Sumba, Sebuah Perjalanan Untuk Merayakan Bahagia

Monday, February 19, 2018


Perjalanan saya ke Sumba kali ini sungguh istimewa. Saya gak pernah menyangka bahwa perjalanan ini akan meletupkan begitu banyak pendar bahagia di hati saya. Ini bukan lagi tentang destinasi impian yang akhirnya terwujud setelah sekian lama. Ini lebih dari itu.

Sudah lama saya menabung mimpi untuk mengunjungi Sumba. Jauh sebelum pulau ini beken gara-gara film Pendekar Tongkat Emas yang dibintangi oleh babang Nicholas Saputra dan Reza Rahadian. Tapi ya seperti cerita yang sudah-sudah. Mimpi-mimpi itu masih tetap menjadi mimpi, karena waktu dan budget belum juga mau kompakan bertemu. 

Sampai akhirnya saya membaca e-flyer yang dikirim Choty ke grup WhatsApp, Jastip Kado untuk Anak Sumba. Ini project pribadinya Choty yang dibuat untuk merayakan hari ulang tahunnya. Kalo biasanya orang ultah ngarep kado atau hadiah dari orang lain, Choty justru bikin sesuatu yang beda. Dia justru ingin menjadikan momen ini sebagai ajang untuk bagi-bagi kado ke anak-anak Sumba. Ini luar biasa!

e-flyer yang bikin saya tergoda

Saya tertarik untuk berpartisipasi. Soalnya ini menarik banget! Saya udah kebayang wajah-wajah bahagia yang akan saya temui di Sumba nanti. Setelah mengantongi ijin dari suami, saya pun segera hunting tiket. Hunting doank, belinya mah entar-entar aja.. hehehe

***

Kebaikan itu menular. Beberapa hari sebelum keberangkatan kami, Choty mengabarkan di grup WA bahwa titipan kado yang diterimanya sudah hampir mencapai 80 kg. Ini jauh dari apa yang diperkirakan sebelumnya. Rupanya banyak yang mengapresiasi dan ikut berpartisipasi pada niat sederhana Choty untuk berbagi kebahagiaan. Niatnya emang sederhana, tapi efeknya tentu gak sesederhana itu.

Baca juga: Mimpi Anak-Anak Pulau Panjang

Dengan berat mencapai 80 kg, tentunya kado-kado itu gak bisa dibawa dengan hand carry dari Jakarta seperti rencana semula. Atas saran dari pihak maskapai, Choty pun mengirimkannya lewat cargo. Total ada 2 kardus besar dengan berat masing-masing sekitar 30 kg kado berisi tas, mainan anak, baju, sepatu, dan buku bacaan yang dikirim dengan cargo. Jadi total 60 kg kado yang dikirim lewat cargo. Sisanya dimasukkan dalam koper, dan dibawa langsung oleh Choty. Semua biaya cargo, dll pakai dana pribadinya Choty. Masya Allah.. barakallah ya, Chot.. 

Bahagia Belum Lengkap Tanpa Drama

Hari pertama kami di Tambolaka. Seharusnya, paketan cargo seberat 60 kg itu tiba bersamaan dengan Choty dan 3 teman saya lainnya di Bandara Tambolaka. Tapi sore itu cuma teman-teman saya yang mendarat dengan selamat di Bandara Tambolaka. Sementara paketan cargo berisi kado-kado untuk anak Sumba nyasar entah dimana.

Baca juga: Review Hotel Sumba Sejahtera, Tambolaka

Bandara sudah sepi. Tapi paketan cargo milik Choty tetap tidak ada. Mau marah atau kecewa pun tetap gak bakal bikin kado-kado itu mendadak muncul di hadapan kami. Akhirnya petang itu kami meninggalkan bandara dengan perasaan galau. Gimana kalau kado-kado itu hilang? Pastinya beban moral banget buat Choty karena kado-kado itu adalah titipan dari banyak orang. 

