Pasti udah pada penasaran ya ama dua gawai terbaru yang dikeluarkan ASUS? Kalo saya sih, bukan sekadar penasaran, tapi rasanya udah gak sabar pengen bawa pulang. Pada tulisan sebelum ini, saya sudah menyebutkan dua gawai yang akan diluncurkan ASUS pada event Zenfinity 2017, yaitu ZenFone Live dan ZenFone Zoom S. Dan saya naksir berat ama si ZenFone Zoom S. Baru baca spesifikasinya sekilas aja rasanya udah jatuh cinta. Apalagi waktu event Zenfinity 2017 tanggal 16 Mei kemarin saya berkesempatan megang dan nyobain langsung fitur-fiturnya. Duh rasanya gak pengen ngelepas tuh smartphone dari genggaman deh...
Hai.. Udah pada tau belum kalau sebentar lagi ASUS bakal ngerilis 2 unit gawai terbarunya? Penasaran? Sama! Saya juga penasaran. Yaa.. Tau sendiri donk, ASUS kan selalu bisa ngasih kejutan lewat produk-produk terbarunya. Nah kabarnya, 2 gawai terbaru yang bakal dirilis oleh ASUS ini ditujukan untuk segmen pengguna yang berbeda, tapi sama-sama berjiwa kreatif. Dan 2 gawai tersebut adalah ZenFone Zoom S dan ZenFone Live.
Gak kerasa ya, bulan Ramadhan kurang beberapa hari lagi. Bulan Ramadhan adalah bulan yang banyak dinantikan oleh umat Islam, termasuk saya pastinya. Ada banyak hal yang selalu saya rindukan dari bulan Ramadhan ini, salah satunya adalah nikmat beribadah yang luar biasa indah. Selain itu, ada beberapa makanan dan minuman yang bagi saya rasanya jauh lebih nikmat kalo dinikmati saat bulan Ramadhan sebagai pembatal puasa. Misalnya es teh dan kurma.
Tourist don't know where they've been, Travelers don't know where they're going - Paul Theroux
Ini kisah lama. Dulu pernah saya posting di halaman multiply. Sengaja saya tulis ulang di sini. Sekadar pengingat, bahwa saya punya banyak kenangan manis di Singapura. Yang mungkin gak pernah dialami traveler manapun yang berkunjung ke Singapura.
adventurose.com - Penjor-penjor bekas perayaan Galungan masih terlihat menghiasi ruas jalan utama. Suasananya menggiring memori pada suatu tempat berjuluk Pulau Dewata. Suasana yang teramat khas. Nuansa Pulau Dewata. Nuansa ini memang langsung terasa sewaktu mobil yang kami naiki memasuki Bali Sadhar, sebuah desa di Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan, Lampung. Desa Bali Sadhar ini dihuni oleh para transmigran dari Bali, yang mengungsi ke Lampung pasca letusan Gunung Agung. Setelah puluhan tahun, akhirnya mereka memilih untuk menetap di Lampung. Berada di sini sejenak membuat saya lupa, bahwa saya masih berada di Lampung, bukan di Bali.