Air Terjun Putri Malu, Keindahan Tersembunyi di Juku Batu

Monday, October 03, 2016



The greatest secrets are always hidden in the most unlikely places - The Minpins by Roald Dahl

Setelah menginap semalam di Gedung Batin, kami pun melanjutkan perjalanan ke Desa Juku Batu. Tepatnya di Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan. Sebenarnya sih masih berat hati meninggalkan Gedung Batin. Tapi rasa penasaran terhadap Air Terjun Putri Malu juga terlampau menggebu.  Jadi mau tak mau kami harus rela untuk menyudahi obrolan pagi berteman secangkir kopi di teras rumah berumur 370 tahun itu. 

Baca dulu tulisan saya sebelumnya : http://www.adventurose.com/2016/08/warisan-lampau-budaya-lampung-di-gedung-batin.html

Udara pagi masih terasa segar. Mbak Rien dan Rian yang duduk di bangku tengah sengaja membuka jendela, membiarkan udara sejuk dari luar leluasa masuk ke dalam mobil. Kami masih terus saja bercanda sepanjang perjalanan. Hingga tak terasa tau-tau mobil sudah memasuki wilayah Kecamatan Banjit. Itu artinya, kami sudah menempuh jarak sekitar 46 km. 

 we are travelmate

Jalan desa yang kami lewati semakin sempit. Rumah-rumah panggung khas Lampung dan hamparan sawah menjadi pemandangan yang  silih berganti kami nikmati. Sampai akhirnya mas Yopie menghentikan mobil di salah satu rumah. 

Rumah besar itu milik teman mas Yopie. Hanya saja kebetulan hari itu sang empunya rumah sedang pergi. Sambil menunggu ojek yang dipesan mas Yopie siap, kami pun numpang bersantai di halaman belakang rumah teman mas Yopie. Saya langsung mengenali tempat ini. Beberapa waktu lalu mas Yopie pernah mengunggah foto tempat ini di laman facebook-nya. Saya langsung membayangkan secangkir kopi dan sebuah buku yang pastinya akan menjadi teman istimewa untuk menikmati pemandangan di tempat ini. 

 view-nya bikin pengen tinggal lebih lama

Hujan turun rintik-rintik. Beberapa warga terlihat bergegas menutupi biji-biji kopi yang tengah dijemur dengan terpal. Kami pun membungkus barang-barang berharga seperti kamera dan HP dengan plastik.

Welcome to the Jungle!

Tak menunggu lama, enam sepeda motor lengkap dengan abang ojeknya sudah menunggu di halaman, siap mengantar kami ke Air Terjun Putri Malu. Kami pun bergegas naik ke motor. Hujan rintik-rintik yang tadi sempat turun sudah menyingkir pergi. Sepertinya gerimis itu hanya numpang lewat. 

 Masih sempat selpih sukesih di atas ojek yang melaju

Melewati jalanan terjal berbatu dan berlumpur, naik turun bukit, melintasi kebun kopi, melewati sungai, dan sesekali melaju di tepi jurang, membuat kami cuma bisa pasrah. Mempercayakan sepenuhnya perjalanan ini pada abang ojek yang duduk di muka, mengendali kuda supaya baik jalannya. Halah!

Perjalanan dengan view yang menyegarkan mata

Salah satu medan yang dilewati. Foto by Indra

Pak Mustafa, tukang ojek yang membonceng saya berasal dari Madura. Tapi sudah cukup lama merantau ke Lampung, bahkan mendapat jodoh juga orang Lampung. Beliau adalah petani kopi. Jalur yang kami lewati ini sudah merupakan 'makanan sehari-hari' bagi beliau dan abang-abang ojek lain yang membonceng teman-teman saya. Mereka biasa mengangkut berkarung-karung kopi melewati jalur ini. Bahkan pagi itu, pak Mustafa juga mengangkut sekarung kopi yang diletakkannya di bagian depan jok. 

 Si bapak malu-malu diajakin selpih :D

Pantas saja kalau mereka terlihat begitu percaya diri dan lihai membonceng kami. Karena rupanya sudah cukup mengenal medan. Ditambah lagi, sepeda motor yang mereka pakai sudah dimodifikasi dan disesuaikan untuk medan seperti ini. Kiranya, tarif sebesar Rp 100.000/orang yang mereka patok untuk mengantar pengunjung sampai ke Putri Malu adalah wajar. 

Terpesona si Putri Malu

Setelah sekitar 40 menit melewati jalur yang cukup memacu adrenalin, kami pun sampai di lokasi air terjun. Pohon-pohon yang berdiri rapat memberi kesan sejuk. Suara gemuruh air terjun terdengar merdu di tengah keheningan hutan. 

