Malaysia Trip | 1. Selalu Ada Alasan Untuk Mengubah Rencana Perjalanan

Tuesday, August 05, 2014


Lebaran tahun ini kami gak mudik. Baik saya maupun suami sama-sama tidak punya jatah cuti. Dan sialnya, perusahaan-perusahaan shipyard di Batam gak pernah kenal ama yang namanya cuti bersama. Jadilah libur hari raya itu bener-bener cuma 2 hari sesuai tanggal merah yang ada di kalender aja. Khusus tahun ini liburnya bisa jadi 3 hari, plus hari Minggunya.. :D

Karena memang sudah pasti gak akan mudik, kami merencanakan untuk mengisi liburan yang cuma 3 hari itu untuk jalan-jalan ke Kuala Lumpur. Suami belum pernah poto bareng ama si menara kembar. OK deal, jadi tahun ini kita akan berlebaran di Malaysia. Saya menambahkan Genting Highlands dalam daftar kunjungan kami. Kebetulan kami berdua sama-sama belum pernah ke sana.

Saya mulai menyusun itinerary kasar, browsing internet, dsb.. Bagian ini adalah bagian favorit saya dalam merencanakan suatu perjalanan. Menyusun itinerary sambil browsing, rasanya sudah membuat saya berkeliling ke tempat-tempat itu. 

Sewaktu browsing tentang Genting Highlands, kok saya justru lebih tertarik dengan foto-foto Cameron Highlands ya..? Akhirnya saya malah browsing informasi tentang Cameron Highlands. Dan ternyataaa... untuk menuju ke sana, tidaklah sesulit yang saya bayangkan. Pas nunjukin ke suami, lah kok suami juga langsung tergoda, hehehe.. Jadilah 2 hari sebelum hari keberangkatan kami memutuskan untuk pergi ke Cameron Highlands aja. Ke Genting-nya nanti aja deh kapan-kapan, hehehe...


Cameron Highlands adalah sebuah dataran tinggi (1829 mdpl) yang berada di ujung utara Pahang, Malaysia. Penampakannya di internet sih serupa ama di Puncak, Bogor atau di Lawang. Kebun teh, kebun strawberry, dan taman bunga yang dikelilingi oleh pegunungan. Suhu udaranya berkisar antara 10 - 20 derajat celcius. Suasananya pasti adem. Yang membuatnya sedikit lain mungkin adalah arsitektur bangunan yang ada di Cameron Highlands. Bangunan-bangunan di Cameron Highlands arsitekturnya bergaya Eropa. Ahh.. saya suka banget dengan perpaduan ini. Alam pegunungan dengan bangunan berarsitektur menarik… 

***

Weekend dan public holiday. Merupakan kombinasi yang cukup membuat saya ketar-ketir tentang budget yang pastinya akan membengkak. Karena harga transport dan hotel pastinya akan melonjak dibanding hari-hari biasa. Mencari ketersediaan hotel di situs-situs online juga sudah susah, karena rata-rata sudah habis terjual. Dan kalaupun ada, harganya pasti sudah selangit. 

Biasanya, saya lebih suka go show kalau mncari hotel. Jadi sampai tujuan baru mulai keluar masuk hotel cari yang cocok. Tapi kali ini ada Lala. Saya pikir, pasti bakal ribet kalau baru mulai mencari hotel setelah kami sampai di Cameron Highlands. Ribet sambil nggendong si Lala, maksudnya.. hehehe...

Beruntung si Oke, temen saya itu, lagi kerja di Malaysia. Jadi saya coba minta bantuan dia untuk nelponin beberapa penginapan yang ada di Cameron Highlands. Dari beberapa penginapan yang ditelponnya, hanya 1 penginapan yang menyatakan masih ada kamar kosong untuk waktu yang saya inginkan. Marina Chalet namanya. Harganya? 150 RM per malam. Itu bukan hotel mewah, tapi salah satu homestay di Kampong Taman Sedia. Taman Sedia adalah sebuah kampung di Cameron Highlands, yang berada di antara Tanah Rata dan Brinchang. Di Taman Sedia ini banyak homestay milik penduduk yang memang sengaja disewakan. 

Rasanya sudah agak tenang, karena udah ada tempat menginap. Saya masih browsing info lainnya, sampai akhirnya saya menemukan review tentang Marina Chalet. Kok review-nya gak ada yang bagus ya? Saya baca review-nya di sini. Waduh! Akhirnya saya coba lagi browsing hotel lainnya. Pertimbangan saya tentu aja karena ada Lala. Kalau spreinya kotor penuh debu, saya khawatir Lala bakal kambuh asmanya. Trus review tentang owner-nya yang pemarah dan bad manner. Lagi-lagi pertimbangan saya karena Lala. Yang namanya bocah, pasti berisik dan gak bisa diem. Saya gak mau liburan kami nanti justru malah gak enak gara-gara diomelin ama ownernya, hehehe... 

Pffiiuuh... Kalau urusannya udah anak, emang gak bisa sembarangan ya :) Beda kalau kita perginya sendiri. Tidur di stasiun atau terminal juga udah biasa. Padahal kalau saya pribadi, saya lebih pengen nginep di homestay yang ada di Taman Sedia ini. Kapan lagi kami bisa berinteraksi langsung dengan penduduk setempat? Tapi untuk kali ini biarlah, kenyamanan Lala adalah nomer 1 buat saya.

Saya coba browsing di Booking.com, ada kamar tersedia di BB Inn. Harganya 200 RM per malam. Saya baru tau kalau ada beberapa hotel yang bisa dibooking di Booking.com tanpa perlu kartu kredit. Jadi kita cuma booking, dan tinggal print bukti booking-nya untuk ditunjukkan nanti sewaktu check-in. Bayarnya nanti kalau sudah di tempat. Cocok nih, buat yang gak punya kartu kredit seperti kami, hehehe... Akhirnya saya juga booking di BB Inn lewat Booking.com untuk 2 malam (27 July - 29 July).

Sipp! Semua persiapan sudah beres. Waktunya tukar uang. Lumayan juga euy, 1 RM sekarang Rp 3700.

Bersambung......

You Might Also Like

4 komentar

  1. Jalan-jalan ke KL di perkebunan teh itu membuat saya ngiler nih Mba, apalagi lihat suasannya, sepintas pemandangannya hampir sama seperti di puncak Bogor ya ? Enak juga bisa blusukan di kampung negeri jiran nih Mba. he,, he,, he,,,

    Mohon maaf lahir batin ya. Salam untuk keluarga ya Mba

    Salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas Indra, suasananya mirip ama di puncak Bogor. Saya juga langsung tergoda pas ngeliat pemandangannya pertama kali lewat foto-foto :)

      Mohon maaf lahir batin juga mas :)

      Delete
  2. baru tahu,ternyata cameron2 itu di malaysia hehehe....bacanya kebalik,dari 3 ke 1 hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe.. iya mbak, di Malaysia. Tepatnya di daerah Pahang :)

      Delete