Paketan kado-kado itu ternyata 'nyangkut' di Denpasar. Pihak cargo janji akan mengirimkannya besok. Meski pada kenyataannya kami baru menerima paket pertama pada hari ketiga kami di Tambolaka, dan satu paket lagi akhirnya diantar oleh travel ke Waingapu karena kami juga sudah berada di Waingapu.

Bahagia waktu paket yang nyasar akhirnya nyampe juga di Tambolaka

Drama tentang paket yang nyasar ini biar nanti Choty aja yang cerita di blognya, www.piknikcantik.com. Yaa biar lebih dramatis gitu, apalagi kalo ceritanya dilengkapi ama jawaban pihak cargo yang sempat bikin kesel. Ditunggu ceritanya ya, Chot.. Hahaha 😄😄😄

Happiness Only Real When Shared 

Paket cargo boleh nyasar dan telat nyampe, tapi acara bagi-bagi kado tetap harus jalan sesuai rencana. Untungnya gak semua kado di-cargo-in, masih ada kado-kado berupa buku bacaan yang masuk di koper Choty. Ada juga beberapa buku bacaan dan titipan kado yang saya bawa. Jadi sebelum paketan cargo nyampe, buku-buku bacaan itulah yang kami bagi di sepanjang perjalanan.

Baca juga: Cerita Anak-Anak Pulau Akar

Sewaktu lewat Desa Welonda, kami melihat ada 3 anak yang sedang menyunggi bak berisi sayuran. Merekalah sasaran pertama kami. Ketiganya cuma bisa bengong sewaktu saya dan Choty turun dari mobil dan menghampiri mereka. Lebih bengong lagi waktu kami tiba-tiba ngasih buku. Mereka adalah Yos, Noni dan Adi. Mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah setelah mengambil sayuran di kebun. Meski awalnya bengong dan sempat bingung, akhirnya muncul juga senyum mereka yang malu-malu.

Adi, Noni dan Yos yang baru pulang dari kebun

Lain lagi cerita di Homba Dimmu. Sewaktu lewat desa ini, kami melihat ada beberapa anak kecil sedang duduk-duduk di bawah rumah. Waktu kami datangi, eh ternyata bapak-bapak dan ibu-ibu sekampung ikut ngerubung kami. Kayaknya itu warga sekampung jadi ikutan ngumpul. Mungkin mereka pikir ada bagi-bagi apaan? Tapi setelah kami jelaskan kalau kami cuma ingin berbagi buku-buku bacaan untuk anak-anak di situ, mereka pun menyambut kami ramah. Duh sumpah, terharu banget rasanya melihat senyum bahagia mereka...

Duh adeknya malu-malu dikasih buku...

Anak-anak di Homba Dimmu

Kami di antara warga Homba Dimmu

Yang Lucu dan Bikin Terharu

Yang lucu, beberapa anak di jalan yang kami panggil untuk dikasih kado malah lari ketakutan. Dikiranya kami mau nyulik kali ya? Hehehe.. ya wajar sih. Lagi jalan, tau-tau ada mobil berenti trus manggil mau kasih 'sesuatu'. Yang ada di pikiran pasti ini orang jahat, iya kan?

Anak ini awalnya lari ketakutan waktu kami panggil 😂😂

Ada juga yang ngira kami ini dari partai politik yang lagi bagi-bagi hadiah dalam masa kampanye. Hehehe sampe baru nyadar kalo sekarang emang udah deket 'musim panas'.

Di sini kami sempat dikira dari salah satu parpol 😁😁😁

Trus di salah satu desa di Sumba Tengah, ada ibu-ibu yang sampe lari-lari ke dalam rumah bangunin anaknya yang lagi tidur waktu tau kalo kami datang untuk bagi-bagi kado. Si anak yang terpaksa bangun itu akhirnya cuma bengong dan bingung waktu tiba-tiba dikasih kado.