 Foto dulu bareng abang-abang ojek. Foto by mas Yopie

Mendaki sedikit. Foto by Indra

Tapi perjuangan kami rupanya belum berakhir. Dari tempat dimana motor-motor diparkir, kami masih harus melewati jalanan yang sedikit menanjak. Sampai di atas, si Putri Malu terlihat mengintip dari balik pepohonan. Berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, menjadikan Air Terjun Putri Malu tampak anggun dikelilingi tebing-tebing batu yang kokoh. Suasananya sekilas mengingatkan saya pada lokasi dalam film Jurassic Park. Asli. Keren bangeeet! Pantas saja kalau air terjun ini jadi salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Way Kanan.

 Putri Malu mengintip dari balik pepohonan

Berbicara tentang destinasi wisata di Lampung, rasanya tak akan pernah habis. Provinsi di ujung selatan Pulau Sumatra ini diam-diam menyimpan  banyak harta karun tersembunyi. Sepertinya, tagline pariwisata Lampung yang berbunyi Lampung the Treasure of Sumatra tidaklah berlebihan. Kalau tak percaya, coba datang dan buktikan sendiri...

Setelah melewati jalan yang menanjak, kami pun harus  menuruni jalan setapak vertical yang cukup licin. Kami bergantian turun sambil berpegangan pada sebatang kayu yang rupanya memang dipasang di situ untuk dijadikan pegangan bagi pengunjung.

 Turun pelan-pelan. Foto by Indra

Pfiuuh! Akhirnya sampai juga. Di hadapan saya berdiri air terjun setinggi 75 meter yang teihat begitu megah. Pantas saja kalau dia diberi nama Putri Malu. Karena seperti layaknya seorang putri yang malu-malu menyembunyikan pesona kecantikannya. Begitu juga dengan air terjun ini, yang menyembunyikan keindahannya di balik hutan lebat dan jalur yang cukup memacu adrenalin. Keindahannya seketika membuat kami lupa akan beratnya medan yang harus kami lalui untuk sampai ke tempat ini.


 si Putri Malu dengan tebing-tebing gagah di sekelilingnya

Tebing-tebing yang mengelilingi si Putri Malu
Tanpa dikomando, kami langsung nyebur ke air. Dan sepertinya, siapa pun juga gak akan tahan godaan kalo berada di tempat seperti ini. Pasti bawaannya pengen nyebur dan main air. Untung mas Yopie gak ikutan nyebur, dan malah asik memotret kami yang kegirangan bermain air. Makasih ya mas :)




 Seru-seruan main air. Foto by mas Yopie

Mas Yopie lagi sesi pemotretan :D

Tak jauh dari lokasi Air Terjun Putri Malu, ada satu air terjun lagi, namanya Air Terjun Batu Duduk. Ditemani salah seorang abang ojek, mas Yopie, Indra, mbak Rien, dan kak Ros beriringan berjalan menuju Air Terjun Batu Duduk. Saya dan Rian memilih tetap bermain air sambil foto-foto di Air Terjun Putri Malu. Asli udah mager! Hehehe...

 Air Terjun Batu Duduk. Foto by mas Yopie

Semoga Tetap Malu-Malu Seperti Ini

Dalam perjalanan pulang, otak saya dipenuhi berbagai macam pikiran. Salah satunya tentang akses jalan menuju ke Air Terjun Putri Malu ini. Mereka yang pernah berkunjung ke sini kebanyakan berharap agar akses menuju Air Terjun Putri Malu diperbaiki. Entah kenapa saya kurang rela. Jauh dalam lubuk hati saya justru berharap agar kondisi jalannya tetap dibiarkan seperti ini saja. Karena kondisi jalan yang seperti saat ini, menurut saya sudah merupakan satu paket dengan kecantikan si Putri Malu. Siapa pun yang ingin menikmati keindahannya, harus mau bersusah payah dulu.

 Putri Malu

Rasanya seperti ada perasaan tak rela kalau keindahan si Putri Malu bisa dinikmati langsung oleh siapa pun tanpa perlu bersusah payah. Saya langsung membayangkan tempat-tempat wisata yang dipenuhi lautan manusia, dan di antaranya ada yang bermental vandalis. Saya cuma takut membayangkan kalau tempat indah ini akan berubah penuh coretan dan sampah. Entahlah. Saya cuma ingin sang putri tetap malu-malu menyembunyikan kecantikannya seperti sekarang ini.

