Keliling Nusantara Lewat Buku Tradisi Makan Siang Indonesia
Wednesday, December 24, 2025Pernah nggak sih, kamu merasa kalau waktu makan siang itu adalah momen paling ‘jujur’ dalam sehari? Di tengah hiruk-pikuk pekerjaan atau tumpukan tugas, makan siang hadir sebagai jeda. Ada yang menikmatinya dengan buru-buru di depan laptop, ada yang menjadikannya sebagai ajang kumpul keluarga, atau mungkin ritual santai bareng teman kantor sambil bergosip tipis-tipis.
Nah, baru-baru ini aku baru saja menyelesaikan membaca sebuah buku yang cantik banget judulnya: "Tradisi Makan Siang Indonesia: Khazanah Ragam dan Penyajiannya". Sebuah buku yang hadir berkat kolaborasi apik dari Omar Niode Foundation, Yayasan Nusa Gastronomi Indonesia, dan Komunitas Food Blogger Indonesia.
Lebih dari Sekadar Menu, Ini Soal Memori
Buku ini tebalnya mencapai 482 halaman dan disajikan secara bilingual (Indonesia-Inggris). Membaca setiap kisah di dalamnya itu rasanya kayak diajak bertamu ke rumah-rumah penduduk dari Sabang sampai Merauke, lalu dipersilakan duduk di meja makan mereka. Kamu bakal menemukan cerita tentang sedapnya Choi Pan di Singkawang, segarnya Sayur Asem buatan ibu, hingga uniknya tradisi Liwetan.
Tapi yang bikin buku ini spesial adalah ‘ruh’ di setiap tulisannya. Para penulisnya nggak cuma membahas tentang bahan masakan, tapi juga memori yang melekat tentang kehangatan keluarga, filosofi penyajian, hingga bagaimana makan siang menjadi simbol syukur dan kebersamaan. Lewat buku ini juga aku seolah disadarkan, bahwa makan siang bukan cuma soal kenyang.
Sebuah Prestasi Dunia Sebagai Best Book in the World!
Ada satu kabar yang bikin aku merinding saking bangganya. Buku ini bukan cuma keren menurutku saja, tapi juga diakui oleh dunia! Baru saja, buku "Tradisi Makan Siang Indonesia" dinobatkan sebagai Best Book in the World di ajang bergengsi Gourmand World Cookbook Awards 2025.
Penghargaan ini diumumkan di Riyadh, Arab Saudi, dalam rangkaian Saudi Feast Food Festival. Bayangkan, di tengah ribuan buku dari berbagai belahan dunia, buku yang mengangkat kearifan lokal kita ini berhasil mencuri perhatian para juri internasional.
Amanda Katili Niode, sang editor yang juga merupakan penggagas dari project buku ini, menyebutkan bahwa penghargaan ini bukan sekadar soal resep, tapi apresiasi terhadap bagaimana kita melestarikan ekosistem pangan lokal dan mendukung para petani serta nelayan tradisional kita. Indonesia benar-benar bersinar di panggung kuliner global!
Ada Aku dan Pijok-Pijok di Antara Lembarannya!
Nah, ini bagian yang paling bikin aku excited dan merasa sangat beruntung. Di antara 40 penulis hebat yang ada di buku ini, ada namaku terselip di sana! Menjadi bagian dari proyek ini rasanya luar biasa. Maklum, aku tidak punya banyak kisah menarik tentang tradisi makan siang. Selama belasan tahun, aku hanya menikmati makan siang dalam kubikel meja kantor sambil menatap layar komputer. Bukan sebuah tradisi yang menarik untuk diceritakan, tentu saja 😁.
Makanya, begitu aku membaca tawaran menulis dengan tema tradisi makan siang di Indonesia, aku mantap untuk menuliskan tentang Pijok-Pijok, sebuah tradisi mengolah sambal seruit ala Way Kanan, Lampung. Pijok-Pijok terasa sangat berkesan buatku. Bukan hanya karena siang itu aku menikmati Pijok-Pijok bersama Bapak Raden Adipati Surya, yang saat itu masih menjabat sebagai Bupati Way Kanan, Lampung. Tapi lebih pada filosofi kebersamaan yang terkandung di dalamnya. Dan aku bangga, bisa menceritakan dan mengenalkan tradisi Pijok-Pijok lewat buku Tradisi Makan Siang Indonesia ini.
Bisa dibilang, buku ini adalah surat cinta kolektif dari kami untuk kekayaan budaya Indonesia. Mengetahui tulisan kami kini tersimpan di perpustakaan dunia lewat penghargaan Gourmand itu benar-benar sebuah kehormatan.
Kenapa Kamu Harus Punya Buku ini?
Secara visual, buku terbitan Diomedia ini aesthetic banget. Hardcover-nya elegan, tata letaknya apik, dan ilustrasinya bikin mata sejuk. Cocok banget buat pajangan di rak buku (coffee table book) atau hadiah buat teman yang suka masak dan jalan-jalan sambil kulineran.
Tapi lebih dari itu, membaca buku ini bakal bikin kamu sadar kalau Indonesia itu kaya banget. Setiap daerah punya cara unik untuk merayakan waktu makan siang. Membacanya bikin aku makin cinta sama kuliner lokal dan makin nggak sabar buat mencicipi menu-menu daerah lain.
Buat kamu yang mau tahu lebih lanjut atau pengen mengoleksi buku pemenang penghargaan dunia ini, bisa langsung cek di website-nya Diomedia.
Selamat membaca dan siap-siap lapar, ya! 🍲














0 komentar