Sejak saya menyewa PO. BOX di kantor pos Batam Center, paling tidak seminggu sekali saya sempatkan mengecek isi PO. BOX saya. Biasanya sih kalo gak hari Sabtu sore, ya Minggu paginya. Dan biasanya, kami gak pernah ngelewatin kesempatan untuk mampir ke alun-alun Kota Batam yang punya nama keren, Dataran Engku Putri ini.
One's destination is never a place, but a new way of seeing things -
Henry Miller
Melihat postingan di blog mbakHanna tentang GA Jalan-jalan Modal 100K yang diselenggarakan oleh Blog JalanJalan, saya langsung terprovokasi juga. Begitu membaca tulisan "MODAL 100K
MAU KE MANA?" yang ada di banner lomba itu, saya langsung pengen buru-buru
menjawab... Ada banyak tempat yang bisa saya datangi dengan modal tak lebih
dari 100 ribu rupiah.
Postingan ini udah telat banget. Tapi rasanya sayang juga kalo gak diposting... :D Jadi tetep diposting aja deh. Ini adalah acara buka puasa Engineering Deaprtment, PT. Batamec Shipyard. Setelah sebelum-sebelumnya kami selalu gagal bikin acara di Turi Beach, akhirnya kali ini kesampaian juga.
Seumur-umur, baru kali ini ngeliat acara lomba panjat pinang secara live :) Tadi sore waktu pulang dari jalan-jalan, di daerah Tanjung Riau ada rame-rame gitu. Kirain ada apa, eh taunya ada lomba panjat pinang. Pengendara motor juga mobil yang kebetulan lewat langsung menepikan kendaraannya dan ikutan nonton lomba panjat pinang ini. Seru banget..!!
Sudah lewat dari jam 12 siang ketika bus yang kami naiki sampai di
Terminal Puduraya, Kuala Lumpur. Kami segera bergegas menuju conter penjualan
tiket yang ada di lantai atas. Setelah berkeliling dari konter ke konter, beruntung
kami masih mendapatkan tiket tujuan Johor Bahru yang akan berangkat tepat pukul
1. Harganya 50 RM per orang. Lebih mahal dari tiket yang kami beli waktu
berangkat.
Malas dan ogah-ogahan. Selalu begini rasanya kalau bangun tidur di
hari terakhir liburan. Hari masih gelap ketika kami keluar dari BB Inn. Kami
ingin jalan-jalan pagi sekalian cari sarapan dulu sebelum check out dari hotel.
Tanah Rata masih lelap dalam tidurnya. Suasana di sepanjang jalan
utama, yang semalam ramai dipenuhi wisatawan, pagi ini terlihat lengang. Toko-toko
belum ada yang buka, kecuali beberapa rumah makan India yang memang beroperasi
24 jam. Dan kami pun menuju ke salah satunya.
Kalau datang berkunjung ke Cameron Highlands, sebaiknya memang
menggunakan jasa tour operator. Karena jarak antar tempat yang satu dengan yang
lain cukup berjauhan. Dan lagi, di Cameron Highlands ini tidak ada angkutan
umum seperti bus atau angkot. Jangan khawatir, karena yang namanya tour
operator bertebaran di Cameron Highlands. Anda bebas memilih yang sesuai dengan
keinginan dan budget anda.
Minggu, 28 July 2014
Jam sudah menunjukkan pukul 10:30
pm waktu Malaysia sewaktu bis yang kami naiki bergerak meninggalkan Terminal
Bus Larkin. Perjalanan dari Johor Bahru ke Kuala Lumpur lancar jaya. Bus
Meridian yang kami naiki juga cukup nyaman meski kami mendapat seat paling
belakang. Semua kursi terisi penuh. Meskipun demikian, bus tidak terkesan
sumpek. Karena memang pembagian kursinya 1 seat di sebelah kiri dan 2 seat di
sebelah kanan. Kursinya empuk, reclining seat dan dilengkapi dengan sandaran
kaki. Jarak antar bangkunya juga lumayan lega.
abroad
Malaysia Trip | 1. Selalu Ada Alasan Untuk Mengubah Rencana Perjalanan
Tuesday, August 05, 2014
Lebaran tahun ini kami gak mudik.