Adek ini baru bangun tidur dan bengong tiba-tiba dapet kado

Ada juga yang bikin terharu. Waktu kami di Waingapu dalam perjalanan balik dari Puru Kambera. Di jalan kami papasan ama anak-anak SD baru pulang sekolah sambil hujan-hujanan. Mereka basah kuyup dan berjalan tanpa alas kaki. Ucapan terima kasih tulus dan senyum malu-malu mereka waktu terima kado dari kami bener-bener bikin melting.

Bareng anak-anak dari Desa LondaLima, Waingapu

Kakak beradik ini pulang sekolah hujan-hujanan sampai basah kuyup

Di Pantai Walakiri, Sumba Timur, kami bertemu lebih banyak anak-anak. Di sini kami berbagi cerita dengan Nona, Jetrin, Ayu, Alonso, Nia, dan banyak lagi. Senja tanpa rona jingga di pantai itu rasanya jadi lebih indah dari senja di manapun.

Bersama anak-anak di Pantai Walakiri

Saya bersama Nia, Jetrin, Nona dan Ayu

Bagi-bagi kado sepanjang perjalanan seperti ini ternyata seru banget. Rasanya perjalanan kami jadi berlimpah bahagia. Senyum manis dan tawa bahagia anak-anak yang dapet kado itu bener-bener priceless buat kami. Bahagia itu emang lebih terasa kalau dibagi-bagi, ya kayak gini..

Anak-anak di Pantai Mandorak, Sumba Barat Daya

Bersama anak-anak di Pantai Mandorak, Sumba Barat Daya

Perjalanan saya ke Sumba kali ini ternyata bukan cuma istimewa, tapi juga tak terlupakan. Sumba akan jadi salah satu perjalanan paling berkesan dalam hidup saya. Ini bukan lagi tentang destinasi-destinasi indah yang selama ini jadi impian saya. Perjalanan kali ini bercerita lebih banyak tentang senyum tulus dan binar bahagia yang kami temui di sepanjang perjalanan mulai dari Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah, hingga Sumba Timur.

Perjalanan ini membuat saya lebih banyak bersyukur atas segala nikmat-Nya. Bahwa masa kecil saya, juga anak-anak saya sekarang, jauh lebih beruntung daripada anak-anak di sini.

Bagi kado di Sumba Barat

Bertemu mereka di Sumba Barat

Anak-anak di Desa Praijing, Sumba Barat

Di Desa Adat Praijing, Sumba Barat

Makasih ya, Chot.. Kamu emang menginspirasi. Makasih juga buat Rifa, Riri, dan Iqlima. Bersama kalian, perjalanan ke Sumba ini terasa jauh lebih penuh warna. Kita gak lagi pura-pura bahagia kan, gaeess? Karena kita emang bahagia yang sebenar-benarnya bahagia...

Choty bersama anak-anak di Wairinding, Sumba Timur

Kami di Desa Adat Praijing, Sumba Barat

Makasih juga buat kak Arto dan kak Domi yang udah nemenin kami selama di Sumba. 

True happiness comes from the effort of making others happy. 

You Might Also Like

33 komentar

  1. Hahaha... perjalanan nggak seru tanpa Drama :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha drama bikin hidup jadi lebih hidup ya mas 😁😁

      Delete
  2. kemanakah kado-kado tersebut ? aq jadi penasaran sekali...

    ReplyDelete
  3. Masya Allah, berkah usia Mbk Choty...
    bener2 istimewa ya Mbk dee perjalanan kali ini.
    ngakak banget pas dikira mau nyulik anak haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ya Robb.. Keren emang dedek yang satu ini. Menginspirasi..

      Delete
  4. Jadi ikit bahagia lihat senyum anak-anak Sumba. Semoga berkah usianya Chot.

    ReplyDelete
  5. "Happiness Only Real When Shared."
    Banyak orang yang belum tau rasa kalo berbagi sekarang.

