Candi Plaosan. Ketika Cinta Menyatukan Perbedaan

Wednesday, February 26, 2020


Ketika norma peradatan, terpilih sebagai alasan. Mereka ciptakan jurang antara kita. Sampai saat akhir nanti, kita berusaha bertahan. Sebab cinta datang untuk mengoyak perbedaan
 [Waktu Tersisa - KLA Project]

Sore yang hangat di pertengahan bulan Agustus. Saya dan Manda asyik duduk di salah satu sudut Candi Plaosan, menikmati semilir angin sepoi-sepoi yang membelai wajah. Akhirnya kesampaian juga menghabiskan sore di sini. Candi ini, satu dari sekian banyak 'racun' yang ditebarkan Manda untuk 'memancing' saya kembali ke Jogja. Hehehe sahabat saya yang satu ini tau betul cara 'meracuni' saya.

Secara administratif, Candi Plaosan masuk dalam wilayah Kabupaten Klaten. Tepatnya di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Karena letaknya yang berada di perbatasan antara Yogyakarta dan Jawa Tengah, terlebih lagi lokasinya berdekatan dengan Candi Prambanan, banyak yang menganggap bahwa candi ini berada di Yogyakarta. 


Candi Plaosan terbagi menjadi dua, yaitu Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Keduanya masih berada di satu kawasan. Hanya dipisahkan oleh jalan raya. Secara keseluruhan, Komplek Candi Plaosan dikelilingi parit persegi panjang berukuran 440 meter x 270 meter. Dengan lebar parit 10 meter dan dalamnya 2,5 meter. 

Candi Plaosan Kidul

Pertama-tama, Manda mengajak saya untuk berkeliling Candi Plaosan Kidul. Katanya, mumpung masih sore, mending lihat-lihat Candi Plaosan Kidul dulu. Nanti setelahnya baru ke Candi Plaosan Lor, sekalian menikmati sunset dari sana. Saya manut saja. 

Secara ukuran, kompleks Candi Plaosan Kidul lebih kecil daripada Candi Plaosan Lor. Di kompleks ini, candi utamanya sudah menjadi reruntuhan, dan menyisakan beberapa candi perwara saja. 

Kompleks Candi Plaosan Kidul ditemukan pada tahun 1909 oleh Ijzerman, seorang arkeolog asal Belanda. Pada waktu itu, ia menemukan 16 buah candi kecil yang sudah rusak. Karena tak begitu banyak yang bisa lagi dilihat di Candi Plaosan Kidul ini, kami pun bergeser ke Candi Plaosan Lor.

Candi Plaosan Lor

Berbeda dengan kompleks Candi Plaosan Kidul yang hanya menyisakan beberapa candi perwara saja, kompleks Candi Plaosan Lor terlihat lebih luas dan megah. Di bagian depan kompleks Plaosan Lor terdapat dua pasang arca Dwarapala yang saling berhadapan. Yang sepasang terletak di pintu masuk utara dan sepasang lagi di pintu masuk selatan. Masing-masing arca setinggi manusia ini berada dalam posisi duduk di atas kaki kanannya yang terlipat dengan kaki kiri ditekuk di depan tubuh. Tangan kanannya memegang gada, sedangkan tangan kiri tertumpang di atas lutut kiri.


Di pusat kompleks Candi Plaosan Lor terdapat dua buah candi utama yang bertingkat dua. Kedua bangunan tersebut menghadap ke barat dan masing-masing dikelilingi oleh pagar batu. Dinding batu yang memagari masing-masing candi utama dikelilingi oleh candi perwara sejumlah 174, 58 candi kecil dan 116 bangunan berbentuk stupa. Sayang sekali saat ini hampir semua candi perwara tersebut hancur.


Masing-masing bangunan candi utama di kompleks Candi Plaosan Lor berdiri di atas kaki setinggi sekitar 60 cm. Bagian luar candi utama di sisi selatman dihiasi relief yang menggambarkan laki-laki. Sementara di dinding luar bagian utara dihiasi relief yang menggambarkan perempuan. 

