Ekowisata Mangrove di Surabaya

Friday, February 15, 2013

 
Tempat wisata yang satu ini masih tergolong baru di Surabaya. Baru diresmikan pada bulan April tahun 2011 yang lalu. Ekowisata mangrove di daerah Wonorejo ini cukup memberikan angin segar bagi dunia pariwisata Surabaya. Ya tau sendiri lah… di Surabaya itu yang namanya tempat wisata yang bersifat nature bisa dihitung dengan jari sebelah tangan aja. Nah dengan adanya ekowisata mangrove ini, warga Surabaya jadi punya pilihan tempat berlibur bersama keluarga sambil ngeliatin yang ijo-ijo. Bosen banget kan kalo tiap liburan harus journey around the mall… 

Waktu mudik memarin, aku sempatin jalan-jalan ke sana berdua ama suami tercinta. Rencananya kami mau pergi rame-rame, ngajak Reva dan Lala sekalian. Eh, la kok pas mau berangkat, kedua bocah manis itu masih tertidur pulas. Karena sudah terlanjur niat, jadilah aku tetap pergi berdua sama suami. Si Reva dan Lala biar dititipin dulu ama Neneknya, coz emak bapaknya mau pacaran.. huehehehe.... ;)

Kami berangkat pagi-pagi sekali naik motor. Berbekal sedikit informasi dari Om Gogel dan adikku yang sudah pernah pergi ke tempat ini. Untuk menuju ke hutan mangrove ini tidak sulit kok. Lewat samping kampus STIKOM, luruuuuus aja ke arah timur. Jalan yang dilewati juga bagus dan beraspal. Gak usah takut nyasar, dan kalaupun sampai nyasar, tanya aja deh sama penduduk sekitar situ, di mana letak hutan mangrove? Insya Allah penduduk sekitar situ bisa menunjukkan arahnya dengan benar. 



Kondisi jalan berubah menjadi kurang bagus (jalan tanah dan tidak rata) ketika sudah memasuki gerbang kawasan ekowisata mangrove. Di sebelah kanan tampak sebuah gapura bertuliskan “ANDA MEMASUKI KAWASAN HUTAN MANGROVE – WONOREJO.” Dari sini kita masih harus menempuh perjalanan sekitar 1 km lagi melewati tambak dan kolam pancing. 

Sepi. Rupanya kami benar-benar datang kepagian. Di tempat pembelian tiket tidak ada seorangpun yang kami temui. Hahaha.. beginilah kalau terlalu bersemangat. Jadi kami berdua cuma melihat-lihat saja di sekitar situ dan ketemu seekor ular piton yang lagi asyik melungker. Tenang aja, si piton melungkernya di dalam kandang kok, jadi kita aman. Di dermaga, perahu-perahu yang bisa dipakai untuk membawa pengunjung berkeliling masih berbaris dengan rapi. 



Sebagai tempat wisata, kawasan ini cukup lengkap. Ada kolam pancing, rumah makan, toilet umum dan juga mushola. Untuk mengelilingi kawasan hutan mangrove, pengunjung bisa naik perahu dengan tarif Rp 25ribu untuk dewasa dan Rp 15ribu untuk anak-anak. 

Karena tidak ada seorangpun yang bisa dimintai informasi, akhirnya kami memutuskan untuk berjalan-jalan sendiri. Sepeda motor kami parkir tak jauh dari areal jogging track. Ternyata di situ sudah ada dua sepeda motor lain. Ahaa... rupanya ada juga pengunjung yang kepagian seperti kami.



Jogging track-nya terbuat dari bilah-bilah papan yang disusun dengan rapi. Di kanan kirinya tumbuh pohon bakau. Semakin jauh ke dalam, semakin rimbun, dan semakin sepi tentu saja. Tak jauh dari situ terlihat beberapa orang sedang memancing. 

Tiba-tiba dari tengah hutan terdengar suara teriakan seorang wanita dan diikuti dengan langkah orang berlari. Waduh... ada apa nih?  Tak lama kemudian, kami berpapasn dengan sepasang muda mudi yang berlari terengah-engah. Wanita ini yang tadi berteriak. Rupanya mereka berdua diserang oleh seekor monyet ketika sedang  berjalan-jalan melintasi jogging track. Monyet nakal itu berhasil merebut air mineral yang dibawa oleh si pemuda. Hehehe... jail juga si monyet...

Jam di HP-ku sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Tapi belum juga ada tanda-tanda loket bakal dibuka. Jadi ya..., kami memutuskan untuk pulang saja. Nanti lah lain waktu kembali lagi, dengan satu catatan, kami tidak akan datang kepagian lagi kalau niatnya ingin berkeliling naik perahu..






You Might Also Like

10 komentar

  1. seeruuu..
    jogging tracknya kereen deh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya teh, gara2 kepagian cuman bisa nampang di jogging track-nya aja... hehehehe...

      Delete
  2. Waaaa kegasikken tenan ya mbak smpe loketnya blm dibuka udah plg.

    Dismrg juga jarang wisata alam. Smg kali banjir kanal yg mau katanya mau dibikin aren arung jeram sm wisata air bisa terwujud :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak Indri, di situ juga gak ditulis jam berapa loketnya buka... tapi yang jelas diatas jam 8 pagi... :D
      dulu saya ke semarang itu mainnya malah ke ungaran sama ke merbabu... :)

      Delete
  3. wah.. menarik.. dulu pernah ngadain penelitian di kawasan mangrove, tapi area nya cuma sedikit dan gak sekeren ini.. semoga suatu hari bisa kesana.. :)

    ReplyDelete
  4. tolong dikoreksi, bukan EKOWISATA tapi "wisata" saja tidak pake "eko" karena tidak ada unsur pendidikan lingkungan alamnya. tidak berbeda dengan wisata lainnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf ya mas/mbak yang gak punya nama :)

      Makasih koreksinya ya... Tapi maaf, saya tetap menganggap hutan mangrove di Wonorejo - Surabaya ini sebagai ekowisata. Karena sependek pengetahuan saya, yang bisa disebut sebagai ekowisata itu adalah tempat wisata dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur kepedulian dan tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan terhadap masyarakat setempat.

      Dan hutan mangrove ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab pendirinya terhadap kelestarian mangrove.. Dan dengan adanya ekowisata mangrove ini, bisa jadi ladang nafkah bagi masyarakat setempat.

      Delete
  5. Salam

    Berbagi Kisah, Informasi dan Foto

    Tentang Indahnya Indonesia

    www.jelajah-nesia2.blogspot. com

    www.jelajah-nesia.blogspot. com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih udah mampir sini...
      Yuk saling berbagi :)

      Delete
  6. Di sini juga ada lho hutan mangrove.
    Nanti kapan-kapan saya cobain deh ke magrove surabaya :)

    Kunjungan balik ke website saya ya di Dus Makanan

    ReplyDelete