Saya berdiri terpaku. Keindahan alam yang berpadu dengan kemegahan budaya Minangkabau terhampar di hadapan saya. Sungguh. Ini merupakan perpaduan yang sangat indah. Sebuah rumah gadang berdiri dengan kokoh. Di depannya terdapat empat buah rangkiang atau lumbung yang ukurannya tentu saja lebih kecil dari si rumah gadang. Semua terlihat asri, karena selain tempat ini berada di kaki Gunung Marapi, di halaman rumah gadang pun terdapat taman yang tertata rapi. Semua terasa menyejukkan mata. Saya benar-benar merasa sedang berada di sebuah perkampungan Minangkabau.
Jarak dari Padang ke Padang Panjang sekitar 72 km melewati jalan yang berkelok-kelok. Kalau tak terbiasa, mungkin akan merasa sport jantung berkali-kali. Andai perjalanan dilakukan pada pagi atau siang hari, pasti pemandangan sekitar akan tampak memukau. Sayang saya melewati jalan itu ketika hari sudah gelap. Ketika melewati Air Terjun Lembah Anai yang berada di tepi jalan pun saya sudah tidak bisa melihat ke-elokannya, kecuali suara deru air yang seolah ditumpahkan begitu saja dari atas bukit sana. Suaranya terdengar dekat sekali.
Segala sesuatu yang pertama kali pasti akan membuat kita excited. Seperti juga kali ini, perjalanan pertama saya menjejak Bumi Minangkabau. Sumpah! Saya excited banget dengan perjalanan ini. Bagi saya, perjalanan kali ini mempunyai banyak keistimewaan.
Mendung bergayut manja di langit Batam ketika kami sampai di depan The Hills Hotel. Halaman depan hotel yang difungsikan sebagai area parkir kendaraan bagi tamu semua terisi penuh. Wow! Banyak juga tamu yang menginap di The Hills akhir pekan ini, pikir saya. Berhubung anak saya masih tidur, jadi cuma saya yang turun untuk check-in, sementara suami tetap di mobil menemani Lala.
Selama ini orang lebih mengenal Bintan karena wisata pantainya yang cantik mempesona. Tak heran bila wisata pantai selalu menjadi tujuan utama orang berlibur ke Bintan. Tapi jangan salah, Bintan juga punya potensi wisata pegunungan looh. Dan hal inilah yang dijadikan peluang oleh pengelola De Bintan Villa. Bertempat di kaki Gunung Bintan, De Bintan Villa hadir menawarkan suasana baru berlibur di Pulau Bintan. Nuansa alam pegunungan.
Berbeda dengan beberapa daerah di
Indonesia yang belakangan selalu diguyur hujan tanpa henti, alhamdulillah cuaca di Batam justru
sedang cerah ceria. Cuaca yang bikin semangat untuk nyuci baju, hahahaha... Dan
hari Minggu kemarin, matahari di Batam juga masih bersinar cerah. Rasanya
sayang kalo gak dipake jalan kemana gitu...
Weekend di penghujung bulan Januari ini kami berencana
kemping-kemping cantik di Pulau Putri, Nongsa. Ini gara-gara aku ngeliat
postingan yang bersifat undangan terbuka di grup Beautiful Indonesia di
Facebook. Iseng ninggalin komen di sana, eh ternyata disambut dengan sukacita
ama teh Lina, teteh ketemu gede yang aku kenal lewat multiply. Akhirnya kami janjian untuk berangkat bareng.
Sayangnya, Chila dan bang Ical (anak dan suami teh Lina) batal ikut karena
Chila lebih memilih menghadiri acara ultah temennya, hehehe... Jadi sore itu kami
berangkat berempat saja.
One's destination is never a place, but a new way of seeing things -
Henry Miller
Melihat postingan di blog mbakHanna tentang GA Jalan-jalan Modal 100K yang diselenggarakan oleh Blog JalanJalan, saya langsung terprovokasi juga. Begitu membaca tulisan "MODAL 100K
MAU KE MANA?" yang ada di banner lomba itu, saya langsung pengen buru-buru
menjawab... Ada banyak tempat yang bisa saya datangi dengan modal tak lebih
dari 100 ribu rupiah.
Sudah lewat dari jam 12 siang ketika bus yang kami naiki sampai di
Terminal Puduraya, Kuala Lumpur. Kami segera bergegas menuju conter penjualan
tiket yang ada di lantai atas. Setelah berkeliling dari konter ke konter, beruntung
kami masih mendapatkan tiket tujuan Johor Bahru yang akan berangkat tepat pukul
1. Harganya 50 RM per orang. Lebih mahal dari tiket yang kami beli waktu
berangkat.
Malas dan ogah-ogahan. Selalu begini rasanya kalau bangun tidur di
hari terakhir liburan. Hari masih gelap ketika kami keluar dari BB Inn. Kami
ingin jalan-jalan pagi sekalian cari sarapan dulu sebelum check out dari hotel.
Tanah Rata masih lelap dalam tidurnya. Suasana di sepanjang jalan
utama, yang semalam ramai dipenuhi wisatawan, pagi ini terlihat lengang. Toko-toko
belum ada yang buka, kecuali beberapa rumah makan India yang memang beroperasi
24 jam. Dan kami pun menuju ke salah satunya.
Minggu, 28 July 2014
Jam sudah menunjukkan pukul 10:30
pm waktu Malaysia sewaktu bis yang kami naiki bergerak meninggalkan Terminal
Bus Larkin. Perjalanan dari Johor Bahru ke Kuala Lumpur lancar jaya. Bus
Meridian yang kami naiki juga cukup nyaman meski kami mendapat seat paling
belakang. Semua kursi terisi penuh. Meskipun demikian, bus tidak terkesan
sumpek. Karena memang pembagian kursinya 1 seat di sebelah kiri dan 2 seat di
sebelah kanan. Kursinya empuk, reclining seat dan dilengkapi dengan sandaran
kaki. Jarak antar bangkunya juga lumayan lega.
abroad
Malaysia Trip | 1. Selalu Ada Alasan Untuk Mengubah Rencana Perjalanan
Tuesday, August 05, 2014
Lebaran tahun ini kami gak mudik.
Baik saya maupun suami sama-sama tidak punya jatah cuti. Dan sialnya, perusahaan-perusahaan
shipyard di Batam gak pernah kenal ama yang namanya cuti bersama. Jadilah libur
hari raya itu bener-bener cuma 2 hari sesuai tanggal merah yang ada di kalender
aja. Khusus tahun ini liburnya bisa jadi 3 hari, plus hari Minggunya.. :D
Ranca Upas dari jendela mobil |
Malam terakhir di Bandung. Waktunya cari penginapan! Hehehe.... Kenapa baru di malam terakhir kami cari penginapan? Karena, dua malam sebelumnya kami sangat beruntung bisa menginap di rumag Egi yang nyaman di Lembang. Dan malam ini rencananya kami mau cari penginapan yang dekat dari Stasiun Kiara Condong. Biar gak ribet, soalnya kereta kami berangkat jam 6 pagi. Jadi, pulang dari Ranca Upas agenda kami adalah mampir ke Kartikasari dulu buat beli oleh-oleh trus baru deh cari penginapan.