You Might Also Like

34 komentar

  1. Duh emang ya Lampung ini punya banyak spot wisata keren, semoga kedepannya transportasi ke tempat wisata aksesnya jalannya di bagusin dan dipermudah. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Lampung punya banyak banget spot wisata keren. Bikin pengen balik kesana lagi dan lagi :)

      Delete
  2. Kereeeen, cuma menuju kesana jalannya masih kurang bagus ya mba.
    Pelanginya keceh ^-^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Eka, jalannya masih kurang bagus. Tapi kalo menurutku justru di situlah serunya. Untuk menikmati keindahan, kudu rela bersusah payah dulu :)

      Delete
  3. Mbak dian....aku cuma bisa telan ludah kalo sudah mbak dee nulis tentang wisata lampung....Gatal kaki ku mbak...gatal pengen melalak kesana jadinya...hahahhahaha

    ReplyDelete
  4. Mandi di air terjun kok gak ada yang buka baju sih yang lakik? :P

    Kalo aku ikut, pas mau ujan itu bakal bantu2 bu-ibu yang lagi 'menyelamatkan' kopinya dari ujan. Pas dibonceng ojek juga bakal nawarin buat mangku karungan kopinya di tengah. ;)

    *modus Baim* :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang 'menyelamatkan' kopi dari hujan bapak-bapak, bukan ibu-ibu.. :D Pasti ntar modusmu minta dikenalin ama anaknya kan? kali aja ada yang bisa diajak lari, hehehehehe....

      Delete
  5. Mau mau mau, ahhhhhh sungguh ingin ilutan nyebur. Tinggi banget air terjunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayok mbak ke Lampung lagi.. aku masih pengen balik lagi kesana :D

      Delete
  6. Selpih sukesihnya kece bana-bana, hihihihi. Btw itu ganti pakaiannya ada rumah penduduk kah? *liatnya kayak di alam liar *aw aw aw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe.. itu kami ganti bajunya di rumah salah satu abang ojeknya mbak. Jadi kami balik dari air terjun naik ojek itu sambil pake baju basah, hahahaha...

      Delete
  7. Tempatnya bener bener tersembunyi yah. Tp keren dan sejuk melihat foto2 di bawah air terjun tersebut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener tempatnya ngumpet. Seger bangeeet.. sampe betah main air di situ..

      Delete
  8. luar biasa memang medan untuk ke sananya. tapi air terjunnya cakep lah.. keren!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Medannya sebanding ama pemandangan yang didapat :)

      Delete
  9. Aihh.. saya waktu ke Lampung belum sempat eksplore air terjunnya nih..
    itu foto yang ada pelangi dan bias cahaya warna-warni keren pake banget, mbak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Brati kudu balik lagi ke Lampung :)
      Aku udah dua kali ke Lampung rasanya masih pengen balik lagi, hehehe

      Delete
  10. Serem ya menuju ke sana. Tapi air terjunnya kece!!

    ReplyDelete
  11. Air terjunnya keren, kok namanya air terjun putri malu ya? apa putrinya malu maluin hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Soalnya tempatnya tersembunyi, jadi kesannya kayak malu-malu gitu... :D

      Delete
  12. Cucok! Biarkan aksesnya ala-ala Rambo, tapi air terjunnya Rinto. Halah!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha.. perumpamaannya kak Ros boleh juga.. :D

      Delete
  13. asik banget ya mba disana. Jalannya luar biasa, tapi terbayar lunas dengan indah dan segernya air disana. Itu jahat banget sich fotoku disiksa orang tak bertanggung jawab di upload. pasti rindu berbie hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahahaha.. daripada aku upload fotomu yang diguyur air rame-rame itu hayo?? Jadi kangen pengen jalan bareng lagi ya Barb..

      Delete
  14. Belum kesampaian nginep dan bangun pagi lalu ngopi di halaman belakang rumah itu. pasti sedaaap sambil dengar lagunya Payung Teduh :D

    ReplyDelete
  15. Lengkap bener naik ojek lanjut jalan kaki #KaesangLelah
    Tapi kece air terjun nya, aku blm pernah sama sekali nyamperin airterjun di lampung. Selama ini yang di kejar cuman pantai ama laut nya aja hehehe

    ReplyDelete
  16. Selalu menyukai momen perjalanan menuju air terjun.. baca ini kaya ikut langsung..kereb mba Dee... aim e fens of yu wkwkw

    ReplyDelete
  17. Mampir lagi akuuh. Alhamdullilah inbound linknya sudah bantu direvisi. Peluuuk dan cium lagi dan lagi, kakak...

    ReplyDelete
  18. Cantik banget air terjunnya. Masya Allah.

    ReplyDelete
  19. Maaf gan skedar meluruskan setahu ku nggak ad air terjun batu duduk yg ada air tejun luang gambir (curup luang gambigh) dan air terjun putri malu (curup putri malu),,

    ReplyDelete
  20. Aaww... pantas saja Pak Arif Menpar menyebut Air Terjun Putri Malu ini sebagai tujuan wisata ke 6 di Lampung yg wajib dikunjungi...

    ReplyDelete