Baik saya maupun suami sama-sama tidak punya jatah cuti. Dan sialnya, perusahaan-perusahaan
shipyard di Batam gak pernah kenal ama yang namanya cuti bersama. Jadilah libur
hari raya itu bener-bener cuma 2 hari sesuai tanggal merah yang ada di kalender
aja. Khusus tahun ini liburnya bisa jadi 3 hari, plus hari Minggunya.. :D
Telaga warna ini merupakan salah satu magnet tujuan wisata di Dieng Plateu. Daya tariknya tentu saja ada pada keindahan telaga ini. Yang mana pada cuaca tertentu, permukaan telaga warna akan membiaskan warna-warna mulai dari hijau, biru, putih, terkadang juga kecoklatan.
Perubahan warna itu karena adanya refleksi pembiasan cahaya matahari dari endapan sulfur yang ada di dasar telaga.
Aku suka memperhatikan bentuk-bentuk awan. Terkadang di mataku, awan-awan itu terlihat seperti membentuk sesuatu. Entah itu binatang, ataupun benda tertentu. Entah itu karena memang bentuknya yang menyerupai, ataukah karena aku yang terlalu berimajinasi, hehehe... Apapun itu, yang jelas aku sangat menikmatinya.
Setelah 159 hari bergabung di postcrossing, dan masih saja kesulitan menemukan penjual kartu pos di Batam, akhirnya aku memutuskan untuk memproduksi sendiri kartupos. Yeaaaayy..!!
Aku tidak sedang menunggu hujan ini reda. Karena aku sangat menikmati setiap tetesnya yang jatuh membasahi bumi. Setiap tetes yang membawa segudang cerita dari langit.
Lokasi: Pantai Ujung, Pulau Galang Baru, Batam.
Foto ini diikutsertakan dalam Turnamen Foto Perjalanan Ronde 39 dengan tema Hujan.
Tepat 143 hari aku gabung di postcrossing.com. Gimana rasanya? Sumpah! Aku nyeseeeel banget!
Gimana enggak? Sekarang tiap buka komputer, yang dicek pertama kali langsung gmail, harap-harap cemas nunggu email 'Hurray!' atau PM dari postcrosser luar yang ngajakin direct swap. Abis tuh langsung deh buka postcrossing.com, melototin postcard-postcard keceh badai yang seliweran di sana. Kalo buka faceebook juga gitu, yang langsung dilirik cuma alamat grup KPI dan grup Postcrossing. (Gimana gak langsung dilirik, lah notifikasi penuhnya cuma ama update-an dari kedua grup tersebut, hehehe...)
Gimana enggak? Sekarang tiap buka komputer, yang dicek pertama kali langsung gmail, harap-harap cemas nunggu email 'Hurray!' atau PM dari postcrosser luar yang ngajakin direct swap. Abis tuh langsung deh buka postcrossing.com, melototin postcard-postcard keceh badai yang seliweran di sana. Kalo buka faceebook juga gitu, yang langsung dilirik cuma alamat grup KPI dan grup Postcrossing. (Gimana gak langsung dilirik, lah notifikasi penuhnya cuma ama update-an dari kedua grup tersebut, hehehe...)
Selalu ada cerita yang tertinggal di tempat ini, Stasiun Lempuyangan, Jogja. Di lantai dingin stasiunnya, di bangku-bangku ruang tunggunya, di antara teriakan para pedagangnya, pun di antara sapa hangat para pengunjungnya. Setiap sudut stasiun ini akan setia menyimpan berjuta kenangan kita. Sampai suatu saat kita akan memungutnya kembali, dan menggantinya dengan cerita yang lain lagi. Begitu seterusnya...
Ini memang bukan bangunan tertinggi di Batam. Tapi keberadaannya di pusat kota Batam cukup menarik perhatian. Selain bentuk gerbangnya yang mengadopsi bentuk gerbang dari Masjid Nabawi di Madinah, dua menara tinggi menjulang yang mengapit setiap gerbangnya juga cukup menarik perhatian. Tampak mencolok di birunya langit Batam. Bangunan ini dipersiapkan untuk menyambut MTQ Nasional ke-25 yang akan berlangsung tanggal 5-14 Juni 2014 nanti.
Taman ini adalah salah satu
tempat favoritku sewaktu tinggal di Singapura. Selain karena letaknya yang
tidak jauh dari tempat tinggalku di Jurong West, akses menuju taman ini juga
gampang banget. Kalau naik MRT langsung turun aja di Chinese Garden station.
Naik bus juga bisa, ada banyak bus yang lewat di depan Chinese Garden ini. Satu
lagi yang bikin aku senang, untuk masuk ke taman ini tidak dipungut biaya alias
gratis.