Bagian dalam dari kedua bangunan utama terbagi menjadi 6 ruangan, tiga ruangan terletak di bawah, dan tiga ruangan lainnya terletak di tingkat/lantai dua. Lantai yang membatasi kedua tingkat ini sudah tidak ada, namun pada dinding masih dapat dilihat bekas pemasangan lantai tersebut.

Pada ruang tengah terdapat 3 arca Buddha yang duduk berderet di atas padadmasana dan menghadap ke arah pintu. Pada dinding kiri dan kanan ruangan terdapat relung yang tampaknya merupakan tempat meletakkan penerangan. Relung ini terletak di antara relief Kuwera dan Hariti, serti di sisi kiri dan kanan dekat pintu masuk utama, terdapat pintu yang menghubungkan ke ruangan samping.

Bukti Cinta yang Menyatukan Perbedaan

Kalau diperhatikan secara detail, yang menarik dari Candi Plaosan ini adalah perpaduan dari arsitektur Candi Budha dan Hindu-nya. Konon perpaduan ini dilatarbelakangi oleh kisah cinta beda keyakinan dari Rakai Pikatan dan istrinya, Pramordhawardani. 

Dikisahkan, Rakai Pikatan yang berasal dari Dinasti Sanjaya adalah seorang pemeluk agama Hindu yang jatuh cinta pada Pramordhawardani yang berasal dari Dinasti Syailendra dan penganut agama Budha. Meski ditentang oleh banyak pihak, namun keduanya kekeuh untuk menikah. Aw.. aw.. Susah ye, kalo emang sudah terlanjur cinta.. 😍😍

Keduanya pun menikah atas dasar cinta dan mengesampingkan perbedaan keyakinan masing-masing. Rakai Pikatan membangun Candi sebagai lambang rasa cinta-nya kepada sang istri. Ia juga memberikan kebebasan kepada sang istri untuk tetap menganut agama yang diyakininya. Hal ini membuat Candi Plaosan sebagai bukti nyata bahwa kekuatan cinta dapat menjadi alat untuk menyatukan perbedaan, serta menjadi simbol toleransi umat beragama.

Gak cuma itu, pahatan relief yang ada di candi pun dapat di interpretasi-kan sebagai perasaan cinta antara Rakai Pikatan dengan istrinya, Pramordhawardani. Relief candi yang menggambarkan laki-laki merupakan bentuk kekaguman Pramordhawardani terhadap sang suami, dan relief yang menggambarkan perempuan sebagai bentuk luapan cinta Rakai Pikatan terhadap sang istri. So sweet banget gak sih?


Kisah asmara kedua insan ini menjadi mitos tersendiri untuk pasangan yang mengunjungi Candi Plaosan. Mitosnya, pasangan yang datang ke Candi Plaosan, niscaya hubungan mereka akan langgeng. Mitos ini berbalik 180 derajat dengan mitos yang beredar di Candi Prambanan, yang menyatakan apabila pasangan mengunjungi Candi Prambanan, maka hubungan keduanya akan menjadi retak. Mau percaya atau enggak, silakan.. Yang jelas, mengunjungi Candi Plaosan bersama orang tercinta emang nyenengin banget siih. Bisa mojok sambil ngadem di balik bangunan candi yang masih berdiri kokoh.. #eaaaa


Tuh, tandain orangnya yang lagi mojok sambil ngadem 😁😁



Tertarik mengunjungi Candi Plaosan? Saran saya, berkunjunglah sore hari, ketika matahari sudah mulai condong ke barat. Dan tunggulah hingga matahari terbenam. Sunset di Candi Plaosan luar biasa indah. 


Sayangnya Candi Plaosan ini tutup jam 5 sore. Jadi kita gak bisa lagi menikmati sunset dari Candi Plaosan. Tapi jangan khawatir, karena kita masih bisa menikmati matahari tenggelam berlatar Candi Plaosan dari luar pagar. Hahaha iya bener, dari luar pagar kompleks Candi Plaosan!

Mbak-mbak berflanel hitam itu tertangkap kamera sedang memotret candi dari luar pagar sambil ditungguin pak security 😂😂

Melipir aja ke area belakang candi, dan nikmati momen-momen terbenamnya matahari dari sana. Percaya deh, matahari yang perlahan-lahan turun dan menghilang dari balik bangunan Candi Plaosan itu bikin speechless...



