[Jelajah Pulau] Dari Balik Jendela

Wednesday, June 18, 2008


Dari balik jendela kelas itu seorang gadis kecil  menyapaku.
“Maaf Kak, nama kakak siapa..?!” gadis itu bertanya malu.
“Dian. Nama kamu siapa..?!” balasku.
“Nama saya Putri Kak. Kak, ini ada lomba apa..?!” Tanya nya lagi.
“Lomba mengarang” jawabku singkat.
“Masih boleh ikut gak Kak..?! saya pengen ikut. Tapi saya terlambat datang Kak..” kata gadis itu.
“Bentar ya Kakak Tanya dulu ama panitia nya” jawabku kemudian.

Aku mencoba menanyakan ke mbak Lina, ternyata masih bisa kalau mau ikutan lomba mengarang.
Aku bergegas menemui gadis kecil yang masih tetap berdiri di balik jendela  dan menyampaikan berita itu. Dengan malu² dia memasuki ruangan tempat diselenggarakannya lomba mengarang.
Udara yang panas membuat aku lebih memilih berada di ruang kelas, sekalian mengabadikan apa saja yang menurutku menarik di sini.  Yah…, berada di sini, membuat aku serasa bernostalgia… jadi teringat masa² aku duduk di bangku SD dulu. Bangku sekolah, kertas² bertuliskan jadwal piket, jadwal pelajaran dsb serta keceriaan anak² itu benar² membuatku teringat akan masa kanak²ku.  Masa lalu yang teramat manis…
Setelah lomba mengarang selesai, kami semua menuju pantai untuk meneruskan games² yang lain. Sepanjang jalan aku tak bisa lepas membidikkan kameraku. Banyak sekali hal² menarik di Pulau Akar ini. Mulai dari masjidnya yang berwarna seperti masjid di Pulau Penyengat, sampai dengan pohon sawo dan nanas yang tumbuh dengan suburnya di sana..

 Masjid Nurul Bahari di Pulau Akar

mangrove

 Rumah nelayan di Pulau Akar
Tiba² seseorang berlari menghampiriku.
“Kakak..! Makasih ya kak…” ternyata si Putri yang mengejarku
“Makasih buat apa Put…?!?!”
“Itu tadi… karena kakak saya jadi bisa ikut lomba…”
“Ooh.. itu…, gimana tadi mengarangnya…?!”
“Udah Kak.., saya bikin 2 karangan tadi..”
“Oiya…?!?! Putri suka nulis ya…?!?!”
“Cuma iseng Kak….”
 
Dari percakapan itu kemudian mengalirlah cerita dari seorang gadis kecil bernama Putri. Dia masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Untuk menuju sekolahnya yang berada di Pulau Panjang, Putri dan teman²nya harus menggunakan pompong. Dan apabila turun hujan terpal di pompong yang sudah robek² itu dibentangkan. Sehingga sampai di sekolah mereka tetap basah kuyup. 

Biasanya aku hanya membaca cerita² seperti ini dari novel. Tapi kali ini aku mendengar langsung dari pengalaman seorang gadis kecil bernama Putri.
Perjuangan anak² kampung nelayan itu untuk menuntut ilmu benar² membuat aku terharu. Untuk menuntut ilmu saja mereka harus bersusah payah, terombang-ambing di dalam pompong selama kurang lebih 30 menit, belum lagi kalau hujan mereka harus rela sampai di sekolah dalam keadaan basah kuyup. Dengan keadaan yg seperti itu mereka masih tetap semangat untuk menuntut ilmu. Jadi inget cerita dalam novel Laskar Pelangi..
Sesampai di pantai aku benar² terhibur melihat keceriaan anak² itu. Mereka berenang², tertawa dan bercanda seolah tak ada beban.. Masa kanak² adalah masa yang paling indah ya...


Melihat keceriaan mereka, aku jadi teringat lagi cerita Putri tadi. Di balik tawa dan canda mereka tersimpan semangat yang tinggi untuk terus bersekolah. Kita yang dimanja oleh fasilitas aja kadang² masih suka bolos sekolah kan..?!
Setelah ishoma panitia mengumumkan hasil lomba tadi. Aku tersenyum bahagia waktu pemenang lomba mengarang diumumkan. Ternyata Putri mendapat juara 1 untuk lomba puisi dan mengarang. Sambil membawa bungkusan hadiah Putri menghampiriku dan sekali lagi mengucapkan terimakasih.

Selamat ya Put… Kakak ikut senang. Teruskan bakatmu. Ceritakan semua yang kau alami kedalam  sebuah tulisan. Biarkan seisi dunia ini ikut merasakan apa yang kau rasakan.

 aku dan Putri
taken from journey to Pulau Akar (15 June 2008)

You Might Also Like

3 komentar

  1. Sy kagum dgn semangat putri... mengingatkan sy betapa banyak yg telah Allah berikan pd sy...alhamdulillah..

    ReplyDelete
  2. iya mbak.... kadang dg nikmat yg udah ada aja kita masih blm bisa bersyukur (",)

    ReplyDelete