Menikmati Batam dari atas Jembatan

Saturday, September 20, 2014


One's destination is never a place, but a new way of seeing things - Henry Miller

Melihat postingan di blog mbakHanna tentang GA Jalan-jalan Modal 100K yang diselenggarakan oleh Blog JalanJalan, saya langsung terprovokasi juga. Begitu membaca tulisan "MODAL 100K MAU KE MANA?" yang ada di banner lomba itu, saya langsung pengen buru-buru menjawab... Ada banyak tempat yang bisa saya datangi dengan modal tak lebih dari 100 ribu rupiah.

Jalan-jalan bersama keluarga, gak harus jauh dan mengeluarkan biaya besar. Kalau kita jeli, di sekitar tempat tinggal kita pasti banyak tempat untuk menikmati hari libur bersama keluarga. Yang penting bisa refreshing dan menikmati kebersamaan. Seperti perjalanan kami beberapa minggu yang lalu.

Pagi di Jembatan Barelang

Hari masih pagi ketika kami (saya, suami, Lala, dan adik bungsu saya) berangkat dari rumah. Pagi-pagi begini adalah waktu yang paling tepat menurut saya untuk jalan-jalan ke Jembatan Barelang. Kenapa saya bilang pagi-pagi begini adalah waktu yang paling tepat? Soalnya kalo udah agak siangan dikiit aja, Jembatan Barelang pasti sudah ramai oleh pengunjung.

Sekitar 20 menit kemudian, kami sudah sampai di Jembatan 1 Barelang. Sedikit takjub melihat perubahan pada kawasan Jembatan 1 Barelang ini. Plaza terbukanya sudah rampung. Sekarang sudah ada area parkir untuk kendaraan bermotor, sehingga pengunjung yang membawa motor atau mobil tidak bisa lagi senaknya parkir di tengah-tengah jembatan. Tak jauh dari area parkir juga ada taman yang dilengkapi dengan shelter dan bangku-bangku beton. Sebuah toilet umum yang masih tampak baru juga melengkapi kawasan ini.  Ada juga photo corner bertuliskan Barelang Bridge.


Bagi wisatawan yang berkunjung ke Batam, rasanya belum afdal kunjungannya kalau belum berfoto dengan latar Jembatan Barelang, yang merupakan ikonnya Kota Batam ini. Jembatan Barelang dibangun pada tahun 1992 dan selesai pada tahun 1998 atas ide dari Bapak BJ. Habibie yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi. Kabarnya, pembangunan jembatan ini menghabiskan dana sekitar 400 miliar rupiah. Tapi rasanya biaya yang dihabiskan ini cukup sebanding jika dilihat dari hasilnya. Jembatan ini memang tampak mengagumkan. Kalau dilihat sekilas sih penampakannya mirip ama Golden Gate nya San Fransisco. 

Golden Gate. Gambar pinjem dari sini

Jembatan Barelang ini terdiri atas 6 jembatan yang menghubungkan Batam dengan enam pulau lainnya, yaitu Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Setoko, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru. Sementara nama Barelang diambil dari nama tiga pulau besar yang dilewati oleh jembatan ini, yaitu: BAtam, REmpang, dan gaLANG.
Suami membeli 2 tusuk udang goreng tepung yang memang banyak dijajakan di kawasan ini. Harganya Rp 10.000 per tusuk. Dalam 1 tusuk, ada 5 udang goreng tepung yang besar-besar. Selain udang goreng tepung yang ditusuk seperti sate, ada juga peyek udang, dan kepiting goreng bumbu. Tapi pagi itu kami hanya membeli 2 tusuk sate udang goreng tepung. Enak banget rasanya duduk-duduk di bangku taman menikmati pemandangan dari atas jembatan sambil ngemil sate udang. Apalagi cuaca pagi itu sedikit mendung, sehingga suasananya lebih terasa adem. Untuk minumnya, kami sengaja bawa dari rumah. Ini adalah salah satu cara kami untuk meminimalisir budget jalan-jalan, hehehe...

Pantai Sembulang
Setelah puas menikmati suasana di Jembatan 1 Barelang, kami melanjutkan perjalanan. Tujuan kami selanjutnya adalah pantai yang ada di ujung Jalan Trans Barelang ini. 
Pagi itu jalanan cukup lengang. Hanya ada satu dua kendaraan yang melintas. Satu persatu jembatan kami lewati. Sampai akhirnya kami tiba di sebuah pertigaan. Kalau terus, kami akan sampai di Pulau Galang. Tapi kami memilih belok ke kiri, ke arah Sembulang. 
Sebelumnya kami gak ada rencana untuk mampir di Sembulang, tapi sewaktu lewat di pertigaan tadi, tiba-tiba saja kami ingin jalan-jalan dulu di Sembulang. Perjalanan menuju Sembulang masih cukup jauh. Dari pertigaan tempat kami belok tadi, jaraknya masih sekitar 10 km lagi. 

