Makam Prajurit di Balik Lantai Batu Gereja Tua Banda Naira

Saturday, May 31, 2025


Di tengah pesona Banda Neira yang menenangkan, berdiri sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan kisah menarik, Gereja Tua Neira, atau dikenal juga sebagai Hollandische Kerk. Dibangun pada tahun 1873 dan diresmikan pada 23 Mei 1875 oleh dua misionaris Belanda, Maurits Lantzius dan John Hoeke, gereja ini menjadi saksi bisu dari sejarah panjang Banda Naira.

Arsitektur yang Memikat


Gereja ini menampilkan gaya arsitektur Indies Empire, khas bangunan kolonial Belanda di Hindia Belanda pada abad ke-19. Dengan pilar-pilar tinggi dan langgam Doria yang megah, bangunan ini memancarkan keanggunan klasik. Interiornya dihiasi dengan jendela kaca patri yang memancarkan cahaya berwarna-warni saat terkena sinar matahari, menciptakan suasana yang khusyuk dan damai.


Dinding dan pilar-pilarnya yang kokoh masih mempertahankan cat putih khas bangunan kolonial, meskipun di beberapa bagian sudah mulai menunjukkan tanda-tanda usia. Beberapa bagian bangunan ini telah mengalami renovasi, tapi tetap mempertahankan bentuk aslinya agar tetap bernilai sejarah. Jika masuk ke dalam, suasananya terasa adem dan tenang, seakan membawa pengunjung kembali ke masa lalu.

Lantai yang Menyimpan Sejarah

Gereja Tua Banda Naira, lantai gereja Banda Naira
Lantainya terbuat dari batu nisan

Salah satu aspek paling unik dari gereja ini adalah lantainya yang terbuat dari batu andesit, di mana terdapat 30 batu nisan prajurit Belanda yang gugur dalam perang penaklukan Banda. Nisan-nisan ini tersusun membentuk pola salib, lengkap dengan identitas para prajurit tersebut. Tradisi Belanda pada masa itu memang menguburkan tokoh-tokoh penting di dalam gereja, dan pembangunan gereja di atas makam ini menjadi simbol penghormatan mereka.

Bagi yang suka sejarah, berjalan di atas lantai gereja ini terasa seperti menyusuri lembaran buku tua yang penuh cerita. Setiap batu nisannya punya kisah sendiri, mulai dari perwira tinggi hingga prajurit biasa yang mengorbankan nyawa mereka di Banda Neira. Ada sesuatu yang mistis tapi juga menarik di sini, seolah tempat ini masih menyimpan jejak masa lalu yang belum terungkap sepenuhnya.

Warisan yang Terjaga


Hingga kini, Gereja Tua Neira masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Nasrani di Banda Neira. Beberapa artefak bersejarah, seperti Alkitab dari abad ke-18 dan lonceng tembaga yang konon hanya tersisa empat di dunia, masih terjaga dengan baik di dalam gereja ini. Pada tahun 2009, gereja ini ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya oleh Pemerintah Provinsi Maluku, menegaskan pentingnya pelestarian situs bersejarah ini.

Uniknya, meskipun gereja ini adalah peninggalan Belanda, warga lokal tetap merawatnya dengan penuh kesadaran akan nilai sejarahnya. Ini menunjukkan bagaimana masyarakat Banda Neira memiliki rasa hormat terhadap warisan budaya, terlepas dari latar belakang kolonialnya. Beberapa generasi bahkan tumbuh besar dengan mendengar cerita-cerita tentang gereja ini dari orang tua dan kakek-nenek mereka.

Mengunjungi Gereja Tua Neira

Bagi para pelancong yang tertarik dengan sejarah dan arsitektur kolonial, Gereja Tua Neira menawarkan pengalaman yang mendalam. Berjalan di atas lantai gereja ini bukan hanya melangkah di atas batu, tetapi juga menyusuri jejak sejarah yang telah membentuk Banda Neira. Gereja ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol dari kompleksitas sejarah dan budaya yang menyatu di pulau rempah ini.

Selain gereja, area di sekitarnya juga menarik untuk dijelajahi. Tidak jauh dari gereja, ada bekas bangunan-bangunan kolonial lainnya yang masih berdiri, seperti Benteng Belgica dan rumah-rumah tua peninggalan Belanda. Jalanan di sekitarnya juga masih mempertahankan nuansa klasik, dengan pohon-pohon rindang yang membuat suasana makin syahdu.

Becak melintasi di depan gereja

Kalau beruntung, bisa bertemu dengan warga lokal yang suka berbagi cerita sejarah. Banyak dari mereka punya kisah unik tentang gereja ini, mulai dari pengalaman pribadi hingga cerita turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi. Rasanya seperti membaca buku sejarah hidup, tapi dengan sentuhan yang lebih hangat dan personal.

Jadi, kalau suatu saat punya kesempatan ke Banda Neira, sempatkanlah mampir ke Gereja Tua Neira. Nikmati keindahan arsitekturnya, resapi atmosfer sejarahnya, dan biarkan diri terhubung dengan kisah-kisah masa lalu yang masih terasa hidup di setiap sudutnya. Siapa tahu, ada cerita baru yang bisa ditemukan di sana.

You Might Also Like

0 komentar