Matahari Malu-Malu di Punthuk Setumbu
Wednesday, February 20, 2013
Tuhan menciptakan alam ini
lengkap dengan segala pesona dan keajaibannya. Dan aku mencintai itu semua.
Sunrise. Adalah satu dari sekian banyak keajaiban yang ada di alam
ini. Bisa menyaksikan detik-detik munculnya bola jingga di langit timur itu
merupakan suatu kenikmatan tersendiri yang selalu menambah rasa syukur atas
keindahan Mahakarya-Nya. Tapi sayang, tidak setiap saat hari aku bisa
menikmatinya. Jadi setiap ada kesempatan, aku tidak akan pernah melewatkannya.
Seperti hari itu. Dalam kunjungan
yang kesekian kalinya ke Jogja, baru kali itu aku berkesempatan menjejakkan
kaki di Punthuk Setumbu, sebuah tempat berketinggian sekitar 400 mdpl yang
berada di wilayah kabupaten Magelang. Tepatnya di sisi barat Candi Borobudur.
Punthuk Setumbu merupakan salah
satu tempat favorit bagi para fotografer dan wisatawan yang ingin membingkai
keindahan sunrise dari balik kamera.
* * *
Jam 3.00 am alarm di HP ku
berbunyi. Rasanya baru aja mata ini terpejam, eh sudah harus bangun lagi.
Mungkin kalau ada yang bertanya, apa sih enaknya traveling? Maka aku akan menjawab, “Kata siapa traveling enak? Traveling
itu artinya bangun lebih pagi dan tidur lebih malam dari hari-hari biasa.” #siap-siap
disambit para pecinta traveling :D
Tapi jangan salah, biarpun harus
bangun lebih pagi, dan tidur lebih malam dari biasanya, traveling itu tetap menyenangkan dan selalu bikin nagih. Gak
percaya? Coba aja sendiri…
Dan dini hari itu, yang paling
sulit adalah ketika membangunkan 3 orang krucil yang sedang pulas-pulasnya.
Satu bangun, yang lain masih ngulet-ngulet, yang lain bangun, eh yang satunya
tidur lagi. Begitu seterusnya, sampai akhirnya terdengar gedoran di pintu dari
supir travel yang kami pesan semalam.
Akhirnya para krucil itu beranjak
juga dari tempat tidur. Dan keributan selanjutnya pindah ke kamar mandi. Biasa…
pada rebutan. 30 menit kemudian barulah rombongan sirkus kami yang terdiri dari
3 orang dewasa (aku, suamiku, dan kakak iparku), 3 anak-anak (Ais, Farrel, dan Reva)
plus 1 orang bayi berumur 3 bulan (Lala) menuju ke mobil APV yang sudah siap
menunggu kami di ujung jalan.
Perjalanan dari Jogja ke Punthuk
Setumbu memakan waktu sekitar 1 jam. Masih cukup waktu untuk melanjutkan tidur
yang terganggu tadi :D
Sampai di depan gerbang Candi
Borobudur, mobil berbelok ke arah kiri dan terus melaju melewati perkampungan
penduduk. Sampai akhirnya berhenti di sebuah pelataran parkir yang merupakan
titik awal pendakian ke Punthuk Setumbu. Orang dewasa dikenakan tiket seharga
Rp 15.000.
Jalur menuju sunrise view point di puncak bukit Punthuk Setumbu
ini didominasi oleh jalan tanah yang menanjak, dan di sebelah kiri berbatasan
langsung dengan jurang, yang
pastinya akan sulit dilalui bila musim hujan. Berjalan dalam gelap
dengan jalur yang seperti itu membuat kami harus ekstra hati-hati menjaga agar jangan sampai para krucil dalam
rombongan sirkus kami meleng ataupun terpeleset. Beruntung di dalam
ranselku selalu tersedia headlamp,
dan HP kami berduapun dilengkapi dengan senter, sehingga cukup membantu kami
berjalan dalam gelap.
Belum separuh jalan, sudah terdengar keluhan capek dari para krucil itu. Bagaimana
caranya mengalihkan perhatian mereka dari yang namanya capek, sehingga mereka
bisa menikmati perjalanan dalam gelap itu? Hahaha.. tidak mudah pastinya.
Sesekali suamiku mengajak mereka berhenti untuk mengatur napas sambil meminta
mereka bergaya di depan kamera. Cukup jitu. Setelah bergaya dalam beberapa
jepretan kamera, biasanya mereka semangat lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Oiya, perjalanan ke Punthuk Setumbu itu juga menjadi perjalanan pertamaku
mendaki sambil menggendong seorang bayi yang baru berumur 3 bulan. Rasanya?