Sembulang adalah ibukota Kecamatan Galang. Meskipun statusnya sebagai ibukota kecamatan, tapi daerah Sembulang ini sepi banget... Kami berjalan ke arah pelantar. Sebuah bus DAMRI terlihat sedang menunggu penumpang. Bus DAMRI ini adalah satu-satunya angkutan umum yang mencapai kawasan ini. Hanya ada satu trayek, yaitu Jodoh-Sembulang.

Kami berjalan di atas pelantar. Suasana di sini tak kalah sepinya dengan di perkampungan yang kami lewati tadi. Kami hanya melihat sebuah kapal puskesmas laut yang bersandar di dermaga. 


Di Sembulang ada sebuah pantai wisata yang masih perawan. Pasirnya berwarna kuning kecoklatan. Di tepi pantainya, berbaris rapi pohon-pohon kelapa. Rumah-rumah penduduk berbentuk panggung semakin menambah kental nuansa khas kampung nelayannya. 


Kami tidak berlama-lama di sini. Setelah puas melihat-lihat dan mengambil beberapa foto, kami pun melanjutkan perjalanan.
Pantai Galang Mas di Ujung Barelang
Akhirnya sampai juga kami di Pantai Galang Mas, atau yang lebih popular sebagai Pantai Ujung Barelang. Karena letaknya yang memang berada di Ujung Pulau Galang. Jaraknya sekitar 100 km dari pusat Kota Batam. 


Tiket masuk ke Pantai Galang Mas ini adalah Rp 5.000 per orang dewasa, untuk anak-anak gratis. Jadi kami membayar Rp 15.000 plus Rp 2.000 untuk parkir kendaraan.
Pantai Galang Mas ini sudah dilengkapi dengan fasilitas seperti gazebo, warung, dan barbeque pit. Di sini juga terdapat ayunan dan hammock yang bisa digunakan pengunjung untuk bersantai. Si Lala seneng banget main ayunan di situ...

Kami langsung menuju ke gazebo yang letaknya paling menjorok ke laut. Tidak terlalu ramai. Hanya ada dua orang yang sedang memancing. Angin yang bertiup sepoi-sepoi dan cuaca yang sedang mendung membuat kami betah duduk berlama-lama di situ.
Hingga tak terasa, waktu sudah lewat tengah hari. Cuacanya beneran enak buat dipake bermalas-malasan kayak gini.. Enjoy the art of doing nothing :) Setelah menunaikan sholat dhuhur di mushola yang ada di pantai ini, kami pun beranjak pulang.

Menuju gazebo
Rumah Makan Top Markotop yang Emang NgeTOP!
Dalam perjalanan pulang kami memutuskan untuk mampir di rumah makan Top Markotop yang ada di Mega Legenda Blok B3-21, Batam Center. Warung yang menyediakan makanan khas Surabaya ini adalah langganan kami. Rasa makanan yang ada di sini cukup bisa mengobati kerinduan kami akan kampung halaman tercinta.. :)

Mulai dari tahu campur, lontong balap, rawon, tahu tektek, soto ayam, gado-gado, sampai krengsengan ada di sini. Dan sesuai dengan namanya, rasa makanan di sini emang TOP MARKOTOP!
Suami memesan tahu campur, dan adik saya memesan lontong balap. Sementara saya memesan 1 porsi soto ayam untuk dimakan berdua dengan Lala. Minumnya suami memesan teh o alias eh manis hangat dengan sedikit gula, dan adik saya memesan teh obeng alias es teh. Saya sih lebih suka minum air putih hangat, selain lebih sehat, air putih hangat ini juga gratis, hehehehe....  



Total kerusakan yang harus kami bayar di warung Top Markotop ini adalah Rp 53.000
Alhamdulillah... Perut kenyang, hati senang. Sekarang, mari kita pulang....
Total pengeluaran kami untuk jalan-jalan hari ini adalah :
  • Sate udang goreng tepung = Rp 20.000
  • Tiket masuk Pantai Galang Mas +parkir = Rp 17.000
  • Lunch di warung Top Markotop  = Rp 53.000

Total = Rp 90.000

See.., jalan-jalan menikmati hari libur bersama keluarga gak perlu mahal kan? Yang penting semua hepi...
 


You Might Also Like

3 komentar

  1. aarkkkk...kok ada lontong balap n tahu campur juga???di mega legenda???sering kesitu kalau mau ke rumah bulek di duta mas...oke,kalo pulang ke batam,cariiiiiiiii....^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, lumayan sebagai obat kangen kampung halaman...
      Rasanya juga Top markotop kok...

      Delete
  2. Hehehee.. kalo gitu masak sendiri laaah.... :)

    ReplyDelete