seperti yang ada di Loksado. Tak menyangka, setahun kemudian rencana itu pun terwujud. Bamboo rafting di Way Kanan ini ternyata cukup menarik minat para penggiat wisata. Tak hanya peserta dari dalam negeri, tapi juga wisatawan manca negara. 

Sorak sorai pengunjung menyambut satu per satu rakit bambu yang tiba di garis finish. Tentu saja, rombongan wisman yang paling menarik perhatian. Selain rakit bambu, ada dua buah perahu karet milik FAJI (Federasi Arung Jeram Indonesia) dan POLRI yang ikut meramaikan Gedung Batin Bamboo Rafting. Wah ternyata Way Besai asik juga buat rafting, gaes.. 

Rafting di Way Besai

Sungai Way Besai ini memiliki arus yang cukup deras. Dasarnya berupa bebatuan berukuran sedang dan besar. Jeramnya masuk dalam kategori jeram grade 1. Jadi cukup aman untuk dipakai bermain bamboo rafting atau tubing.

Di salah satu rakit bambu saya melihat Samgar. Masih dengan setelan kemeja rapi dan sepatu pantofel yang tadi pagi dia kenakan. Pemandangan ini bikin saya ngikik dan terpaksa menobatkan Samgar sebagai pemandu rakit terkeren di Way Kanan. Kayaknya cuma di Way Kanan ini deh, ada pemandu rakit dengan dandanan rapi kayak orang mau pergi kondangan, hahaha... 

Samgar, pemandu rakit paling keren di Way Kanan

Aaah Way Kanan memang selalu punya cara untuk bikin saya tersenyum dan tertawa bahagia. 

Eh kamu, iya kamu! Jadi kapan nih mau ke Way Kanan? Nyobain bamboo rafting sambil ngerasain nginep di rumah berumur ratusan tahun.. Itu aja? Enggaklaah.. Selain bamboo rafting dan Gedung Batin, Way Kanan juga punya banyak air terjun yang cakep-cakep. Salah satunya adalah Air Terjun Putri Malu yang beberapa waktu lalu pernah dikunjungi dan diliput oleh tim MTMA. 


Jadi? Yaa.. jadi kamu emang harus dateng ke Way Kanan. Untuk buktiin langsung kalau Way Kanan itu memang asyik! Buruan geh hunting tiket pesawat promo ke Lampung!




You Might Also Like

13 komentar

  1. Samgar pemandu bamboo rafting terkeren di Way Kanan!

    😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pake sepatu pantovel bok #ngakak

      Delete
    2. Hahahaha... Sekali-sekali promosiin Samgar 😂😂

      Delete
    3. Yuk Annie: jadi penasaran, itu bininya ngamuk gak ya? 😂😂

      Delete
  2. Waaaa,seru banget ya mbk.
    aku tahun lalu pas ke lampung cuma lewat aja arah ke way kanan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Next time kudu singgah di Way Kanan, mbak.. 😊

      Delete
  3. Waykanan makin seru ya mbak.. Wisman yg ikut even lumayan rame.

    ReplyDelete
  4. Aku diajakin Mbak Rien ke sini. Tapi belum pas aja waktunya. Sepertinya harus spare waktu agak longgar lagi. Soalnya pengen banget ke Way Kambas juga :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iiih kamu mah sibuk mulu.. Kemarin dari Way Kanan kami lanjut ke Way Kambas..

      Delete
  5. Wah udah sering ke Way Kanan ya? Ke Way Kirinya kapan? *Krik *krik

    -Traveler Paruh Waktu

    ReplyDelete