Hahaha... jangan ditanya deh. Yang jelas aku berusaha memposisikan bayiku
senyaman mungkin dalam gendongan, sehingga aku juga akan lebih nyaman berjalan.
Karena tentu saja, bayi ini bukan carrier,
jendral...!!!
Yang paling bikin deg-deg plas
itu ketika melewati jalur yang berupa tangga. Deg-degannya itu baik ketika
naik, maupun pada saat turun. Hohoho… segenap panca indera harus dikerahkan
semaksimal mungkin. Salah langkah sedkit saja, bisa fatal akibatnya buat aku
dan buat bayiku, tentu saja.
30 menit kemudian, sampailah kami
di puncak bukit Punthuk Setumbu. Di sana sudah ramai oleh rombongan wisatawan asing
yang juga ingin menikmati sunrise.
Para fotografer dengan peralatan tempurnya juga sudah menempati posisi
masing-masing. Bersiap untuk mengabadikan matahari pertama di hari itu.
Pemandangan dari puncak Punthuk
Setumbu ini memang indah. Jauh di sana, tampak Candi Borobudur seolah sedang
berlayar di lautan awan. Sayang sekali kamera yang kami bawa hanya kamera poket
biasa, sehingga kurang begitu maksimal menangkap keindahan Candi Borobudur
lengkap dengan bukit-bukit di sekitarnya.
Tapi rupanya, awan tebal
memupuskan harapan kami semua untuk menikmati sunrise dari puncak Punthuk Setumbu. Matahari yang muncul di langit
timur hanya menampakkan sinarnya malu-malu dari balik awan. Kecewa? Tentu saja
tidak… Karena ada keindahan lain yang dibawa oleh mentari pagi itu. Cahaya
mentari yang malu-malu itu menghasilkan gradasi warna yang cantik banget pada
bukit-bukit di sekitar Candi Borobudur.
Jam 7 pagi, matahari sudah
semakin tinggi. Saatnya kami turun untuk meneruskan perjalanan selanjutnya.
Ini sedikit gambar yang terabadikan dalam perjalanan ke Punthuk Setumbu.
12 komentar
Sunrisenya sangat cantik.
ReplyDeletePengalaman yang menakjubkan, mbak :)
justru malu-malunya itu yang bikin cantik ya mbak... :)
Deletefoto matahari terbit sama kabut siluet dengan latar borobudur itu indah sekali :)
ReplyDeletepemandangan aslinya jauh lebih indah.. :)
Deletemba..jalannya mendaki banget ga? minggu depan rencananya mau bawa baby ku juga :) hehe...
ReplyDeleteapa perlu dipakaikan baju hangat juga mba baby ku?
info ya :)
terimakasih
mendakinya gak terjal-terjal banget kok mbak... cuma ada satu-dua titik aja yang cukup bikin menggos-menggos, selebihnya jalurnya cukup santai dilewati.
Deletebaju hangat untuk baby itu perlu banget, mbak.. soalnya udaranya emang cukup dingin.
have a nice trip ya.. bagi ceritanya juga ya klo udah pulang dari sana :)
Selain menguras waktu dalam perjalanan/Traveling juga menyenangkan dapat melihat perkembangan dunia disekitar kita serta tempat-tempat pariwisata yang mempesona. Aku suka sekali baca cerita perjalanannya, sungguh luar biasa menambah ilmu pengetahuan didunia pariwisata.Terima kasih sharingnya sangat bermanfaat sekali. Salam sukses selalu ya.
ReplyDeleteTerima kasih bang Rud... iya benar, kita beruntung masih bisa mengunjungi dan menikmati tempat-tempat yang mempesona itu :)
DeleteSalam
ReplyDeleteBerbagi Kisah, Informasi dan Foto
Tentang Indahnya INDONESIA
www.jelajah-nesia2.blogspot.com
www.jelajah-nesia.blogspot.com
Salam,
DeleteMakasih udah mampir di sini... Yuk, kita sama-sama berbagi tentang Indonesia... :)
wah kak sepertinya masih shubuh banget yaa kesana, saya malah udah keluar mataharinya. walaupun malu2 tetep indah kok dengan latar belakang borobudurnya :)
ReplyDeleteIya De, masih subuh banget. Masih gelap :)
DeleteSampe di atas mataharinya belum nongol sih, cuman karena mendung, eh.. sunrise pertama yang ditunggu gak keliatan, tau-tau mataharinya udah tinggi aja... :)