Traveling ke suatu tempat, gak lengkap rasanya kalo gak sekalian nyicipin kulinernya. Seperti waktu ke Belitung kemarin. Sebagai daerah yang dikelilingi laut, kuliner khas Belitung tentu tak jauh-jauh dari olahan seafood. Asiknya, hidangan laut yang disajikan oleh rumah-rumah makan di Belitung selalu fresh.
Family Trip
5 Destinasi Wisata di Palembang ini Bisa Dikunjungi Dalam Sehari, Lho!
Thursday, August 24, 2017
"Kalau begitu, siap-siap ya! Kita jelajah Palembang dari pagi sampai malam." Jawaban Yayan, teman blogger asal Palembang itu bikin saya happy. Kenapa? Jadi, begini ceritanya!
Saya dan suami sepakat memilih Palembang untuk short escape trip akhir pekan lalu bersama anak kami, Lala. Sebagai karyawan dengan jatah cuti terbatas, melarikan diri sejenak dari kepenatan bekerja adalah sebuah kebahagiaan yang tak ternilai. Kami cuma punya waktu luang pada Sabtu dan Minggu. Jadi begitu Yayan menawarkan waktu untuk jelajah Palembang dari pagi sampai malam, tentu saja kami girang bukan kepalang.
Kami
memasuki sebuah ruangan penuh bunga. Di setiap sudutnya, bunga-bunga artificial tertata dengan manisnya. Jelas ini pekerjaan seseorang yang mempunyai sense of art yang bagus.
Berada di ruangan secantik ini membuat saya sejenak lupa akan rasa capek, kantuk, dan lapar. Jam 4 subuh kami sudah dijemput oleh mas Ardy di Krui Mutun Walur Surf Camp, tempat kami menginap pada malam terakhir di Krui. Sengaja dijemput sepagi itu, karena kami harus menempuh 6 jam perjalanan dari Krui ke Bandar Lampung.
Berada di ruangan secantik ini membuat saya sejenak lupa akan rasa capek, kantuk, dan lapar. Jam 4 subuh kami sudah dijemput oleh mas Ardy di Krui Mutun Walur Surf Camp, tempat kami menginap pada malam terakhir di Krui. Sengaja dijemput sepagi itu, karena kami harus menempuh 6 jam perjalanan dari Krui ke Bandar Lampung.
Pulau
Leebong. Pertama kali dengar nama tempat ini dari postingan mbak Rien tahun lalu,
saya langsung penasaran. Dalam bayangan saya kala itu, Pulau Leebong ini adalah
tempat yang pas untuk sekadar 'kabur' dari segala rutinitas. Gambaran tentang pulaunya
yang sunyi namun memiliki fasiltas lengkap membuat saya jatuh hati. Apalagi melihat
penampakan rumah pohonnya. Duh! Itu kan rumah impian masa kanak-kanak saya bangeeet.
Jadi begitu diajakin untuk liburan di Pulau Leebong, tanpa pake mikir saya langsung
ho-oh. Abis ho-oh baru nyadar cuti udah limited. Huahaha.. derita lu!
Mencoba
sesuatu yang baru selalu bikin exciting. Penasaran, dan juga pastinya bikin
deg-degan. Seperti Sabtu sore 22 Juli 2017 lalu, saya dan teman-teman Blogger
Kepri nyobain main Gokart di Marina Circuit Batam. Ini pengalaman pertama saya
main Gokart. Sumpah saya takut mau nyobain. TAKUT BANGET! Saya TAKUT KETAGIHAN!
Seperti yang sudah-sudah kalo saya nyoba sesuatu yang baru.
Memory is the
basis of every journey - Stephen King
Rindu.
Mungkin ini alasan paling tepat yang membuat saya langsung meng-iya-kan ajakan dari
mbak Rien untuk ngetrip bareng lagi ke Belitung. Setelah tahun lalu saya
berkunjung ke Belitung, dan membawa pulang banyak cerita untuk dituliskan. Saya
berharap, perjalanan ke Negeri Laskar Pelangi kali ini pun akan menyimpan
banyak cerita menarik.
adventurose.com - Penjor-penjor bekas perayaan Galungan masih terlihat menghiasi ruas jalan utama. Suasananya menggiring memori pada suatu tempat berjuluk Pulau Dewata. Suasana yang teramat khas. Nuansa Pulau Dewata. Nuansa ini memang langsung terasa sewaktu mobil yang kami naiki memasuki Bali Sadhar, sebuah desa di Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan, Lampung. Desa Bali Sadhar ini dihuni oleh para transmigran dari Bali, yang mengungsi ke Lampung pasca letusan Gunung Agung. Setelah puluhan tahun, akhirnya mereka memilih untuk menetap di Lampung. Berada di sini sejenak membuat saya lupa, bahwa saya masih berada di Lampung, bukan di Bali.
Sekitar 8 bulan lalu, di sebuah kedai mie Aceh paling hits di Bandar Lampung, 4 orang teman menebarkan 'racun' pada saya. Mereka adalah mas Yopie Pangkey (@yopiefranz), Fajrin Herris (@fajrinherrisgembel), Indra Pradya (@duniaindra), dan Teguh Prasetyo (@masteguh78). Mereka-mereka ini adalah para penggiat wisata di Lampung yang memang cukup aktif mempromosikan potensi yang ada di daerah tempat mereka bermastautin. Dan 'racun' yang mereka tebar malam itu bernama Pulau Pisang.
Model: Aries Pratama
Pesawat Garuda Indonesia yang membawa saya dari Batam mendarat mulus di landasan bandara Radin Inten II. Langit cerah menyambut kedatangan saya di Lampung siang itu. Bandara Radin Inten II sudah selesai berbenah. Terlihat megah dan lapang. Saya selalu suka cara Lampung menunjukkan ciri khasnya. Ukiran tapis, siger, atau gajah terlihat di mana-mana. Nah di bandara yang baru selesai direnovasi ini, saya sudah melihat ciri khas itu sejak pertama kali turun dari pesawat. Ada lukisan motif tapis pada tulisan Bandar Udara Radin Inten II. Welcome to Lampung!
Rabu sore, 27 Juli 2016. Rintik gerimis menyambut saya di
bandara Radin Intan, Lampung. Mbak Rien dari Jakarta, kak Rosanna dari
Balikpapan, dan Rian dari Jogja sudah menunggu saya di resto Branti Angkasa. Saatnya
untuk mencari Pokemon #kelilingLampung.
A nation's culture resides in the hearts and in the soul of its people - Mahatma Gandhi
Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 menit atau 22 km dari Blambangan Umpu, ibukota Kabupaten Way Kanan, akhirnya sampai juga di Gedung Batin. Jalan yang kami lewati sudah cukup baik. Baru setelah memasuki Desa Gedung Batin kami melewati jalanan berbatu dengan pohon-pohon karet yang berbaris rapi di sisi kanan dan kiri jalan.