***

Tulisan tentang Candi Plaosan ini pernah dimuat di Koran Sindo Batam, edisi 14 September 2019


You Might Also Like

17 komentar

  1. Masya Allah foto2 sunsetnya cantik bangeet. Ada histori kisah cinta ternyata ya dibalik candi ini

    ReplyDelete
  2. Sunsetnyaaaaaa mantab bangeettt ya Mba
    Duh, Jogja dan sekitarnya itu kok selalu ngangenin
    Inget kita pas ngetrip bareng Indekostour, dan meng-capture sunset di Candi IJO.
    Seruuu!

    ReplyDelete
  3. hahahaa, itu orang pacaran bikin iri aja ya hahaha.
    Asyiknya jalan-jalan ke candi, udah lama nih nggak pernah ke candi, yang dekat aja jarang, apalagi yang jauh hihihi

    ReplyDelete
  4. Baru dengar nama Candi Plaosan nih mba. Dan baru tahu juga ada mitosnya. Hsheh. Itu pasangan yang lagi ngadem, nyantai bener :)

    ReplyDelete
  5. sukaaa banget dengan foto - foto sunsetnya mbaaa...dan itu ada yang mojok berduaan hehehe. Kayaknya kenaal deeh hehehe. Next mau aah main ke sini. Candinya masih baguuuus

    ReplyDelete
  6. Setuju banget ini kalau mau ke Candi Plaosan sore, biar dapat sunsetnya, tuh kelihatan dari foto-foto sunsetnya yang keren luar biasa.

    ReplyDelete
  7. Mupeng yang bagian bisa memandangi sunset di candi plaosan. Secara dr foto aja kelihatan kece badai. Kayak syahdu, gitu. Cantiiikkk

    ReplyDelete
  8. Mbaaa...foto2 sunset di Plaosan nya keren bangeeet.. Eh, foto2 lainnya juga keren sih..termasuk foto dua sejoli ituuh..hehe..

    ReplyDelete
  9. Rakai Pikatan kalau saja jaman sekarang masih ada akan jadi idola nih. Kasih sayang dan pengorbanannya luar biasa.
    Sayang banget ya kalau banyak yang sudah rusak candinya. Padahal itu aset bangsa yg tidak ternilai

    ReplyDelete
  10. Wah sunsetnya keren to the max!! Aku ngiri ni mba sebagai wong Jogja aku malah belum pernah ke sini. Paling banter baru ke Prambanan. Padahal keren sangat yaa...

    ReplyDelete
  11. Sunset-nya bagus banget, mbak. Aku jadi pengen pergi ke sana.
    Btw, aku baru dengar tentang Candi ini loh, mbak :)
    Terima kasih ya, aku jadi tau :)

    ReplyDelete
  12. Saya belum pernah ke plaosan. Daerah timur jogja memang banyak candinya, ya. Prambanan, boko, plaosan, ijo.

    Kalo ke candi ijo, boko, prambanan sudah. Tapi ke prambanan juga pas masih SD. Hihihi...

    ReplyDelete
  13. Cantiknyaaa foto yang terakhir tuh. Nangkep momen sunset dengan gemilang yaaa.. Aku tuh pernah ke candi juga yang arah Klaten. Opo jangan-jangan ya iki yaa... Kok lupa aku namanya.

    ReplyDelete
  14. Waah..pengen lihat sunset di Candi Plaosan. Penasaran pengen lihat dari dekat candi dengan arsitek Hindu dan Budha

    ReplyDelete
  15. Wah ternyata selain candi ijo dan ratuboko kita bisa sunsetan di candi plaosan ya mbak.. Belum pernah kesini akuu

    ReplyDelete
  16. Semuanya gafok akhirnya pada sunsetnya mbak, kisah2 candi ini selalu epik ya. Bagus bgt kalo tetep terawat gini

    ReplyDelete
  17. sunsetnya uwwwwww, blm pernah ke candi Plaosan nih

    ReplyDelete