KL & Thailand Trip | 4. Kutemukan Damai di Khong Phra Song

Thursday, July 22, 2010


Kami berjalan kaki menuju rumah Pak Robert. Menurut cerita Pak Robert, penduduk di desa itu semuanya masih ada hubungan keluarga. Jadi semua saling kenal. Rumah Pak Robert adalah sebuah rumah panggung berwarna coklat yang cukup besar. Setelah meletakkan tas, kami langsung turun dan berkenalan dengan keluarga Pak Robert yang lain. Karena besok adalah hari raya Idul Adha, jadi malam ini para ibu2 mulai sibuk memasak. Keluarga besar Pak Robert jarang yang bisa berbahasa Inggris, jadi kami berkomunikasi menggunakan bahasa universal, yaitu bahasa isyarat  Pak Robert lah yang menjadi penerjemah bahasa diantara kami.

Kemudian Pak Robert mengajak aku dan Oke mengunjungi saudara2nya yang lain. Kirain Pak Robert ngajak kita jalan kaki, taunya dia ngajak kita naik motor. 1 motor dinaikin kita ber-4, karena salah satu anak Pak Robert pengen ikutan juga. Gila, kuat juga ya itu motor ngangkut kita ber-4. Padahal cuma motor jenis matic

Kami kembali lagi ke rumah Pak Robert, dan ternyata hidangan makan malam sudah tersaji. Ada cincang, sayur sop, dan ikan pindang goreng. Alhamdulillah… udah dapet nginep gratis untuk malam ini, masih ditambah dengan makan malam gratis pula… Bener2 rejeki buat kami berdua ini namanya. Malam itu kami lewati dengan berbincang dan bercanda dengan keluarga Pak Robert. Suasana kekeluargaan yang ditawarkan keluarga besar Pak Robert membuat kami merasa betah tinggal disana. Padahal baru sekali ini kita bertemu. Semua hanya gara2 kita seiman… Indahnya persaudaraan dalam Islam. Kami serasa menjadi bagian dalam keluarga besar itu.


Esoknya, pagi2 sekali aku dan Oke sudah selesai mandi. Walaupun kami berdua gak ikutan sholat Id, tapi kami gak mau melewatkan kesempatan menikmati suasana pagi di desa itu. Suasananya bener2 gak asing buat aku. 


Kami bener2 dimanja di sini. Baru pulang dari jalan2 pagi, diatas bale2 sudah terhidang panganan untuk sarapan. Dan yang membuat kami surprise, panganan yang dihidangkan itu bener2 gak asing buat kami, ada getas, koci2, lemet dan pudding hungkwe. Bener2 serasa di kampong sendiri kalo kaya gini… Jadilah pagi itu, kami berdua bernostalgia menikmati aneka jajanan yang udah jarang kami temui semenjak kami tinggal di Batam. 


Kami berada ribuan kilo jauhnya dari kampong halaman, tapi apa yang tersaji di hadapan kami, mulai dari suasananya, keramahan penduduknya, sampai makanan2nya, membuat kami serasa berada di tengah2 keluarga kami tercinta.. 

Karena kami berdua emang lagi gak sholat, Pak Robert berbaik hati meminjamkan sepeda motornya sehingga aku dan Oke bisa keliling2 kampung. Asiiikk… Maka mulailah kami berkeliling menikmati suasana Khong Phra Song.

Hamparan sawah, rumah2 penduduk, jalanan desa, semua mengingatkan aku pada suasana kampung2 di Jawa… Lagipula, wajah2 mereka gak beda ama wajah2 orang Indonesia, pantes aja kalo dari kemaren guide dari Barracuda’s Tour ngira kita orang Thailand juga.


Sudah lebih dari 1 jam kami berkeliling, orang2 yang melaksanakan sholat Id juga sudah selesai. Berarti sudah waktunya juga kami kembali ke rumah Pak Robert. Gak beda ama suasana lebaran di Indonesia, selepas sholat Id, mereka saling bersalaman kemudian menuju rumah orang yang lebih tua untuk menikmati hidangan bersama2. 




Lagi2 kami merasa menjadi bagian dari keluarga besar ini. kami berdua diajak sekalian makan bersama2 keluarga besar Pak Robert. Pak Robert memperkenalkan kami sebagai 2 orang tamu dari Indonesia, seketika itu pula, nama kami berubah menjadi Oge dan Dyan… maksudnya mereka mau bilang Oke dan Dian, tapi karena pengucapan mereka akhirnya nama kita jadi kedengeran aneh… Oge and Dyan. Hehehe…

Opor ayam, cincang dan ikan pindang goreng sudah tersaji diatas bale2. Disini, opor ayam merupakan hidangan yang istimewa, karena hanya disajikan 2 kali dalam setahun, yaitu pada saat Idul Fitri dan Idul Adha saja. Jadi beruntung banget kan, kita berdua bisa menikmati hidangan istimewa mereka. Selain opor ayam, masih ada tape ketan dan wajik, yang juga hanya disajikan pada waktu lebaran aja. Alhamdulillah…. Nikmatnya…




Rasanya masih ingin lebih lama lagi menikmati kebersamaan dan kehangatan di tengah2 mereka, tapi mau gimana lagi, kami harus balik lagi ke Krabi, karena kemarin kami sudah beli tiket untuk balik ke Hatyai. Ada rasa haru waktu kami bersalaman dengan mereka, kami baru saja saling kenal, tapi rasanya udah deket banget… Bener2 pengalaman yang gak ternilai buat kami berdua, bisa merasakan langsung suasana kekeluargaan di salah satu moslem village di Thailand. Alhamdulillah ya Allah…





bersambung....

You Might Also Like

0 komentar