Finally..! Jadi juga aku menyewa sebuah box di kantor pos pusat Batam. Ini semua demi kelancaran penerimaan postcard-postcard yang ditujukan buat aku. Lah mau gimana lagi? Udah lebih dari 3 bulan sejak aku join di postcrossing.com aku belum sekali pun terima postcard official. Bukan cuma yang official, postcard-postcard hasil swap, maupun postcard-postcard hadiah GA, gak ada yang mampir ke rumahku. Rasanya sampe gemes banget kalo lihat laporan temen-temen di KPI yang nerima postcard.
Berawal dari Sebuah Komen
Berawal dari sebuah komen di
salah satu postingan tentang buku Love Journey #1: Ada Cinta di Tiap
Perjalanan, yang intinya dia berharap ada kelanjutan dari Love Journey, tapi
isinya harus lebih tebal. Karena dia merasa kurang puas hanya membaca 18 kisah
yang ada dalam Love Journey #1
Museum ini berbeda dengan museum pada umumnya, yang biasanya menyimpan benda-benda di dalam ruangan. Di museum ini, benda-benda peninggalan itu justru diletakkan di alam terbuka. Dengan Gunung Merapi sebagai latarnya. Sehingga, kesan suram dan tertutup yang mungkin biasa dirasakan bila kita berkunjung ke museum, tidak akan kita rasakan di tempat ini.
Tinggal di daerah kepulauan, membuat aku tak asing dengan pemandangan ini. Rumah apung khas kampung nelayan. Aku selalu antusias dengan sapaan khas dari kampung nelayan seperti ini. Rumah-rumah panggung yang berdinding bilah papan berjajar manis di tepi pantai. Lengkap dengan suara debur ombak yang menghantam kayu-kayu penopang rumahnya. Apabila ditambah dengan hembusan angin yang semilir dan kicau burung, maka sempurnalah sambutan dari kampung nelayan ini.
Dalam setiap perjalananku menuju Pantai Trikora, bangunan wihara ini selalu menarik perhatianku. Bangunannya mengingatkan aku pada film-film kungfu :)
Kalau saja aku tidak naik angkutan umum, ingin rasanya aku berhenti sejenak di depan bnagunan ini, sekadar mengagumi bangunannya yang terlihat cukup megah di antara bangunan lain di sekitarnya.
Alhamdulillah.. Ternyata masih ada 1 buku lagi yang lahir di penghujung tahun 2013 ini. Jadi buku ke-19 buatku. Masih antologi juga. Kali ini dari event #MyLoveMyLive yang diselenggarakan ama Diva Press.
Tulisanku nyempil di antara 62 tulisan lolos lainnya. Nama-nama kontributor lolos lainnya. Gak papa deh, biar cuman nyempil, yang penting kehadirannya tetep bikin hati hepi :)
Finally!
Alhamdulillah! Setelah melewati proses yang cukup panjang, akhirnya Love Journey#2 lahir dengan selamat. Menjadi penutup yang cukup manis di akhir tahun 2013 ini. Seolah mengulang kejadian di tahun 2012 yang lalu, dimana Love Journey#1 juga lahir dengan selamat di penghujung tahun 2012. Semoga tahun-tahun depan Love Journey akan terus hadir dengan tema yang lain lagi. Love Journey 2 ini kami beri judul Mengeja Seribu Wajah Indonesia.
Khlong Hae Floating Market namanya. Deretan sampan yang menjajakan makanan dan minuman ringan berbaris rapi di salah satu sudut sungai Khlong Hae. Penjualnya tampak seragam menggunakan topi anyaman bertepi lebar. Para pengunjung berdiri antri di tepi sungai. Hanya makanan dan minuman ringan yang dijual di atas sampan-sampan ini. Sementara souvenir khas Thailand lainnya seperti kaos dan cindera mata, dijual di sisi lain dari pasar ini.
Baru aja terima email Hurray! dari postcrossing.com. Ini adalah hurray kelima yang aku terima sejak aku buka akun 47 hari yang lalu. *barusan ngintip profile di sana, jadi tau persis :D
Sebagai pejalan, seharusnya kalimat: "Jangan tinggalkan apa pun kecuali jejak kaki, jangan bunuh apa pun kecuali waktu, dan jangan ambil apa pun kecuali foto" bukanlah sekadar sebagai semboyan saja. Tapi harus benar-benar telah tertanam kuat di benak dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Jadilah pejalan yang bisa bertanggung jawab. Setuju kan?