    Ngakak pas bagian kalo ada anak yang lari karena dikira mau nyulik atau dari parpol tertentu, ha ha ha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget.. Kalo bisa berbagi meski sedikit tuh rasa senengnya gimanaaaa gitu, susah diungkapkan dengan kata-kata..

      Delete
  6. Masya Allah, mbak.. semoga barokah semuanya yang ngasih dan terima kado yaa..
    ahh jadi kangen ke Sumba lagi deh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin... Aamiin... Iya nih, aku pun rasanya udah pengen balik lagi ke Sumba...

      Delete
  7. Banyak juga akhirnya kado terkumpul, untungnya semua bisa dibagikan :).

    ReplyDelete
  8. Masya Allah, mulia sekali tujuan perjalanannya. Aku terharu loh beneran. Jadi malu rasanya selama ini kalo denger 'Sumba' cuma kepikiran pengen jalan-jalan doang T_T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak.. Ini akhirnya kami jadi nagih, pengen jadiin acara bagi-bagi kado ini sebagai project tetap tiap ngetrip...

      Delete
  9. kapan bisa kesana ya hehehe inspiratif sekali kisahnya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih.. Semoga bisa segera kesampaian mengunjungi Sumba yaa

      Delete
  10. Luar biasa! Salut dengan kegiatan ini...
    Bahagia itu sederhana ya. Melihat sorot mata gembira dari sekian banyak anak rasanya seru ya. Kapan2 boleh adakan ke Cianjur Selatan dong :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah teh... Banyak yang peduli. Insya Allah kami akan jadikan kegiatan ini project tetap setiap ngetrip, dan moga bisa ngetrip ke Cianjur juga...

      Delete
  11. Perjalanannya keren banget mbak. Ahh, semoga masih dikasih kesempatan buat kesana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin... Aamiin... Semoga bisa segera ke Sumba ya mbak

      Delete
  12. Sem9ga suatu hr aku bs ke Sumba juga. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin... Pokoknya gak bakalan nyesel deh kalo ke Sumba

      Delete
  13. Ya Allah itu yang hujan-hujanan. Tiba2 saja teringat dengan masa kecil yang senang banget main hujan meski masih berseragam sekolah hehehe. Bahkan, demi seragam gak basah, seragamnya suka dimasukkan ke dalam tasm jadi telanjang atas gituh.
    .
    Duh, terhura saya melihat semua foto2 di atas. Meski hanya 1 buku per anak tapi berapa puluh anak yang mendapatkan kebahagiaan paripurna itu. Hatur nuhun, Teh, sudah mau berbagi dengan mereka. Insya Allah akan ada pemuda/pemudi hebat di masa depan yang bermula dari kegiatan seperti ini ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha sama bang, waktu kecil pun saya paling suka main hujan2an.. Sampe sekarang malah 😁😁😁😁

      Aamiin.. Aamiin.. Doain ya bang, moga rencana kami untuk jadikan kegiatan ini sebagai project rutin bisa terlaksana

      Delete
  14. Jalan2 sambil beramal.....saya pribadi belum pernah, akhirnya saya sadar jalan2 itu ga melulu hura2 ya mba,kita harus juga bisa rasanya berbagi....

    ReplyDelete
  15. Seru banget tuh.
    Apalagi berbagi kebahagian dengan banyak orang.
    Wih.. mantap.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas.. Alhamdulillah dapet temen jalan yang asik seperti ini..

      Delete
  16. hatiku meleleh lihat foto- foto anak di Sumba. Semoga semakin banyak rejekinya untuk kita semua, supaya dapat berkunjung kesana. :))

    ReplyDelete
  17. Pemandangan alam di foto pertama ... keren banget 👍

    ReplyDelete
  18. Kapan2 lagi main ke sumba yuu..!!!
    Kami sebagai putra putry sumba siap menerima kalian dngn senang hati dan penuh damai.. ������

    ReplyDelete