Terpesona Air Terjun Lembah Anai

Wednesday, July 08, 2015


Jarak dari Padang ke Padang Panjang sekitar 72 km melewati jalan yang berkelok-kelok. Kalau tak terbiasa, mungkin akan merasa sport jantung berkali-kali. Andai perjalanan dilakukan pada pagi atau siang hari, pasti pemandangan sekitar akan tampak memukau. Sayang saya melewati jalan itu ketika hari sudah gelap. Ketika melewati Air Terjun Lembah Anai yang berada di tepi jalan pun saya sudah tidak bisa melihat ke-elokannya, kecuali suara deru air yang seolah ditumpahkan begitu saja dari atas bukit sana. Suaranya terdengar dekat sekali. 

Saya jadi makin penasaran dengan air terjun yang satu ini. Yang beberapa kali diberitakan meluap, hingga mengganggu kendaraan yang melintas di jalur itu. Air terjun Lembah Anai ini memang berada di tepi jalan raya lintas Padang-Bukittinggi, jadi wajar saja kalau airnya meluap pasti akan menggenangi jalan raya di depannya. Ngeri-ngeri sedap juga ya... 


***

Saking serunya ngobrol dan cerita-cerita seru ama Etin sampai jam 2 dini hari dan hampir kelewat sahur, paginya kami kesiangan. Rencana mau jalan sejak pagi, kami malah bablas tidur sampai jam 9. Hahaha maklum, stok bahan cerita udah numpuk selama 9 tahun. 

Dan pagi itu saya baru nyadar, kalo rumah Etin ini berada di antara dua gunung. Gunung Marapi di belakang rumah, dan di depan rumah ada Gunung Singgalang. Keluar dikit ke jalan raya, keliatan Gunung Tandikat, atau Gunung Tandikek kalau kata orang Minang. Huaaa.. saya suka! saya suka! Bukan saya aja yang suka, suami dan Lala juga paling suka ama suasana pegunungan begini. Maklum, di Batam tiap hari yang diliat laut siih... 

 View dari jalan raya depan rumah Etin

Pagi itu tujuan pertama kami adalah Air Terjun Lembah Anai. Bang Mus, suami Etin udah meminjamkan sepeda motor temannya untuk kami pakai. Aseeeek.. waktunya kita menikmati Kota Padang Panjang. 

Sepanjang perjalanan dari rumah Etin menuju Lembah Anai mata kami dimanja oleh eloknya pemandangan Ranah Minang. Subhanallah! Gunung-gunung dan bebukitan yang seolah ikut berkejaran meningkahi laju sepeda motor kami, jalan yang berkelok-kelok memacu adrenalin, dan sungai-sungai berair jernih yang terlihat menyegarkan di bawah sana. 

"Gimana tadi pemandangannya?" tanya Bang Mus sewaktu kami memarkir sepeda motor di depan lokat Air Terjun Lembah Anai.
"Asli! Cakep banget, bang..." saya mengacungkan 2 jempol.
"Nanti kita singgah ya buat foto-foto.." ajakan Bang Mus itu langsung kami sambut dengan semangat. 

 Selamat datang di Lembah Anai

Tiket masuk untuk menikmati Air terjun Lembah Anai ini cukup murah, hanya 3 ribu rupiah saja. Siang itu cukup banyak orang yang berkunjung dan menikmati pesona Air Terjun Lembah Anai. Penjual batu akik yang ada di kawasan ini pun ramai dikerubungi pengunjung. Rupanya demam batu akik pun sudah memasuki kawasan wisata ini. Sepertinya, batu akik sungai dare yang paling banyak dicari di Ranah Minang ini.


Penjual batu akik ramai dikerubungi pengunjung

Air terjun ini berlokasi di Desa Aia Mancua, Kecamatan X Koto (baca Sepuluh Koto), Kabupaten Tanah Datar. Berada tepat di tepi jalan raya yang menghubungkan Kota Padang dan Bukittinggi. Air terjun Lembah Anai ini berasal dari Gunung Singgalang. 

 Mengintip dari balik daun

Menurut bapak tukang parkir di kawasan ini, selain air terjun Lembah Anai yang ada di depan kami saat itu, masih ada dua air terjun lagi di kawasan ini. Tapi yang dua lagi letaknya tersembunyi di balik rimbunnya hutan. Kalau ingin menuju kesana perlu waktu sekitar 15 menit dari air terjun Lembah Anai ini. Sebenernya pengen juga sih ngeliat dua air terjun lainnya, tapi siang itu cukuplah bagi kami menikmati air terjun yang ini saja. Takut nanti gak tahan godaan trus khilaf minum airnya, hahahaha...  

 Pengunjungnya ramai

 Ini dia air terjun Lembah Anai

Finally.. i meet her

Dalam perjalanan balik, Bang Mus mengajak kami singgah di pinggir jalan. Tepat di sebelah deretan huruf berwarna orens yang membentuk kalimat KOTA PADANG PANJANG. Tak jauh dari situ ada sebuah gapura sebagai penanda telah memasuki wilayah Padang Panjang. 

 Kota Padang Panjang

Selamat datang di Padang Panjang, Kota Serambi Mekah

 Ngebayangin naik kereta lewat di jalur itu


Gapura batas wilayah Padang Panjang

You Might Also Like

15 komentar

  1. kyaaa... jd pengen pulkam mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi pengen ikut kalo Dian pulkam, hehehehe...

      Delete
  2. asik bener mbak dian, sepertinya harus masuk list daftar tempat yang harus dikunjungi nih hehehe :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener Diah... pokoke Ranah Minang kudu masuk daftar must visit place :)

      Delete
    2. Bener Diah... pokoke Ranah Minang kudu masuk daftar must visit place :)

      Delete
  3. Air terjun ini sebetulnya kecil ya mbak. Tapi bagus. Letaknya dipinggir jalan itu yang bikin lembah ini mudah dicapai. AKu dulu cuma foto2 dari Jembatan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak.. Ini salah satu air terjun yang paling enak dicapai karena ada di pinggir jalan.. Biasanya kalo mau ke air terjun kan kudu naik turun bukit dulu masuk hutan :D

      Delete
  4. masih duduk manis, menahan nafas, membaca postingan selanjutnya. masih aman, tidak terlalu iri karena di aceh juga ada :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. *sodorin kopi dan camilan buat nemenin duduk manis di pojokan... :D

      Delete
  5. Kemaren cuma numpang lewat doang~ enggak berhenti~ hiks, padahal pengen narsis di depan air terjun :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo mau moto dari mobil juga susah ya.. Soalnya biasanya mobilnya laju-laju :D

      Delete
  6. Seger skali jadi pingin nyemplung. Batu akik ini memang fenomenal sekali. Ada nggak ya batu akik buat cincin biar waktu ngetik menghasilkan tulisan yang keren kayak tulisan e sampeyan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak.. batu akik emang fenomenal banget... Aku jadi penasaran, kira-kira ada gak ya batu yang seperti sampean maksud itu, hehehehe...

      Delete
  7. Biaya masuknya murah banget. Belum pernah ke Padang, jadi pengeeeennn... :D

    ReplyDelete
  8. Gunung, bukit dan sungai di Bukittinggi, seperti bait dalam puisi. Tersimpan rapat untuk dikenang, takkan terlupakan, senantiasa terbayang.

    ReplyDelete