Sekarang aku emang lagi seneng-senengnya ngumpulin postcard. Apalagi sejak gabung di postcrossing.com dan Komunitas Postcrossing Indonesia. Dan sepertinya, abis ini aku bakal lebih banyak posting tentang postcard deh di rumah ini... :)
Sebenernya, aku kenal ama kartu pos udah lama. Bahkan sejak aku masih SD. Waktu masih jaman-jamannya langganan majalah Bobo, Mentari, Donal dsb. Dulu aku sering ikutan ikutan kuis-kuis yang diadain ama majalah-majalah itu. Dan selalunya, jawaban kuis harus ditulis di selembar kartu pos. Jadilah dulu itu aku rajin banget beli kartu pos yang polos tanpa gambar dan warnanya orens muda itu di kantor pos deket rumah.
Akhirnya aku terjerumus juga!
Setelah sekian lama aku cuma asik
menyimak cerita-cerita si Omnduut aka Yayan tentang serunya ber-postcrossing,
akhirnya aku ikutan bikin akun juga di postcrossing.com. Entah sudah ada berapa orang yang berhasil dijerumuskannya. Tapi yang jelas, aku justru sangat berterimakasih ama dia... :)
Awalnya sih aku kira ini semacam
situs jejaring sosial lain, yang mana kita kudu nge-add sejumlah temen, baru
kemudian diajak tuker-tukeran postcard. Tapi ternyata aku salah.
Alhamdulillah... Lahir lagi buku ke-17 :)
Masih tetap antologi. Kali tentang hewan. Dan buat aku yang emang pecinta hewan, rasanya seneng banget bisa gabung dalam buku ini. Di buku ini aku cerita tentang si Dul, kura-kura kesayanganku. Sebenernya pengen cerita banyak, secara hewan yang pernah aku pelihara juga banyak kan...
Alhamdulillah... Buku ke-16.
Lebih dari setahun nunggu kelahiran buku yang satu ini. Yang aku ingat, aku kirim naskah untuk audisi ini sambil menikmati bedrest waktu hamil Lala. Dan sekarang Lala sudah hampir berumur 17 bulan. Wheww! Berarti hampir dua tahun ding, nunggu kehadiran buku yang satu ini.
Di buku ini aku menuliskan tentang pengalamanku berpetualang di Laut Cina Selatan. Terombang-ambing di atas kapal kayu selama 3 hari 2 malam. Dan aku satu-satunya makhluk berjenis kelamin perempuan di dalam kapal kayu itu. Penasaran cerita selengkapnya? Buruan beli bukunya di Gramedia :)
Pasti banyak cerita-cerita seru lainnya dari backpacker-backpacker keceh yang jadi kontributor buku ini.
![]() |
| Kuliner Surabaya |
Selain
keluarga dan sahabat, ada hal lain yang selalu bikin aku kangen ama Surabaya.
Apa itu? Makanan! Iya, kuliner-kuliner khas Surabaya itu emang ngangenin.
Apalagi makanan-makanan yang kadang emang gak ada di Batam. Atau kalaupun ada,
rasanya beda. Jadi, tiap mudik ke kota pahlawan, bisa dipastikan makanan-makanan
ini yang jadi most wanted :
| Jerapah |
Berziarah ke makam para raja di Pulau Penyengat ini menjadi pengingat, bahwa setiap perjalanan pasti ada akhirnya. Dan sejauh apapun perjalanan kita, kita semua pasti akan kembali pada-Nya.
Foto ini diikutsertakan dalam Turnamen Foto Perjalanan Ronde-28, dengan tema TUHAN.
Ikutan yuuk.. :)
| Ranca Upas dari jendela mobil |
Malam terakhir di Bandung. Waktunya cari penginapan! Hehehe.... Kenapa baru di malam terakhir kami cari penginapan? Karena, dua malam sebelumnya kami sangat beruntung bisa menginap di rumag Egi yang nyaman di Lembang. Dan malam ini rencananya kami mau cari penginapan yang dekat dari Stasiun Kiara Condong. Biar gak ribet, soalnya kereta kami berangkat jam 6 pagi. Jadi, pulang dari Ranca Upas agenda kami adalah mampir ke Kartikasari dulu buat beli oleh-oleh trus baru deh cari penginapan.




































